Kesehatan Tubuh

Benarkah Sabun Cair Lebih Bagus dari Sabun Batangan?

Sabun batang mengandung bakteri itu benar adanya, tapi haruskah kita berhenti menggunakannya? Berikut jawaban pakar.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Benarkah Sabun Cair Tidak Lebih Bagus dari Sabun Batangan
Foto ilustrasi oleh Jodie Johnson/Stocksy 

Kamu habis makan malam bersama keluarga di restoran. Saat mau cuci tangan, ternyata cuma ada sabun batang. Pasti sudah dipakai banyak orang, batinmu. Lebih parah lagi, sabunnya teronggok begitu aja di pinggir wastafel. Jijik banget, kan?

Sementara itu, produsen sabun cair, krim atau busa ‘memperdaya’ kita bahwa sabun batang bisa bikin kulit kering karena menghilangkan kandungan minyak alami. Tak hanya itu, pengguna sebelumnya juga meninggalkan bakteri pada sabun.

Iklan

Kuman memang bersarang di sabun batang. Berbagai studi telah membuktikan sabun batang di rumah dan tempat umum mengandung bakteri seperti E. coli, Staph. aureus, dan Staph. epidermidis. Semakin sering sabunnya digunakan, maka semakin banyak juga mikroorganismenya. Inikah saatnya kita meninggalkan sabun batang?

Benarkah sabun batang bisa bikin kita sakit?

Hampir tidak ada mikroba penyebab penyakit yang hinggap di sabun batang. “Tak banyak bukti menunjukkan bakteri pada sabun batang bisa pindah ke pengguna selanjutnya,” beber Marlene Wolfe, peneliti kesehatan lingkungan di Universitas Tufts. Marlene mendalami peran cuci tangan dalam menghilangkan patogen penular.

Pada 1965, sejumlah peneliti mencemari tangan mereka dengan E. coli dan Staph penyebab penyakit. Bakteri-bakterinya pindah ke sabun batang setelah mereka mencuci tangan. Namun, mikroorganisme tersebut tidak terdeteksi pada kulit pengguna setelahnya.

Lalu, studi terbitan 1988 mengamini temuan di atas. Didanai Dial, tim ilmuwan mengotori sabun batang dengan 70 kali lipat bakteri yang biasa hidup pada sabun batang bekas. Mereka kemudian meminta 16 orang untuk mencuci tangan dengan sabun itu. Hasilnya? Tidak ada bakteri yang pindah ke tangan mereka. Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal PLoS One pada 2017, Marlene menemukan sabun batang cukup efektif menghilangkan virus dari tangan manusia.

“Kelemahan dari kebanyakan studi tentang cuci tangan yaitu didasarkan pada bakteri,” katanya. “Padahal sebagian besar penyakit menular di dunia disebabkan oleh virus.”

Iklan

Benarkah sabun batang seefektif hand sanitizer buat membersihkan virus dan bakteri?

Untuk menguji seberapa efektif tujuh langkah cuci tangan, Marlene dkk. mencemari tangan 18 sukarelawan dengan E. coli atau virus yang menirukan Ebola. Mereka menemukan mencuci tangan selama satu menit pakai sabun tangan memiliki efek yang sama dengan hand sanitizer atau pembilas klorin yang biasa digunakan dokter untuk membersihkan bakteri dan virus.

“Sabun batang sangat bagus menghilangkan kuman di tangan,” terang Elaine Larson, associate dean riset dan guru besar epidemiologi di Jurusan Keperawatan Universitas Columbia. Minyak alami kulit membuat kotoran atau kuman menempel di tangan.

Molekul sabun bertugas melarutkan minyak alami dan mengendurkan mikroba yang menempel. Bagian kepala molekul bersifat “hidrofilik”, sehingga molekul-molekulnya terikat dengan air. Jadi, kotoran dan kuman akan luntur bersama air saat kamu membasuh tangan.

Bagaimana cara terbaik mencuci tangan dengan sabun batang?

Yang terpenting cuci tangan dengan baik. Gosok setiap tangan selama 20-30 detik, bersihkan bagian bawah kuku, dan pastikan sabunnya mencapai pergelangan tangan. Kamu tidak memerlukan zat antibakteri tambahan seperti triclosan, yang menurut Elaine dapat menghasilkan bakteri kebal.

“Asalkan sabunnya tidak ditaruh dekat kotoran, sabun batang aman-aman saja,” ujarnya. “Kamu bahkan cukup membersihkan sabun dengan air kalau memang disimpan di tempat kotor.”

Iklan

Kuman baru berkembang pesat jika sabun batangnya ditaruh dalam genangan air. Itulah mengapa bakteri bersarang di handuk basah dan spons cuci piring. Menyimpan sabun di tempat kering, atau membiarkannya mengering justru dapat membatasi jumlah kuman.

Silakan beralih ke sabun cair kalau orang serumah sedang flu, diare atau sakit menular lainnya. Rumah sakit dan WC umum selalu menggunakan sabun cair untuk alasan ini. Dispenser tertutup membatasi lebih banyak paparan kuman.

Intinya, tidak usah khawatir bakalan sakit akibat sabun batang. Kamu akan baik-baik saja selama kamu sendiri sedang sehat.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.