Perang Narkoba Filipina

Dituduh Dapat Sogokan Bandar, Polisi Panglima Perang Narkoba Duterte Mundur

Mantan kepala Kepolisian Nasional Filipina Oscar Albayalde dituduh membebaskan seorang pengedar narkoba setelah memperoleh suap.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Dituduh Dapat Sogokan Bandar, Jenderal Polisi Oscar Albayalde Panglima Perang Narkoba Duterte Mundur
Foto Kepala Kepolisian Nasional Filipina Oscar Albayalde dari Getty Images.

Aparat yang mengawasi perang narkoba Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengundurkan diri pada Senin di tengah tuduhan membiarkan sejumlah polisi memperdagangkan kembali narkoba bekas razia.

Kepala Kepolisian Nasional Filipina Jenderal Oscar Albayalde mengajukan pengunduran diri akhir pekan lalu, tetapi dia masih menyangkal tuduhan yang diarahkan kepadanya selama beberapa minggu terakhir.

“Setelah pertimbangan matang, saya memutuskan untuk melepas jabatan saya sebagai kepala mulai hari ini,” ujar Albayalde. Dia dijadwalkan pensiun pada 8 November.

Iklan

Albayalde mulai menjadi pelaksana perang narkoba Duterte sejak dia menjabat pada 2016.

Namun, dalam beberapa minggu terakhir, sidang Senat mengungkapkan tuduhan penyogokan Albayalde ketika dia masih menjadi kepala Kepolisian Pampanga pada 2013.

Mantan kepala polisi menuduh Albayalde mencegah pemecatan polisi di bawah komandonya setelah mereka merampas 200 kg sabu-sabu dari seorang tersangka. Pengedar narkoba ini dibebaskan setelah mereka disogok $1 juta (Rp14 miliar).

Mereka juga dituduh hanya menyerahkan 38 kg dari total rampasan obat-obatan terlarang, yang kemudian mereka gunakan dalam operasi lain atau bahkan dijual.

Benjamin Magalong, pensiunan kepala tim investigasi kriminal dan deteksi, tak sengaja melayangkan tuduhan tersebut dalam sidang Senat tentang topik berbeda. Jenderal polisi lain mendukung tuduhan tersebut dengan mengaku Albayalde memberitahunya menerima “sedikit” uang suap.

Terlepas dari bukti-bukti yang semakin kuat, Duterte menolak untuk memecatnya karena tak ada tuduhan pidana yang dijatuhkan kepada Albayalde. Dia bersikeras membutuhkan “bukti jelas” sebelum memecatnya.

“Saya hanya bisa berspekulasi [Albayalde] benar kalau dia menghadapi tuduhan tak adil, terutama karena keluarganya kesusahan. Mungkin dia sudah tidak kuat,” kata juru bicara presiden, Salvador Panelo, kepada awak media pada Senin.

Penangkapan pengguna dan pengedar narkoba yang brutal di Filipina telah menelan puluhan ribu jiwa. Kepolisian Filipina mengklaim jumlahnya 6.600 orang dalam laporan bulan Juni, tetapi pegiat HAM mengatakan ada 25.000 orang lebih yang tewas dalam pemberangusan ini.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News