Musik

Kita Bisa Memanfaatkan Algoritma Spotify untuk Membantu Musisi Idola

Jangan lupa tetap mendukung musisi favorit kalian, dengan beli album atau merch, dan menonton konser virtual jika ada.
JT
Chicago, US
Cathryn Virginia
ilustrasi oleh Cathryn Virginia
Algoritme Instagram dan Spotify
Ilustrasi oleh tim Noisey

2020 adalah tahun yang berat bagi musisi di seluruh dunia. Rencana tur terpaksa diundur setidaknya hingga awal 2021 akibat pandemi. Dampaknya sangat dirasakan oleh musisi yang mengandalkan konser sebagai sumber penghasilan utama. Tak sedikit dari mereka bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebenarnya cara terbaik membantu musisi yaitu dengan membeli album dan merch mereka. Kalian bahkan bisa membeli lagu mereka secara digital di Bandcamp setiap Jumat pertama dalam sebulan.

Iklan

Platform ini menyerahkan 100 persen keuntungan kepada musisi. Di Indonesia sendiri, ada toko musik digital baru bernama “The Store Front” yang hanya mengambil 10 persen dari penjualan musik. Kalian juga bisa men-subscribe Patreon, atau berdonasi melalui tautan di laman Spotify mereka. Jika kalian sendiri sedang tidak punya uang, kalian cukup menyukai dan menyimpan lagu mereka di platform tersebut.

Musisi Los Angeles Gabe Goodman mengunggah video informatif ke Twitter awal Oktober kemarin. Dia menjelaskan algoritme Spotify bisa memengaruhi cara memperkenalkan penyanyi atau band ke pendengar baru.

“Jika kalian menggunakan layanan streaming seperti Spotify, itu artinya kalian harus sering-sering menyimpan lagu favorit dan mengikuti laman musisi,” tutur Goodman. Semakin banyak yang menyukai lagunya, semakin besar pula peluang mereka untuk masuk playlist seperti Spotify Weekly. Sementara musisi papan atas dibantu label rekaman untuk mendapat slot di playlist resmi Spotify, musisi independen membutuhkan dorongan ekstra dari penggemar.

Video Goodman menyadarkan penikmat musik betapa besar pengaruh kita dalam mengonsumsi lagu di platform tersebut. Algoritme Spotify dapat mempersulit musisi untuk menarik pendengar baru.

VICE meminta Goodman untuk menjelaskan lebih lanjut tentang algoritme ini, dan apa yang bisa dilakukan penggemar untuk membuat musisi favorit mereka semakin dikenal di Spotify dan Instagram.

Iklan

“Saya mulai kepikiran ide ini dari 2018 lalu, ketika saya merilis musik sendiri,” ujar Goodman yang bekerja di bidang pemasaran media sosial. “Saya membutuhkan Instagram, tapi mempromosikan musik di platform ini tidak mudah. Menjadi musisi pada 2020 berarti kalian juga harus jago menggunakan medsos.”

Cara penggemar berinteraksi dengan musisi di Instagram, dan mendengarkan lagu di Spotify sangatlah penting. “Kalian biasanya ingin mendengarkan kembali lagunya di lain waktu dan merekomendasikannya ke orang terdekat ketika menyimpan atau membagikan lagu tersebut,” lanjutnya. “Ada sejuta alasan kenapa saya menyimpan suatu lagu. Bisa jadi saya suka lagunya, kenal penyanyinya, atau ingin mendukung mereka. Begitulah cara algoritme mendekati hubungan manusia.” Dalam hal Instagram, Goodman mengatakan menyukai postingan musisi saja belum cukup. Membagikan dan menyimpan postingan mereka jauh lebih efektif dalam mendorongnya ke puncak feed IG.

Sekarang kita balik lagi ke Spotify. Kesuksesan musisi berada di tangan para penggemar. Kalian mesti pre-save, menyukai dan mengikuti laman musisi agar lagu-lagu mereka semakin sering direkomendasikan. “Slot di playlist besar Spotify sangat terbatas,” ungkap Goodman. “Misalnya playlist All New Indie yang diperbarui setiap Jumat. Cuma ada 15 slot setiap minggunya, dan sebagian besar disediakan untuk musisi yang memiliki tim khusus, label rekaman dan dukungan distribusi yang kuat.” Kalian perlu terlibat dengan serius supaya algoritme bisa mengenali lagunya.

Menurut Goodman, perlakukan idolamu layaknya band teman kalian sendiri. Kalian pastinya ingin orang-orang mendengarkan musik mereka, kan? “Kalau ada teman yang merilis lagu baru, saya akan pre-save, menyukai dan membagikannya ke media sosial. Saya juga memasukkan lagu tersebut ke playlist,” terangnya. “Seandainya semua pengguna Spotify memiliki pola pikir seperti ini, akan menjadi lebih mudah bagi musisi untuk mengalahkan algoritma.”

Meskipun ini tidak membantu musisi secara langsung seperti membeli album mereka, cara tersebut setidaknya mudah dilakukan. “Seandainya orang menggunakan platform semacam ini [untuk mendukung musisi] layaknya membantu teman sendiri, perbedaan besar sangat mungkin terjadi,” Goodman menyimpulkan.

Gabe Goodman baru saja merilis single “Unlovable”. EP-nya yang berjudul “New Things” bisa dinikmati mulai 4 Desember mendatang.