media sosial

Instagram Sadar Aplikasi Mereka Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental Anak Muda

Dokumen internal manajemen Facebook bocor ke media. Ditemukan data banyak pengguna alami problem depresi serta gangguan kecemasan akibat terlalu sering membuka IG.
Bos Instagram mengakui medsos bisa berdampak buruk pada kesehatan mental anak muda
Foto Brett Jordan for Unsplash

Apabila kalian merasa punya problem kesehatan mental, salah satu pemicunya tentu saja ada di hadapan kita selama ini: ponsel pintar. Kalian membaca artikel ini pun dari ponsel kan? Teknologi memberi kita informasi, sekaligus beban pikiran baru dalam berbagai bentuknya, khususnya akibat media sosial. Penelitian psikolog di berbagai negara telah membuktikan efek buruk medsos bagi kesehatan mental seseorang.

Iklan

Ternyata, efek samping negatif dari pemakaian medsos sebetulnya juga diketahui oleh para petinggi perusahaan teknologi yang menciptakan aplikasi tersebut. Facebook, perusahaan induk yang memiliki Instagram, termasuk yang sadar pada dampak buruk macam itu, seperti tercermin dari dokumen internal mereka yang bocor di media.

Laporan panjang dari Wall Street Journal mengungkap kajian internal Facebook yang dibuat Maret 2020, yang menyimpulkan pemakaian Instagram secara jangka panjang berperan pada kesehatan mental anak muda.

Dalam dokumen penelitian ini, Facebook menyatakan 32 persen responden dari demografi remaja perempuan menjadi tak percaya diri dengan bentuk tubuhnya akibat keseringan melihat influencer dan iklan di Instagram. Peneliti dari Facebook lantas menulis kesimpulan semacam ini: “perempuan muda cenderung membandingkan diri sendiri dengan apa yang mereka lihat di Instagram.”

Kecenderungan sama, meski persentasenya berbeda-beda, juga muncu di demografi serta usia pengguna selain remaja. Dokumen internal Facebook pada 2019, yang juga dikutip Wall Street Journal, malah mengakui bahwa “Aplikasi kita membuat satu dari tiga pengguna remaja perempuan tak percaya diri dengan tubuhnya.”

Data-data itu ternyata hanya disimpan untuk kajian internal, dan tidak disampaikan ke publik. Alhasil, saat dipanggil oleh Kongres Amerika Serikat pada Maret 2021 lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyebut pengalaman menggunakan sosmed bagi anak muda “secara umum berdampak positif.”

Kongres memanggil bos Facebook karena efek medsos bagi kesehatan anak muda disinyalir amat buruk. Saat senator Kathy Castor dari Florida menyitir data bahwa angka depresi dan gangguan kecemasan meningkat di kalangan pengguna Instagram, Zuckerberg mengaku “belum membaca penelitian semacam itu.”

Sayangnya, penelitian internal itupun tidak banyak mendorong Facebook untuk membuat aplikasinya lebih aman digunakan. Wall Street Journal mengklaim, hanya sedikit, bahkan nyaris tidak ada perubahan kebijakan berarti, setelah dokumen internal seputar kesehatan mental itu dipresentasikan kepada jajaran petinggi manajemen.

Isu kesehatan mental ini akan semakin mempengaruhi masa depan medsos secara umum. Lebih dari sepertiga pengguna Instagram di seluruh dunia berusia di bawah 22 tahun. Namun, raksasa medsos seperti Facebook diyakini pengamat tidak akan mengubah konsep aplikasi yang mereka punya, sebab anak muda itu dianggap sebagai “aset vital” bagi pertumbuhan perusahaan.