Peretasan

Hacker Berhasil Membajak Satelit untuk Memutar Film Klasik

Sekelompok peretas membajak satelit Kanada yang hendak dibuang ke “orbit kuburan” untuk menyiarkan film. Di komunitas hacker hal macam ini sering dilakukan sekadar untuk "bersenang-senang".
GettyImages-55321228
Roket luar angkasa Proton Rusia dan satelit komunikasi Kanada Anik F1R berada di launchpad Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan pada 9 September 2005. Foto: Stringer/AFP via Getty Images

Sekelompok hacker sukses memanfaatkan satelit yang sudah tidak aktif untuk menyiarkan langsung film dan rekaman acara konferensi yang dihadiri para peretas.

Detail siarannya dibeberkan oleh Karl Koscher, anggota Shadytel, dalam acara konferensi DEF CON yang diadakan di Las Vegas pada Sabtu, 13 Agustus 2022.

Dia menjelaskan, rekan-rekan hacker di Shadytel telah diizinkan mengakses uplink yang akan memancarkan sinyal ke Anik F1R, satelit komunikasi milik Kanada yang pensiun pada 2020. Mereka juga menyewa transponder satelit, yang berfungsi membuka saluran antara antena penerima dan pemancar. Dari situlah konten mereka dapat mencapai orbit geostasioner pada ketinggian 35.786 km di atas permukaan Bumi.

Iklan

“Memangnya peretas butuh satelit buat apa? Kami bisa menggunakannya untuk bersenang-senang,” kata Koscher saat diwawancara Motherboard setelah acara selesai. “Kami memperoleh kesempatan untuk menggunakan satelit yang sudah tidak aktif [...] dan menyiarkan langsung konten dari satelit.”

Mereka menayangkan saat-saat anggota Shadytel diundang untuk berbicara dalam konferensi ToorCon di San Diego tahun lalu. Begitu malam tiba, mereka menyiarkan film-film hacker klasik seperti WarGames.

Shadytel menggunakan satelit Anik F1R sebulan sebelum dipindahkan ke “orbit kuburan” pada November 2021. Tempat pembuangan satelit ini berjarak ratusan ribu kilometer jauhnya di atas orbit satelit biasa. Menurut Koscher, sebelum satelit uzur berakhir di sana, siapa saja yang memperoleh akses dapat menggunakan satelit tersebut.

Koscher menambahkan, proyek siaran ini juga meningkatkan pemahaman mereka tentang cara kerja transmisi satelit.

“Satelit hanya memantulkan sinyal apa pun yang dipancarkan padanya. Tidak ada proses autentikasi dan semacamnya,” tuturnya. “Apabila ada orang lain yang menggunakan transponder, kamu harus berteriak lebih keras dari mereka. Tapi kalau tidak ada siapa-siapa, [satelit] cuma mengulangi pancaran sinyal.”