Teknologi Militer

Rusia Pamerkan Drone 'Pemburu' Buatan Sendiri yang Amat Berbahaya

Pesawat nirawak berjuluk S-70 “Okhotnik" itu menyelesaikan uji coba penerbangan perdana tanpa masalah, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
JP
Diterjemahkan oleh Jade Poa
Rusia Pamerkan Drone 'Pemburu' Buatan Sendiri yang Amat Mematikan
Screen shot ini dirilis pada Rabu, 7 Agustus 2019 oleh bidang pers Kementerian Pertahanan Rusia. Foto dari arsip Associated Press.

Presiden Rusia Vladimir Putin terkenal gemar pamer-pamer berbagai alutsista buatan bangsanya, mencakup senjata nuklir “tak terkalahkan,” misil hipersonik, sampai torpedo nuklir yang konon sanggup memicu tsunami.

Sekarang, Putin ingin kita semua orang tahu jika Rusia sudah mampu membuat drone yang bisa dipakai menyerang wilayah musuh di jarak jauh tanpa terdeteksi radar.

Kementerian Pertahanan Rusia memperkenalkan debut senjata terbarunya Rabu pekan ini, stealth drone tak berawak mirip bentuk pesawat bomber B-2 ciptaan Amerika Serikat. Dengan daya jelajah di kisaran 3.100-mil (setara 4.988 kilometer), drone ini sanggup terbang dari New York City ke Portugal tanpa harus isi ulang bahan bakar.

Iklan

Dijuluki S-70 “Okhotnik,” atau “Si Pemburu,” drone penyerang pertama buatan Rusia itu sanggup menyelesaikan penerbangan perdana tanpa masalah dalam uji coba 3 Agustus 2019, menurut info Kementerian Pertahanan Rusia. Berat Okhotnik mencapai 20 ton dengan lebar sayap sepanjang 15.2 meter.

Kementerian Pertahanan Rusia merilis cuplikan pendek dari penerbangan tersebut pada Rabu (7/8) lalu.

Bagi Rusia, yang selama ini baru bisa memproduksi drone-drone kecil, peluncuran Okhotnik merupakan pencapaian signifikan. Meski begitu, pengamat militer cukup skeptis dengan klaim sepihak Negeri Beruang Merah.

Tahun lalu Putin menarik perhatian dunia saat mengumumkan misil dengan hulu ledak nuklir baru yang daya jelajahnya disebut "tak terbatas." Laporan oleh intelijen AS mengklaim hasil pengujian awalnya menghasilkan jarak peluncuran yang tidak terlalu mengesankan, yaitu hanya 35 kilometer. Intelijen AS juga melaporkan jika dalam empat uji coba penerbangan tabrakan, drone lain buatan Rusia bisa dijatuhkan dengan mudah oleh rudal pertahanan udara.

Apabila penerbangan Okhotnik memang lebih berhasil dibanding prototipe sebelumnya, drone tersebut akan menjadi simbol kemajuan teknologi Rusia. Desain Okhotnik mirip pesawat nirawak buatan Lockheed Martin RQ-170 Sentinel milik AS, yang pertama diperkenalkan di Afghanistan pada 2007. Drone tersebut sudah digunakan untuk memantau operasi militer AS yang berhasil menembak mati Osama Bin Laden pada 2011.

Sebuah drone RQ-170 sempat ditangkap militer Iran pada 2011, sehingga memicu perselisihan antara pemerintah Iran dan AS, yang meminta agar drone-nya dikembalikan.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News