Kesehatan Tubuh

Jangan Malu Konsultasi ke Dokter Kalau Merasa Pantatmu Bermasalah

Enyahkan rasa malu demi kesehatan kalian sendiri. Soalnya, ada banyak risiko kesehatan kalau kalian menyepelekan rasa sakit atau keanehan di area bokong.
Jangan Malu Konsultasi ke Dokter Kalau Merasa Pantatmu Bermasalah, Bisa-Bisa Kamu Kena Kanker
Foto ilustrasi oleh Kai Zho/EyeEm via Getty Images 

Entah mengapa, sebagian besar orang terlalu segan membahas pantat. Kalian merasa ada yang aneh dengan bokong, tapi ogah berobat ke dokter karena alasan malu.

Sebagaimana dilansir CNN, penelitian terbaru menunjukkan kasus kanker anus semakin meningkat hingga tahap mengkhawatirkan dalam 15 tahun terakhir. Dalam studi yang diterbitkan di Journal of the National Cancer Institute, peneliti menemukan jenis kanker paling umum—karsinoma sel skuamosa—mengalami peningkatan 2,7 persen per tahun sepanjang 2001-2015.

Iklan

Sementara itu, tingkat kematian akibat kanker anus naik 3,1 persen setiap tahun dalam jangka waktu yang sama. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan perempuan kulit putih dan laki-laki kulit hitam memiliki risiko terkena kanker anus lebih tinggi. Menurut American Cancer Society, lelaki yang berhubungan seks dengan laki-laki, perempuan yang mengidap kanker serviks atau vulva, penderita HIV, dan orang yang pernah menjalani transplantasi organ juga berisiko tinggi.

Kedengarannya mungkin menyeramkan, tapi kanker anus masih bisa disembuhkan jika segera ditangani. WebMD menjelaskan deteksi dini dapat meningkatkan kelangsungan hidup penderita kanker anus hingga 70 persen. Itu berarti enyahkan rasa malu, dan mulailah berobat ke dokter. Stigma pantat sebagai bagian tubuh yang kotor membuat kita enggan mencari pertolongan medis untuk mencegah masalah yang lebih besar.

Wasir, herpes, atau kutil yang tidak diobati dapat membahayakan kesehatan. Kalian bisa kena kanker kalau didiamkan saja. Dokter sering menyaksikan hal lebih buruk dari pantatmu, jadi masih mau mementingkan malu?


Follow Harron Walker di Twitter .

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.