The VICE Guide to Right Now

Setelah Masker, Panik Virus Corona Memicu Lonjakan Harga Jamu di Pasar Tradisional

Kencur, jahe merah, hingga temulawak harganya meroket. Pakar sih memang mengindikasikan khasiat jamu dalam menjaga tubuh dari serangan virus.
Harga Jamu Jahe Lengkuas Temulawak Naik di Pasar Karena Panik Virus Corona
Kolase oleh VICE. Ilustrasi rempah dan jamu di pasar [kiri]/via Phxere/domain publik; ilustrasi rak supermarket kosong via ZiaLater/Wikimedia Common/lisensi CC 3.0

Setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua kasus positif Covid-19 di Depok, Jawa Barat, dengan panik warga beramai-ramai memborong suplai obat-obatan—termasuk masker—dan makanan.

Seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya 31 tahun terkonfirmasi menderita coronavirus setelah melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang dalam sebuah acara klub dansa. Ibu dan anak tersebut kini telah membaik setelah dirawat di RS Sulianto Saroso.

Iklan

Tak cuma panik dengan memborong bahan makanan dan obat-obatan, warga di luar Jakarta juga turut memborong bahan jamu dan obat-obatan herbal, dilansir The Strait Times. Akibat permintaan yang naik, bahan baku jamu seperti jahe merah meroket.

Sumini, kepada Kompas.com mengaku harga jahe merah per kilogram naik menjadi Rp50 ribu. Padahal normalnya cuma Rp30 ribu per kg. Bahan baku tersebut kini juga sudah mulai sulit dicari. "Kencur sebelumnya Rp 35.000/kg sekarang jadi Rp 42.000/kg. Lalu temu lawak dari Rp 4.000/kg sekarang sudah Rp 12.000/kg," kata Sumini.

Selain karena kasus coronavirus yang telah terkonfirmasi tersebut, panic buying bahan baku jamu tersebut juga terjadi lantaran sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Chairul Anwar Nidom dari Universitas Airlangga, Surabaya. Dari penelitian Nidom, bahan baku tersebut mengandung curcumin, yang mampu mencegah terjadinya cytokine storm—ketika tubuh memproduksi imun berlebihan—di paru-paru.

"Jadi sebetulnya sitokin merupakan fungsi positif, tetapi punya efek negatif yaitu merusak sel di sebelahnya. Sitokin inilah yang menyebabkan tubuh menjadi panas kalau seseorang terinfeksi kuman," ujar Nidom.

Sayangnya, studi tersebut masih melalui tahap uji pra-klinis terhadap tikus yang terinfeksi flu burung. Belum jelas apakah formulasi curcumin tersebut efektif terhadap Covid-19.

Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan masyarakat tak perlu panik dan memborong semua bahan keperluan. Sebab stok, menurut pemerintah, masih memadai. "Bapak Presiden tadi menyampaikan tidak perlu ada kepanikan karena terkait dengan ketersediaan sembako obat-obatan dan yang lain, pemerintah sudah menyiapkan semua dan komunikasi dengan asosiasi-asosiasi," ujar Airlangga dilansir Detik.com.

Iklan

Akibat panic buying tersebut, harga masker dan pembersih tangan melonjak tak wajar. Harga satu pak masker yang biasanya cuma puluhan ribu rupiah, sempat melonjak hingga ratusan ribu rupiah.

Pengawas Persaingan Usaha (PPU) mengatakan jika ada penimbun di level pengecer, sayangnya dia tidak dapat dijerat dengan pasal pidana, sebab ia masuk dalam kategori usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hanya distributor dan produsen yang bisa dijerat UU 5/1999.

Menyikapi hal tersebut, salah satu marketplace daring terbesar di Indonesia Tokopedia mengimbau masyarakat segera melaporkan barang yang memiliki nilai pasar tak wajar, melalui fitur ‘Laporkan’ di laman produk.

Panic buying memang perilaku wajar ketika terjadi suatu fenomena atau kejadian luar biasa, tapi menaikkan harga barang secara tak wajar ketika wabah merebak, jelas memerlukan tindakan tegas dari pemerintah.