FYI.

This story is over 5 years old.

Lebaran

Kami Menyusun Peringkat Kue Lebaran Paling Enak

Spoiler: Kastengel pasti masuk dalam daftar ini.
Foto kastengel dan putri salju via Wikimedia Commons.

Kalau ditanya “lebaran atau enggak?” pasti saya jawab, “iya”. Walau di e-KTP emang enggak tertera sebagai Muslim, tapi saya mah pasti hadir kalau urusan merayakan Lebaran. Lahir dan besar di keluarga yang sangat beragam—dari yang Katolik, Kristen, Islam hingga Atheis semua ada, kami biasa guyub berkumpul di salah satu rumah keluarga lalu bikin acara makan-makan saat hari raya besar tiba. Di momen Lebaran, kami biasanya singgah di rumah keluarga di Jakarta. Di sana, pasti sudah ada deretan kue Lebaran untuk dicemil-cemil sembari ngobrol.

Iklan

Tak cuma bersama keluarga, saya bersama Bapak dan Ibu kerap berkeliling ke rumah para tetangga untuk bersilaturahmi. Di momen ini, selain heboh bersalaman, biasanya tetangga juga heboh menawarkan makanan. Macam-macam pula rupanya. Kadang nawarin kupat tahu, kadang nawarin opor ayam, atau disuruh ngabisin kue Lebaran yang terpampang nyata di meja tamu. Mantap.

Kalau diperhatiin, sebenarnya cemilan Lebaran itu enggak neko-neko. Nggak selalu beda dari tahun ke tahun. Percayalah, kalau soal makanan, saya ini sungguh pengamat ulung. Dari sekian pertemuan keluarga saat Lebaran, ada setidaknya lima cemilan Lebaran yang kalau dilihat-lihat selalu muncul di setiap acara keluarga.

Seperti inilah daftarnya:

Lidah Kucing, kukis pipih dan biasa aja

Dengan penampilan ter-standar, lidah kucing ikut hadir dalam tiap toples Lebaran keluarga. Tak jarang, kue lidah kucing juga turut mengisi bingkisan parsel untuk dibagikan ke kerabat terdekat. Namun, maaf-maaf nih ya, menurut saya, kue lidah kucing ini kok standar banget sih kayak less effort aja kalau dibandingin sama empat kue teratas lainnya:( maap ya gaes:(

Dari segi rasa pun kurasa dia enggak banyak memberi warna di perayaan Lebaran. Jika kita coba bandingkan dengan kukis lain, rasanya lidah kucing cuma manis udah gitu aja. Ya gurih-gurih dikit karena berbahan dasar mentega. Tampilannya pun bisa dibilang biasa saja. Sejalan sih dengan nilai kesederhanaan dalam merayakan Lebaran gitu kan, tapi menurut saya sih kurang nendang kalau dibanding kukis lainnya. Selain itu, kue lidah kucing ini cukup mudah melempem yah. Anyep gitu istilahnya. Kalau kelamaan dibiarkan, kukis satu ini tidak serenyah saat pertama kali dibuka. Huhu.

Iklan

Kalau menurut saya (lagi) sih, walau lidah kucing hampir selalu muncul di tiap Lebaran, saya pribadi menilai (cie menilai) kalau kukis satu ini sesungguhnya ada dan tiada; kalau ada ya monggo dimakan, kalau pun tidak ada yah enggak apa-apa.

It’s okay, kue lidah kucing. Try harder next time.

Kuping Gajah, enggak mirip kuping gajah

Renyah. Udah gitu aja komentarnya.

Walau dari segi penampilan terlihat menarik dan harganya tidak semahal kukis lain, kuping gajah ini yang paling ‘biasa’. Mari coba kita dedah sedikit yah. Dari segi rasa, kuping gajah enggak spesial-spesial amat. Menang renyah aja. Tapi… yang menarik dari kuping gajah dan membuatnya layak berada di posisi keempat dan bukan kelima adalah kuping gajah ini seru banget buat dicemilin sembari ngobrol, curhat, atau nonton film lebaran bareng keluarga. Enggak cuma itu, kuping gajah juga bisa dikunyah untuk menghalau ngantuk waktu nyetir pas mudik Lebaran.

Jadi, walau rasanya biasa banget dan cuma menang tampang aja, kuping gajah ini cukup fungsional untuk menemani kawan sekalian dalam suka maupun bosan, dalam melek maupun ngantuk.

Nastar, kue isi pasta nanas

Berbeda dengan kukis lain, nastar diolah dengan isian pasta nanas manis. Kalau digigit, kombinasi manisnya lelehan pasta nanas dan gurihnya keju menyatu begitu sempurna uh~

Namun kalau dibandingkan dengan kastengel, tetap saja nastar masih agak kalah. Sebab, kadang rasa pasta nanas terlampau manis sampai-sampai gurih kejunya jadi enggak terasa gara-gara ketutupan rasa manis. Namun, kelebihan nastar di sisi lain adalah cara makannya yang enggak repot. Bentuknya yang bulat dan tidak terlalu besar, sehingga bisa langsung dilahap dalam sekali suap. Bapak dan Ibu saya termasuk penggemar nastar kelas berat. Pernah satu kali kami coba bikin nastar di dapur sendiri, tapi malah gosong lantaran keasyikan ngaduk adonan sampai lupa lagi manggang kue di dalam oven. *nangis*

Iklan

Sebab gagal bikin sendiri, maka kami memutuskan untuk beli di toko kue langganan ketimbang harus menghabiskan Lebaran tanpa nastar. Dengan ini, saya mendapuk nastar sebagai kukis terbaik kedua yang rutin hadir di tiap perayaan Lebaran bersama keluarga dan tetangga.

Putri Salju, kue berbalut gula bubuk

Kue putri salju ini, kalau dari segi penampilan ya, terlihat menarik. Bentuknya umumnya seperti bulan sabit. Lalu, kue ini dipercantik dengan baluran gula bubuk putih; membuat kue ini tampak unggul kalau dibandingkan dengan penampilan kukis lainnya. Kalau dijejerin bareng kukis lainnya, pasti kue putri salju yang dilirik duluan dan toplesnya yang dibuka pertama kali.

Nah, tapi sayangnya kue putri salju hanya bisa menduduki di posisi ketiga. Pasalnya, olahan kue putri salju kurang ‘keju’ kalau dibandingkan kukis lainnya. Walau beberapa versi kue putri salju menggunakan keju, sebagian besar lebih sering menggunakan kacang mede, sehingga rasanya gurih-manis khas kacang dan taburan gula. Kombinasi gurih keju dan baluran gula bubuk yang super manis menurut saya kurang match kitu.

Hal lain yang membuat kue putri salju tak bisa menduduki posisi dua terbaik adalah makannya repot cuy:( Jadi, berhubung gula bubuk itu saking halusnya mudah ketiup angin dan berantakan, makan kue putri salju pun berpotensi mengotori pakaian dan belepotan sebab gulanya nempel di mana-mana. Kalau dari segi rasa sih cukup oke, cuma kalo repot makannya males ah.

Iklan

Bagaimana pun, menurut saya kue putri salju tetap mantap untuk muncul di perayaan Lebaran. Apalagi untuk anak-anak, sepupu atau ponakan yang masih kicik-kicik, kue putri salju pastilah jadi makanan favorit mereka sebab seru makannya sambil belepotan gula bubuk di sana-sini. Xixixi.

Kastengel, kue keju dari Belanda

Wah ini nih. Tiap kali kunjungan silaturahmi ke tetangga dan keluarga, pasti ada satu toples berisi penuh kue dengan taburan keju di atasnya. Kalau dibuka, harumnya pasti tercium dan sungguh menggugah. Kue apakah yang dimaksud? Ya… kastengel. Tepat sekali.

Kukis yang gurih keju ini kerap hadir di meja tamu keluarga sekalian saat Lebaran. Dengan parutan keju di atasnya, kastengel memiliki tekstur yang begitu renyah dan seketika hancur di lidah (asli, nulisnya aja bikin awak ngebayangin sambil ngiler). Sebagai pecinta keju yang fanatik--bahkan bisa disebut radikal, kastengel menjadi pilihan kukis terbaik untuk dihadirkan saat Lebaran. Saya rasa, tiada satu pun kukis di dunia ini yang nikmatnya menyaingi kastengel.

Serunya lagi, makan kue kastengel enggak pernah ngerepotin. Teksturnya yang tangguh di luar tapi lembut di dalam bikin kastengel enggak gampang rontok (ya ada sih rontok dikit-dikit tapi masih bisa ditadahin pake tangan). Sungguh, Lebaranku indah jika ada kastengel di hadapanku.

Skor: hampir sempurna. Inilah kue terbaik yang harus ada di setiap meja mereka yang merayakan Idul Fitri.