FYI.

This story is over 5 years old.

Sepakbola

Saran Dari Pakar Kesedihan Supaya Fans Arsenal Tidak Mewek Lagi

Beneran ada lho profesi spesialis menemani orang yang lagi sedih atau berkabung. Cocok banget deh sama kebutuhan fans Arsenal di seluruh dunia.
Foto oleh Simon Cooper/EMPICS Sport.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Arsenal bukan lagi klub elit seperti dulu. Mereka sekadar tim semenjana. Kekalahan 3-0 dari Crystal Palace yang terjadi pekan lalu—dan bermacam kekalahan tragis yang mereka alami musim ini—merupakan bukti nyata. Rentetan hasil buruk ini lantas membuat para penggemar The Gunners memprotes pelatih dan memulai kampanye "Wenger Out". Mereka juga membakar bendera Arsenal dan percaya bahwa keberuntungan klub hanya bisa berubah apabila pelatih mereka Arsene Wenger dipecat.

Iklan

Tapi sesungguhnya yang terjadi di sini adalah proses berkabung. Setelah masa penyangkalan (denial) lewat—contohnya ketika penggemar yang diinterview ArsenalFanTV mengatakan penampilan buruk tim hanyalah sekedar fase—sekarang para penggemar Arsenal masuk ke periode kemarahan (protes) dan mulai meminta adanya perubahan (percaya bahwa pelatih baru akan merubah keadaan).

Saya ngobrol dengan pelipur duka cita yang juga seorang penggemar sepakbola, Steve Guy, dan meminta nasihat berguna bagi para fans Arsenal yang sedang berkabung untuk timnya.


Fase Penyangkalan

Merupakan fase dimana seseorang menolak pemikiran bahwa sesuatu—atau seseorang—sudah habis dan masalahnya bukan disitu. Biasanya seseorang menganggap peristiwa ini bukan sebagai kenyataan dan mencari realitas alternatif sebagai bentuk penolakan. Ini sesungguhnya adalah bentuk rasa kaget dari kehilangan, namun bagi penggemar Arsenal, ini diperburuk oleh kesuksesan tim mereka beberapa tahun sebelumnya. Ini semacam "mekanisme pertahanan" ala Freudian. Individu di posisi ini juga cenderung memproyeksikan kekecewaan mereka di hal lain seperti tim lain, media dan lain sebagainya.

Fase Kemarahan

Kemarahan tidak selalu jelas asal usulnya dan biasanya adalah perwujudan dari bermacam-macam masalah yang berbeda. Bisa saja kemarahan ini adalah perwujudan kurangnya komunikasi atau bentuk kekecewaan. Banyak pria kesulitan mengekspresikan diri secara emosional dan kerap ekspresi ini muncul dalam bentuk yang lebih 'diterima secara sosial' bagi gender mereka.

Kemarahan bisa menjadi topeng bagi kekecewaaan yang dirasakan seseorang dan muncul dalam bentuk rasa sakit fisik. Perasaan kehilangan bisa menular dan kadang membuat anda lupa sebetulnya kenapa anda marah. Apalagi apabila ini menyangkut hal yang komunal—fans sepakbola kerap disebut sebagai "suku", jadi mudah sekali untuk terbawa suasana dan bereaksi berlebihan.

Iklan

Fase Meratap

Rasa kemarahan akan mulai pudar dan masuk ke fase "coba kemaren kayak gini". Para penggemar akan mempertanyakan apakah skuad atau formasi yang berbeda akan membawa hasil yang berbeda. Ada semacam keputusasaan karena anda sadar bahwa anda tidak bisa mengubah apapun. Setelah itulah muncul penuntutan yang bersifat antisipatif: kemungkinan bahwa dipecatnya Wenger akan merubah keadaan.

Foto oleh Nick Potts/PA Wire/PA Images.

Fase Depresi

Rasa ketidakberdayaan yang muncul akibat ketidakmampuan untuk mengubah keadaan akan menyebabkan depresi yang memukul jatuh seseorang. Ketika anda sedang berduka, akan ada perubahan fisik, psikologi, emosional dan perilaku. Bagi penggemar sepakbola, ini berarti kehilangan gengsi dan status, menyebabkan mereka sulit mengerti identitas mereka. Kemarahan ini akan dilampiaskan dalam rumah tangga atau teman masing-masing. Sedikit ejekan ke penggemar Arsenal bisa menyebabkan perkelahian. Proses ini akan terjadi dalam banyak level, dengan penggemar dan pemain. Semua orang berkabung dengan caranya sendiri-sendiri, termasuk Wenger. Apabila dia nantinya dipecat, dia akan mengalami dukacita sekunder. Rasanya seperti memiliki relatif penderita dementia: anda akan berdukacita ketika relatif anda kehilangan identitasnya namun kemudian berduka lagi ketika mereka meninggal secara fisik.

Fase Penerimaan

Fase penerimaan adalah yang terakhir. Ini bisa berarti penggemar akan terus mendukung Arsenal, apapun yang terjadi, atau memilih untuk pindah tim jagoan. Wenger pun sama: dia harus menerima bahwa masa depannya hilang dan mungkin juga warisan peninggalan karirnya selama 20 tahun terakhir di Arsenal. Ada asumsi bahwa Wenger tidak pernah akan berubah dan kehilangan pekerjaannya, jadi peristiwa ini akan terasa seperti "kematian mendadak". Dia juga tidak meninggalkan klub dengan terhormat seperti Alex Ferguson, jadi dia harus pasrah. Wenger akan berusaha menenangkan dirinya sendiri, namun yang pasti dia akan meninggalkan klub penuh dengan perasaan depresi.

Ketika sedang berduka, kita kerap lupa segalanya. Para penggemar lupa akan gelar FA Cup yang pernah dimenangkan Wenger, dan juga rekor tidak terkalahkan selama satu musim di 2003. Namun di masa depan nanti mereka bisa melihat ke belakang dan mengenang memori-memori manis ini. Di titik inilah nanti akan muncul perasaan bersalah, bagaimana penggemar pernah memperlakukan Wenger. Namun di saat ini, sang pelatih masih menjadi titik vokal permasalahan dan penggemar Arsenal mungkin tidak akan pernah melupakan trauma kekalahan musim ini