The VICE Guide to Right Now

Lelaki asal Aceh Rusak 15 Patung di Kuil Hindu Malaysia karena Dianggap Berhala

Sesudah merusak patung pakai pipa besi, pelaku malah tidur-tiduran di lapangan tak jauh dari kuil. Aksinya memicu kecaman warga Negeri Jiran.
Lelaki asal Aceh Rusak 15 Patung di Kuil Hindu Malaysia karena Dianggap Berhala
Ilustrasi patung peninggalan sejarah yang rusak [kiri] oleh SuvadipSanyal/Wikimedia Commons/lisensi CC 4.0; pelaku perusakan patung Hindu di Malaysia dari screenshot akun YouTube alie pameu.

Ulah warga negara Indonesia bernama Hendri menggegerkan penduduk Malaysia. Lelaki berusia 25 tahun, asal Desa Padang Kawa, Kabupaten Aceh Barat Daya itu merusak 15 patung dewa di Kuil Hindu Sri Maha Mariamman. Insiden yang menimpa kuil terkenal yang berlokasi di Lapangan Perdana, Kota Ipoh, Negara Bagian Perak itu terjadi pada Sabtu (17/8) pukul 01.15 waktu setempat.

Hendri menggunakan pipa besi sebagai alat perusakan patung. Hendri tak langsung kabur dari tempat kejadian perkara. Setelah melakukan aksinya itu, dia malah tidur-tiduran di lapangan yang berada 100 meter dari kuil. Warga yang melihat lantas melapor ke penjaga kuil, diteruskan ke Polisi Diraja Malaysia. Tak sampai satu jam setelah beraksi, Hendri sudah dicokok polisi bersama barang bukti pipa besi.

Iklan

Kepada aparat, Hendri mengaku motifnya merusak karena patung-patung Hindu itu dia anggap berhala. Tidak ada informasi agama apa yang dianut Hendri.

"Menurut informasi, tim polisi menangkap seorang pria Indonesia di depan umum dengan perampokan dan menyita sepotong pipa yang digunakan oleh tersangka untuk mematahkan sebuah patung di kuil," kata Wakil Kepala Kepolisian Perak Datuk Lim Hong Shuan, dilansir Hetanews. Media kemudian mengonfirmasi ke kuil bahwa patung yang dirusak berjumlah lima belas.

Perusakan patung ini menjadi serangan pertama ke kuil umat Hindu India-Malaysia yang sudah berdiri sejak 90 tahun lalu. Kerugian yang ditimbulkan akibat tindakan Hendri mencapai 80 ribu Ringgit Malaysia atau setara Rp272 juta.

Kelakuan Hendri lantas tersiar hingga kampung halamannya. “Keluarganya sudah tahu dan mereka sangat kaget dan sedih pasca mendapatkan kabar tersebut,” kata Petugas Pengamanan Tertutup Wakil Bupati Aceh Barat Daya Nyan In alias Cut Lot.

Sementara Camat Tangan-tangan, Jasmadi, mengaku prihatin. Dia berharap Hendri tidak dihukum berat. Alasannya Hendri yang menurutnya pendiam dan baik tampaknya sedang dalam kondisi yang tidak lazim.

"Ekonomi keluarganya sangat pas-pasan, jadi sangat tidak mungkin dia pergi ke [Malaysia] mencari masalah seperti ini. Saya yakin beliau pasti ada mengalami keanehan, terlebih sudah berpisah dengan ayahnya [yang meninggal sejak Hendri berumur dua tahun-red]," kata Jasmadi, masih dari Hetanews. Melihat perilaku Hendri yang tidak lari apalagi membuang barang bukti, tampaknya dugaan pak camat layak dipertimbangkan.

Di Malaysia, isu agama dan etnis sedang menjadi isu sensitif. Pekan lalu, pendakwah asal India Zakir Naik terancam dideportasi dan dilarang bicara di Malaysia. Ceramahnya menyinggung orang Hindu India-Malaysia dan orang Tionghoa memancing kemarahan masyarakat setempat.

Atas kasus Hendri, pendeta kuil Sri Maha Mariamman T.S. Thanabalan menyeru umat Hindu Malaysia tetap tenang. "Semua ras dan umat beragama di Ipoh ini bersatu, tak terpecah belah. Kami meminta umat Hindu untuk menahan diri, serahkan kasus ini kepada polisi," katanya, dilansir Suara.