WTF

Polisi Menyamar Jadi Patung Cuma Buat Menilang Pengendara Bandel

Polisi di Sidoarjo sudah repot bikin patung lalu lintas, tapi masyarakat masih aja bandel. Ya udah deh, polisinya cosplay sekalian jadi patung biar pada kaget.
Polisi Menyamar Jadi Patung Buat Menilang di Sidoarjo
Ilustrasi oleh Yasmin Hutasuhut

Video viral ini akan membuat kita membayangkan betapa capeknya pekerjaan polisi lalu lintas untuk bikin aturan tetap tegak di jalanan. Demi bikin kapok pemotor yang suka melawan arus, polisi lalu lintas di Sidoarjo, Jawa Timur ini rela cosplay jadi patung polisi.

Semua berawal dari keresahan polantas kepada jalan Letjen Sutoyo di bawah jembatan layang Waru, Kabupaten Sidoarjo. Perempatan itu populer sebagai lokasi kecelakaan dan kemacetan akibat banyaknya pelanggaran lalu lintas yang terjadi. Untuk menekan pelanggaran, polisi lantas memasang beton penghalang untuk memaksa para pengendara motor tidak lagi nekat melawan arah.

Iklan

Hasilnya surem: pengendara yang bodo amat dengan beton penghalang tetap bermanuver melawan arus. Kebijakan beton penghalang kalah, spirit YOLO pengendara bandel Sidoarjo menang.

Dikutip dari Jawa Pos, Kasatlantas Polresta Sidoarjo Kompol Fahrian Saleh Siregar heran mengapa beton penghalang yang dipasang permanen masih gagal menertibkan pengendara. “Kok, ya, jek nekat saja,” keluhnya dalam logat surabayaan.

Polantas dipaksa memikirkan solusi lain. Merasa pemaksaan secara baik-baik tidak mempan, polantas memutuskan pakai tindakan preventif yang sebenarnya biasa, tapi kemudian berakhir luar biasa.

Memanfaatkan prinsip “pengendara bandel tidak takut mati, mereka hanya takut ditilang”, polantas membuat action figure alias patung polisi untuk ditempatkan di sebelah barat lampu merah Jalan Letjen Sutoyo.

Patung ini sekilas mirip sekali dengan polisi asli. Ia memakai seragam polisi dan rompi hijau neon yang polantas banget. Si patung berdiri tegak dan gagah dalam lindungan helm putih dan masker.

“Maksudnya dipasang patung polisi agar masyarakat patuh. Masih ada masyarakat yang patuh jika ada polisi dan takut ditilang. Bukan karena kesadaran,” kata Kompol Fahrian Saleh lagi. Patung polisi dipasang dari pagi sampai sore, malamnya dicopot karena dianggap tidak kelihatan karena gelap. Wah, padahal kan seru kalau tetap dipasang, jadi para pelanggar di malam hari baru akan menyadari ada “polisi” di sana ketika jarak patung sudah dekat. Seenggaknya mereka akan kaget dan memaki-maki sebentar.

Iklan

Patung polisi memberikan dampak meyakinkan di hari-hari awal pemasangan. Pengendara mendadak patuh. Namun, dampaknya hanya terasa kurang dari seminggu. Setelah tahu bahwa itu hanya patung, para pengendara kembali bandel dan melanggar.

Siapa yang sangka, perang melawan pelanggar membuat polantas muncul dengan ide brilian. Setelah menanamkan ide bahwa polisi di perempatan itu hanyalah patung, pada 15 Juni kemarin, salah seorang polisi menyamar menjadi patung dan berdiri di tempat patung itu berada. Prank ini mengincar para pelanggar bandel yang tidak menghargai eksistensi patung polisi sebelumnya.

Hasilnya bisa dilihat di video. Pengendara bandel terentak melihat apa yang mereka kira patung tiba-tiba bergerak dan menangkap basah aktivitas rebel yang sedang mereka lakukan. Para pelanggar tidak berkutik dan pasrah karena selain harus ditilang, mereka juga mendapatkan ceramah singkat dari polantas terkait pentingnya tertib lalu lintas. Plus divideoin dan viral pula.

Ada dua hal yang menurut saya kurang penting-penting amat tapi super menghibur dari video tersebut. Pertama, saat mendadak “hidup” dan mengagetkan pelanggar, polisi yang menyamar melakukan gerak-gerik mirip kepiting dan diakhiri gerakan robotik (Anda lihat saja sendiri! Sumpah, ngakak!). Kedua, polisi yang menyamar jadi patung itu ternyata dikasih make-up ala badut di balik maskernya.

Walau lucu dan menghibur sebagai tontonan, sebenarnya video ini menyisakan sisi sedih. Masak sih kita segitu bandelnya sama peraturan yang sebenarnya untuk kebaikan sendiri, sampai-sampai “memaksa” polisi melakukan aksi konyol.

Udahlah, Pak Pol, biar pada kapok, sekalian undang Pak Eko “Masuk Pak Eko” Cahyono dari Sabhara Porong sekalian buat patroli. Kalau ada yang melanggar, siap-siap dilempar pisau aja.