FYI.

This story is over 5 years old.

KERJA KERJA KERJA

Keren Nih, Perusahaan Cina Izinkan Karyawan Libur Saat Mereka Sedang Tak Kepengin Kerja

Setiap bulan, karyawan Dinosaur Park Cultural Tourism Group bisa ambil jatah libur ‘Mood Day’ tanpa perlu kasih alasan ke manajemen. Wah, menarik juga...
Perusahaan di Cina izinkan karyawan libur kalau sedang tidak mood kerja
Foto ilustrasi males-malesan via Shutterstock 

Kadang, kita pasti mengalami malas banget berangkat kerja. Malas di sini maksudnya kalian merasa hari itu kondisi mental sedang tidak stabil, atau lagi enggak 'mood', sehingga ogah-ogahan pergi ke kantor. Kalian bukannya mau resign atau apa, cuma butuh waktu untuk istirahat sebentar dan menenangkan pikiran. Sayangnya, banyak perusahaan biasanya tidak bersedia memberi izin libur kalau alasannya kayak gitu.

Iklan

Lebih parahnya lagi, ada yang tidak segan-segan memotong gaji atau memecat karyawannya kalau mereka tak ngantor sehari tanpa alasan. Kalian juga mungkin akan merasa bersalah kalau tidak masuk kerja. Rasanya kalian sudah membebani rekan kerja karena ambil cuti tahunan.

Untungnya, para karyawan Dinosaur Park Cultural Tourism Group di Kota Changzhou, Cina, tidak perlu lagi pura-pura sakit atau bikin alasan aneh setiap kali mereka merasa lelah hati dan pikiran. Kebijakan perusahaan yang dinamai “mood day” ini mengizinkan karyawan untuk ambil jatah libur satu kali dalam sebulan. Mereka tidak perlu beralasan macam-macam karena manajemen tidak akan menanyakannya. Cukup beri tahu kantor, dan mereka tidak perlu khawatir gajinya dipotong.

Pada dasarnya, “mood day” sama saja dengan hari kesehatan mental di perusahaan lain. Karyawan dapat meminta libur karena sedang stres atau ada masalah pribadi. Perusahaan ini sebenarnya sudah memberlakukan kebijakannya sejak tiga tahun lalu, tetapi baru sekarang mendapat perhatian dari media Tiongkok.

Beritanya diviralkan oleh pencari kerja muda yang tergoda dengan janji keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Pasalnya, mencari perusahaan yang punya kebijakan cuti untuk kesehatan jiwa dan tetap dibayar itu hampir mustahil di Cina. Laporan mengatakan banyak generasi muda yang iri dengan kebijakan perusahaan tersebut.

Bisa tidak ya perusahaan lain di seluruh dunia melakukan hal yang sama?

Iklan

Tonton dokumenter VICE tentang layanan streaming film di Cina yang bisa mengakali kebijakan sensor rezim Partai Komunis:


Cina termasuk dari salah satu negara di Asia yang terkenal akan jam kerja panjang dan budaya kerjanya yang tidak sehat. Di Jepang, banyak tenaga kerja yang tewas karena terlalu banyak bekerja. Fenomena ini bahkan punya istilahnya sendiri yaitu karoshi. Beberapa bulan lalu, ada pelayan restoran yang kepalanya diceburkan ke dalam panci berisi air mendidih oleh atasannya. Sementara itu di Korea Selatan, laporan polisi menunjukkan bahwa ada lebih dari 500 orang yang stres pada 2018 karena pekerjaannya.

Dalam upaya mempromosikan kesejahteraan masyarakat, pemerintah Tiongkok memperkenalkan UU Kesehatan Mental Republik Rakyat Tiongkok pada 2013. Undang-undang ini adalah yang pertama yang membahas kesehatan jiwa di sana. Itu adalah langkah besar, mengingat masalah kesehatan mental masih sangat tabu di sini.

Akan tetapi, undang-undang tersebut tampaknya tidak berarti banyak di tempat kerja. Meskipun undang-undang ketenagakerjaannya sudah membatasi jam kerja sampai delapan jam saja dan lebih dari itu berarti lembur, survei tahun 2017 yang dilakukan perusahaan konsultan Kantar Health menemukan bahwa lebih dari 40 persen responden bekerja di atas 50 jam seminggu dan tidak memperoleh uang lembur sama sekali. Dari 40 persen itu, setengahnya mengalami kecemasan.

Masalah kesehatan mental jelas bukan sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan libur kerja. Namun, sebagai karyawan, kita menganggap kebijakan ini sebagai tanda kemajuan. Kita hanya bisa berharap perusahaan di seluruh dunia juga memberlakukan kebijakan yang sama.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.