Dunia Kerja

Makanan Gratis adalah Satu-Satunya Hal yang Aku Kangeni dari Kerja di Kantor

Sepotong pizza tergeletak di meja, entah milik siapa, adalah pemandangan paling indah di kantor. Makin indah kalau jajanan itu kutemukan pas lagi ngirit akhir bulan.
Bettina Makalintal
Brooklyn, US
pegawai kantoran sedang mengambil pizza
Foto ilustrasi via ALotOfPeople via iStock/Getty Images Plus

Makanan gratis selalu menggoda iman. Sebagai orang yang tidak suka membuang-buang makanan, rasanya tanganku ini gatal untuk tidak mengambil pizza yang teronggok begitu saja di meja kantor. “Sayang banget kalau dibuang ke tempat sampah,” batinku. Setelah memantapkan diri, aku buru-buru mencomotnya.

Salah satu keuntungan kerja di kantor yaitu kita bisa sering-sering mendapat makanan gratis. Rapat membosankan bisa lebih dimaklumi jika diiringi kopi dan camilan. Ulang tahun dan acara perpisahan teman sekantor paling nikmat dirayakan bersama pizza. Tapi tetap tidak ada yang bisa mengalahkan momen-momen saat kalian menemukan martabak tak bertuan di pantri atau meja kerja seseorang. Kebanyakan makanan yang pernah kulahap di kantor, terutama pas bokek, diambil dengan cara begini.

Iklan

Sebelum pandemi, aku masa bodoh makanan dan camilannya berasal dari mana. Aku tidak peduli kalau orang sebelumnya tidak pernah cuci tangan setelah ke kamar kecil. Yang terpenting aku bisa menyelamatkan makanan malang itu dari tempat sampah. Tapi kini, setelah disadarkan betapa joroknya kita oleh pandemi, kita jadi serba takut mengambil sembarangan. Pertanyaanku, bagaimana nasib makanan sisa nanti?

Sudah banyak perusahaan yang mewajibkan karyawannya masuk kantor lagi, meski kasus penularan COVID-19 masih terus naik. Berbagai media sepakat begitu kantor beroperasi kembali di tengah pandemi, cara kita bekerja akan berubah total. Kita berpotensi mengucapkan selamat tinggal pada kantor berkonsep open space yang tidak ada jarak antara satu karyawan dengan yang lain. Dalam urusan makanan, pekerja mungkin akan membawa bekal dari rumah atau membeli makanan yang sudah dikemas. Mereka mungkin takkan lagi berani makan di kantin atau warteg seperti dulu. Saat makan siang bareng, bisa saja tidak beramai-ramai kayak sebelum pandemi. Menurut Forbes, makanan dan camilan gratis dari kantor tampaknya juga akan kena getahnya.

Masih bisakah kita syukuran dengan nasi kuning setelah mendapat proyek baru? Jika ada makanan sisa, apakah orang-orang rakus seperti diriku masih mau menghabiskannya? Atau malah dibuang begitu saja ke tempat sampah?

Orang lain mungkin tidak menganggap penting makanan sisa. Tapi bagiku, itu adalah harta karun yang tak ternilai harganya. Dapat menyenangkan hati setelah lelah bekerja. Dan pastinya, makanan gratis terasa lebih lezat ketimbang saat aku membelinya pakai uang sendiri.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US