FYI.

This story is over 5 years old.

Game

Serunya Game Bergenre Cyberpunk Mengajak Kita Memasuki Mimpi Buruk Manusia

'Observer' yang baru saja rilis untuk PS4, adalah jenis game yang memaksa para gamer menghadapi bermacam pengalaman traumatis orang asing.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Amir sekarat di depanku. Darah berceceran di apartemennya. Amir hampir tak sadar apa yang terjadi di sekitarnya. Aku tanya siapa pelakunya. Amir mencoba memberi jawaban. Sayang, hanya hembusan nafas yang berhasil menerobos celah bibirnya. Tak masalah. Aku punya cara lain untuk mengorek informasi yang kuinginkan.

Aku menarik kabel dari dream eater di lengan kananku, merangkul kepala Amir, meraba port di tengkuknya dan mencolokkan kabel ke sana. Aku kini bisa mengakses pikiran Amir. kesedaran kami melebur dan aku menjelajahi serpihan mimpi buruk seorang pria yang sekarat.

Iklan

Aku harus mencari ingatan saat Amir diserang. Masalahnya, untuk sampai ke sana, aku harus melewati mimpi-mimpi buruk Amir. makin lama aku berada dalam alam pikir Amir, makin banyak ingatan kami yang melebur. Kalau aku berada di kepala Amir terlalu lama, aku akan kebingungan mana yang Amir dan mana diriku sendiri.

Adegan ini muncul di stage pembuka Observer, game horor baru bernuansa cyberpunk dari developer Polandia: Bloober Team SA. Mereka adalah pengembang game indie yang sebelumnya sempat menukangi Layers of Fear. Dalam Observer, pemain berperan sebagai Dan Lazarski, detektif korporat yang sangat piawai melakukan integrasi neural, atau sederhananya, membajak pikiran manusia lain.

Lazarski juga berprofesi sebagai leech—sebutan untuk orang yang memiliki perangkat dan kemampuan mengakses pikiran orang lain dan menggondol informasi dari sana. Orang-orang dalam semesta Observer gemetar tiap kali bertemu leech. Sang investigator neural ini punya cap sebagai pengobrak-abrik isi otak para kriminal. Sebagai player, kita bakal menyaksikan kewarasan Lazarski perlahan hilang, seiring makin seringnya ia menyuntikkan mood stabilizer keluaran korporasi yang memperkerjakannya. Suntikan itu berguna menjaga kondisi mentalnya rapuh agar tak tercerai berai. Lazarski juga mengonsumsi mood stabilizer agar tetap mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.

Observer bukan game "walking simulator", apalagi sebuah game petualangan. Ada adegan-adegan jump scare, horor psikologis, puzzle yang makin rumit di tiap stage, kerja-kerja detektif, dan pilihan dialog—namun hampir tak ada adegan laga. Yang banyak justru penggambaran kondisi psikologis yang perlahan-lahan membusuk. Pemain harus mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya guna menggerakkan cerita dalam game ini. Kasus pertama yang harus dipecahkan oleh pemain menempatkan Lazarski di sebuah rumah petak, menggeledah sebuah apartemen tempat seorang hacker ditemukan tewas tanpa kepala. Sebagai pemain, kalian bisa memindai bekas trauma pada mayat sang peretas, mencari panel rahasia, lantas membuka laci demi laci guna mencari petunjuk

Iklan

Observer bisa dibilang game keren yang cocok dinikmati saat kita main sendirian dalam kamar. Karakternya mirip sosok aktor Rutger Hauer. Hauer merupakan ikon cyberpunk yang memerankan karakter Roy Batty dalam Blade Runner dan merapalkan monolog tentang hujan dan air mata. Di Observer, kemiripan dan suaranya dengan Hauer membuat karakter Lazarski lebih berbobot. Monolog ala noir, suara yang berat dan perilakunya lembut mau tak mau bikin aku berkhayal bakal seperti apa jadinya Blade Runner seumpama Hauer—bukannya Harrison Ford—yang memerankan Deckard, tokoh utama film legendaris itu.

Hauer mungkin keren, namun daya tarik utama game ini tetap saja cerita dan settingnya. Kisah dalam game ini berlangsung di Krakow, Polandia, tahun 2084. Setelah malapetaka digital bernama nanaphage melenyapkan sebagian besar populasi manusia, negara barat dan timur bertempur habis-habisan dalam perang besar yang nyaris memusnahkan seluruh umat manusia. Salah satu dari sedikit negara yang tersentuh perang adalah Polandia. Di sana berdiri sebuah "republik" baru bentuk sebuah megakorporasi. Dalam waktu singkat, republik ini muncul sebagai sebuah negara baru.

Lazarski hidup dalam dunia ini sebagai seorang leech pengobrak-abrik alam pikiran para penjahat, sampai putranya kembali muncul dan kembali memanusiakan Lazarski.
Suasana Kota Krakow dalam Observer bisa dibilang sesuram-suramnya kota yang dikendalikan sebuah korporasi. Sampah berserakan di jalanan, papan iklan menghadang di setiap sudut kota, sementara tech-junkies keranjingan obat-obatan aneh sakaw di gang-gang sempit. Boom Team SA rupanya berhasil menggambarkan masyarakat miskin di sebuah kota yang sekilas sangat high tech.

Iklan

Baca juga: VICE Indonesia rutin menampilkan artikel-artikel unik membahas topik budaya game. Berikut salah satunya.

Cara Observer menyajikan plot pada pemain pun begitu memukau. Sembari menyelesaikan satu per satu kasus kriminal, Lazarski berusaha mengejar anaknya yang hilang. Bisa saja sang anak sudah mati dan sang leech mulai kehilangan kewarasannya. Saban kali Lazarski menyusuri ingatseorang tersangka kejahatan, serpihan masa lalunya berkelebat. Ini terus terjadi hingga kasus yang tak ditangani melebur dengan pengalaman personalnya. Akibatnya, baik Lazarski dan kita sebagai pemain dibikin bingung setengah mati membedakan mana nyata dan mana yang bukan.

Memilih mimpi orang sebagai setting game horor adalah pilihan cerdas. Mimpi adalah pengalaman personal. Mimpi begitu aneh dan hanya dipahami pemiliknya. Memasuki dunia itu, lalu menonton mimpi orang lain merupakan hal yang lazim ditemui dalam karya fiksi. Belakangan, ide memasuki pikiran manusia semakin mungkin terwujud lantaran perkembangan sains yang pesat. Peristiwa seperti dalam cerita Observer mungkin akan terjadi tak berapa lama lagi.