Vaksin COVID-19

Para Konglomerat Tempuh Cara Ekstrem Agar Lebih Dulu Dapat Vaksin Covid-19

Keluarga kaya rela terbang ke luar negeri untuk menerima vaksin dengan kualitas terbaik.
Dubai punya fasilitas vaksin Covid-19 mewah
Foto: Alamy Stock

Pasangan asal Inggris dijadwalkan mengunjungi Dubai dalam pekan ketiga Januari 2021. Setibanya di bandara, mereka diantar ke vila mewah pakai Bentley atau Range Rover.

Keesokan harinya, mereka akan pergi ke rumah sakit swasta di kota Uni Emirat Arab untuk suntik vaksin COVID-19 pertama. Mereka bebas pilih sendiri mau pakai vaksin apa, dari Pfizer, AstraZeneca sampai Sinopharm. Tiga minggu kemudian, mereka akan mendatangi rumah sakit itu lagi untuk disuntik kedua kalinya.

Iklan

Hanya dengan membayar biaya keanggotaan £25.000 (setara Rp479 juta) setiap tahun, kalian bisa mendapat berbagai kemudahan dari layanan perjalanan dan gaya hidup eksklusif Knightsbridge Circle. Akan ada manajer pribadi (setiap manajer menangani lima klien) yang mengurus semua kebutuhan anggota.

CEO Stuart McNeill menjelaskan para manajer biasanya bertugas memesan meja di restoran yang sudah penuh, atau mengatur perjalanan wisata mewah. Tapi sejak pandemi, mereka lebih sering “membuat jadwal bersepeda, mencicipi anggur secara virtual dan tes Covid.” Terkadang manajer juga mengatur panggilan Zoom dengan psikolog, program penurunan berat badan dan ahli gizi.

Para elit global ini juga mengakali ketatnya pelaksanaan vaksinasi Covid-19 supaya bisa disuntik duluan. McNeill membeberkan kliennya datang dari berbagai kalangan. Ada yang “CEO, entrepreneur, bangsawan dan selebritas”. Dia belum lama “memelopori perjalanan wisata mewah” untuk memperoleh vaksin. Sementara tenaga kesehatan dan kebanyakan warga Inggris masih harus menunggu beberapa bulan lagi, para orang kaya bisa divaksin dalam waktu dekat karena berduit.

Anggota Knightsbridge Circle juga bisa menentukan ingin disuntik di mana. Entah di Dubai, Abu Dhabi atau India. Mereka akan mendapat vaksin AstraZeneca di Delhi jika memilih India. Setelah selesai divaksin, mereka akan jalan-jalan ke Agra dan Jaipur, lalu berenang di pantai Goa atau Kerala.

Iklan

Direktur Global Justice Now Nick Dearden berujar tidak adil jika “pasien kaya menggunakan uang mereka untuk mendahului pekerja yang lebih rentan atau berperan penting sepanjang tahun lalu.”

Dearden mengutip studi yang menunjukkan jumlah orang meninggal akan jauh lebih banyak jika orang kaya duluan yang disuntik dan vaksinnya tidak didistribusikan secara adil.

McNeill sedang membicarakan rencana mendirikan klinik di Marakesh, Maroko dengan seorang mitra dokter. Dia baru menandatangani kesepakatan untuk menyediakan vaksin AstraZeneca di London. Dia memberi tahu VICE World News, tim dokter umum pribadi Knightsbridge Circle akan memvaksinasi anggota yang berusia 65 ke atas.

Knightsbridge Circle kenal dekat dengan kalangan elit di Dubai dan Abu Dhabi, sehingga mereka jadi lebih mudah untuk menyelenggarakan wisata vaksin mewah di sana. “Kami membangun koneksi yang baik di UEA,” tuturnya. “Kami sering membantu dan bekerja sama dengan keluarga terpandang di sana.”

Jaringan lokal serupa di India juga memastikan program vaksinasi anggota Knightsbridge Circle berjalan lancar. Narasumber kami yang bekerja di instansi pemerintah mengatakan perjalanan ini ilegal dan tak sepantasnya dilakukan. Jika benar ada turis vaksin yang masuk ke India, pemerintah akan mencari cara untuk melarang kedatangan mereka.

Awal bulan ini, VICE World News melaporkan tentang orang kaya Kanada yang terbang ke Florida dengan jet pribadi untuk disuntik vaksin.

Iklan

Kalangan elit di Mesir, Pakistan dan Rusia menyampaikan ketertarikannya dengan wisata vaksin. Namun, menurut McNeill, keanggotaan Knightsbridge Circle hanya untuk mereka-mereka yang tinggal dekat London. Vaksinnya juga diberikan kepada lansia saja. Agen ini memperoleh vaksin dari jaringan lokal dan kenalan, bukan melalui asuransi kesehatan swasta. Mereka terbang naik jet pribadi atau first class dengan alasan “perjalanan dinas”.

Juru bicara Eternity Medicine Institute, perusahaan asuransi kesehatan di Dubai, mengungkapkan wisatawan kaya menerima vaksin dari stok yang dimaksudkan untuk penduduk Emirat. Dia menduga “vaksin akan tersedia dalam satu atau dua bulan ke depan, tapi saya belum tahu berapa biayanya.” Di saat warga biasa disuntik vaksin Sinopharm dari Cina, keluarga konglomerat memperoleh vaksin AstraZeneca.

Diarmaid McDonald selaku penyelenggara Just Treatment merasa “jijik” dengan orang-orang kaya yang menyerobot giliran divaksin. Bersama organisasinya, McDonald mengampanyekan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi yang adil.

Dia berpendapat fenomena ini “mencerminkan kegagalan yang lebih luas dalam menangani pandemi”.

Sementara negara-negara kaya berlomba memborong vaksin, negara miskin mungkin baru bisa mendapatkan vaksin beberapa tahun kemudian. “Seandainya vaksin diluncurkan sesuai kebutuhan dan bukan keuntungan, kita bisa menyelamatkan dua kali lebih banyak nyawa di seluruh dunia. Pemerintah telah menyerahkan kekuasaannya kepada perusahaan farmasi,” terang McDonald.

“Sangat keterlaluan jika jutawan suntik vaksin sambil liburan — sistem monopoli mengurangi pasokan vaksin dari jumlah yang dibutuhkan, sehingga nakes Inggris belum bisa divaksin. Jutaan orang di dunia mungkin tidak bisa mendapatkan vaksin.”

Meskipun demikian, McNeill akan tetap melanjutkan program vaksin Knightsbridge Circle.

“Saya harus mempertimbangkan antara menghasilkan banyak uang dan hidup tenang,” katanya. “Saya ogah memvaksin anak muda yang kesibukannya hanya pergi ke gym.”

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK