FYI.

This story is over 5 years old.

Tarian

Ada Alasan Ilmiah Kenapa Tak Semua Orang Becus Menari

“Menari bukan soal pamer gerakan pada gebetan. Menari adalah kunci perilaku manusia yang terkait dengan ikatan sosial—juga kemampuan mengekspresikan diri dan bersenang-senang!”

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly.

Menurut penelitian yang diterbitkan Scientifik Reports, akademisi Northumbria University di Inggris memahami faktor yang membuat ada perempuan atau lelaki mahir menari (walaupun mereka bukan profesional). Sebagaimana dikatakan Shakira: hips don't lie. Menurut catatan penulis penelitian tersebut, tarian seringkali berkaitan dengan periode PDKT. Demi memahami pesan-pesan di balik gerakan tarian seorang perempuan kepada gebetannya, kita mesti menguraikan gerakan-gerakan apa saja yang menarik. Para peneliti mulanya merekrut 39 mahasiswa perempuan heteroseksual berusia 18 hingga 30 tahun untuk menari sesuka hati selama 30 detik diiringi ritme drum standar, dan direkam melalui sistem perekam gerak. Footage tersebut dimodifikasi untuk menghilangkan karakteristik fisik, sehingga orang-orang yang melihat datanya dapat fokus terhadap gerakan tariannya semata. Para peneliti menugaskan 57 laki-laki dan 143 perempuan untuk memberi nilai para penari dalam skala satu hingga tujuh, dengan angka tujuh berarti penarinya amat baik. Setelah menentukan lima penari dengan skor tertinggi dan lima penari meraih skor terendah, dua pengamat yang terlatih dalam bidang analisis biomekanik gerakan manusia mensurvei video-video tersebut. Mereka lalu memutuskan sudut sendi mana yang paling khas di antara para penari. Ternyata, para penilai laki-laki maupun perempuan setuju bahwa penari dengan ayunan pinggul lebih luas, gerakan paha lebih asimetris, dan gerakan lengan cukup asimetris (misalnya, satu kaki memiliki gerakan berbeda dari kaki satunya) adalah yang paling menarik.
Nick Neave adalah profesor psikologi di Northumbria University dan penulis penelitian tersebut. Dia berkata gerakan tarian boleh jadi menunukkan pertanda atas kondisi kesehatan dan reproduktif perempuan dan laki-laki. Neave pernah terlibat penelitian sebelumnya yang soal kemampuan menari ini. Dia menemukan data bahwa bagi laki-laki, gerakan tarian menyiratkan kekuatan dan tenaga. "Laki-laki mungkin cenderung memamerkan ukuran dan daya tahan mereka kepada rival mereka di lantai dansa, biasanya lelaki lain yang lebih jago, ketimbang fokus menari hanya demi menggaet perhatian perempuan," ujarnya. "Namun perempuan lebih sering memamerkan kualitas kesehatan dan reproduktif mereka dengan menggerakan pinggul mereka. Gerakan pinggul adalah karakter kunci dari gerakan perempuan. Jadi, semakin feminin seorang perempuan, gerakan pinggulnya akan semakin variatif dan ekspresif." Lebih jauh lagi, penelitian tersebut mencakup penelitian sebelumnya yang menyiratkan bahwa gerakan tubuh perempuan dapat menandakan kesuburannya. Mengapa gerakan lengan dan paha asimetris sangat menarik, bayangkan saja betapa sulitnya menepuk kepala dengan satu tangan dan mengusap perut dengan tangan satunya, secara bersamaan. Merupakan sebuah tantangan untuk menggerakan kaki-kaki ke arah berbeda, menurut penelitian ini. Jadi, seseorang yang mampu melakukannya, alias "memiliki kontrol motorik tinggi," akan terlihat lebih menarik.

Di samping membuat perempuan-perempuan di seluruh dunia waswas saat berada di lantai dansa, Neave berkata penelitiannya mampu menemukan basis ilmiah tentang gerakan tubuh. "Gerakan tari menandakan kualitas reprodukif seorang perempuan." Namun, jika kamu merasa tidak nyaman bahwa gerakan tubuhmu dapat menandakan siklus ovulasi, melatih gerakan tarian setidaknya membantu—bagi sebagian orang. "Sinyal-sinyal bawah sadar dapat dialihkan dengan latihan tari lebih baik. Sebaiknya perempuan memfokuskan perhatian pada gerakan-gerakan tertentu dan juga gestur tubuh," ujar Neave, "Tapi ya perbedaannya engga besar-besar amat. Gerakan pinggul, contohnya, dibatasi oleh karakter tubuh dan biomekanik." Neave menambahkan menari bukan soal pamer gerakan kepada gebetan atau rival. "Menari adalah kunci perilaku sosial manusia yang terkait dengan ikatan sosial—serta kemampuan mengekspresikan diri dan bersenang-senang!"