FYI.

This story is over 5 years old.

Film

Berikut Daftar Film Valentine di Netflix Bagi Mereka yang Hatinya Sudah Keropos

Daripada sedih valentine tapi enggak berbunga-bunga dimabuk cinta, udah lah nonton netflix aja

Sekitar dua tahun lalu, sudah beberapa minggu saya sering nongkrong dengan seorang gadis. Saya memutuskan untuk mengajaknya kencan yang serius: makan malam dan nonton bareng. Dia setuju, dan semuanya berjalan dengan mulus, hingga di tengah percakapan texting kami, dia mengatakan, “Eh…kamu sadar Minggu malam itu hari Valentine kan?

Ampun, gue bego banget. Gue gak sadar hari Minggu itu adalah Valentine’s Day.

Iklan

Biarpun agak blunder, saya tidak mau mundur, maka saya memilih cara terbaik untuk menghadapi tekanan ini: memesan makanan Thailand dan memilih film paling depresif untuk ditonton. Kami memilih Touched with Fire, sebuah drama tentang dua penyair bipolar (dimainkan Katie Holmes dan Luke Kirby) yang bertemu di sebuah rumah sakit jiwa dan mengalami kisah cinta yang manik dan tidak sehat.

FIlm tersebut mengisahkan sebuah hubungan yang bertambah buruk dan seakan mengingatkan kita akan kisah buruk Holmes dengan Tom Cruise dan Scientology. Film ini tentu saja bukanlah pilihan yang bagus untuk ditonton di “Hari Kasih Sayang” sedunia ini. Biarpun begitu, nyatanya toh kami tetap menikmatinya.

Intinya, Valentine’s Day itu maknanya kembali ke kita semua. Kalau kamu sedang jatuh cinta dan ingin merayakannya dengan menonton drama komedi romantis yang murahan, sok monggo. Tapi kalau mentalitas kamu di hari Valentine ini lebih kayak “fuck romance, hidup kegelapan”, berikut daftar film Netflix yang cocok menemanimu bersuram ria. —Peter Slattery

45 Years

Kapan sih kita benar-benar mengenal seseorang? Film drama Inggris bernuansa lambat bikinan Andrew Haigh ini menyajikan pernikahan sebuah pasangan (dimainkan oleh Tom Courtenay dan Charlotte Rampling) yang tengah diuji ketika mereka menemukan mayat berumur dasawarsa beberapa hari sebelum ulang tahun pernikahan mereka ke-45. Dan kalau kamu ingin kesuraman yang berlipat ganda, langsung tonton The Night Porter setelahnya.

Iklan

Raw

Film horror/drama Raw mengambil frasa “elo lucu banget sih, ntar gue makan nih” ke level baru yang menyeramkan. Film debut sutradara Perancis, Julia Ducournau ini menampilkan bagaimana sebuah ritual ambigu di sekolah kedokteran bisa menimbulkan obsesi mahasiswa memakan daging manusia. Cocok disebut film anti-valentine, banyak penonton film ini jatuh pingsan ketika menontonnya di screening sebuah festival beberapa tahun lalu.

Boogie Nights

Biarpun kini sudah banyak film yang mendorong seks positif macam Make Love Not Porn (2018), film klasik buatan Paul Thomas Anderson ini membawa kita ke era 1977 ketika moto orang saat itu adalah “make porn, not love.” Susah untuk tidak terhibur ketika kita disuguhkan penis prostetik 12 inci milik Mark Wahlberg.

The Tribe

Drama Ukraina tentang aktivitas geng murid di sekolah khusus tuli jelas bukan materi film kencan tipikal. Film ini, yang diceritakan secara eksklusif menggunakan bahasa isyarat tanpa subtitle, memberikan kita sedikit momen manis di tengah film sebelum akhirnya menyelam masuk ke rantai kekerasan yang brutal dan penuh darah.

Heathers

Christian Slater cowok idamanmu? Dia psikopat lho. Moral film ini: semua cowok itu brengsek, dan jangan mau nongkrong kelamaan bareng Martha Dunnstock.

Before Midnight

Sekuel dari sekuel salah satu film paling romantis sepanjang masa, Before Midnight menunjukkan apa yang terjadi ketika sebuah pasangan mulai letih dengan kelakuan buruk satu sama lain. Secara visual film ini terang, namun suram secara emosional—sempurna sebagai finale dari sebuah trilogi, yang sesuai dengan judul film, yang memiliki nuansa lebih realistis dari film-film sebelumnya.

Iklan

The Human Centipede

Seperti tulisan Martyn Conterio di VICE UK beberapa tahun lalu, The Human Centipede menyajikan “diagnosis sosial dan hipotesis yang kelewat suram.” Cocok lah ya buat nemenin kamu di Valentine’s Day 2018.

The Panic in Needle Park

Tujuh tahun sebelum Requiem for a Dream ditulis, Pacino tengah merajuk di jalanan kota New York, mencari pasokan substansi untuk dirinya sendiri, membuat dia kehilangan semua orang yang menyayanginya. Apa coba yang lebih kuat dari cinta? Adiksi.

Margot at the Wedding

Judul alternatif untuk film drama keluarga Noah Baumbach ini seharusnya adalah “Orang Kulit Putih Dalam Perilaku Terburuknya.” Penampilan yang dingin dari Nicole Kidman menjadi tulang punggung cerita sederhana tentang seseorang yang kembali ke rumah. Di akhir film, kamu akan menanyakan diri seberapa kentalnya sesungguhnya darah manusia.

Teeth

Sudah lebih dari sepuluh tahun semenjak Teeth tayang pertama kali di Sundance, tapi film horror/komedi vagina dentata ini masih dianggap sebagai film klasik feminis. Sesuai penjabaran Sirin Kale dari Broadly tahun lalu, Teeth bukan hanya “sebuah kritik kuat terhadap kultur kesucian Amerika” tapi juga “sebuah komentar pedas terhadap kekerasan seksual, ketidakpahaman akan konsep konsen, dan rasa berhak yang kerap dimiliki lelaki.”

The Imitation Game

Dalam film ini, cintalah yang membunuh seorang ahli pembaca sandi yang berhasil memecahkan kode Nazi. Sesuai kata seorang ilmuwan wahid, “Break the cycle, Morty. Rise above: focus on science.”

Nymphomaniac: Part 1 dan Nymphomaniac: Part 2

Siapa lagi selain maniak sadis asal Denmark, Lars Von Trier yang bisa menyuguhkan gambaran paling suram dari hubungan manusia? Dalam film ini, semuanya ada: cinta, seks, dan ngewe. Nymphomaniac seolah merendahkan ketiga konsep ini semuanya secara seimbang.