Foto-Foto Ini Menggambarkan Risiko Berat Menikah Beda Agama di Bangladesh
Runaway Lovers, Samsul Alam Helal's photo exhibition captures inter-religious couples.   

FYI.

This story is over 5 years old.

Foto Esai

Foto-Foto Ini Menggambarkan Risiko Berat Menikah Beda Agama di Bangladesh

Saksikan momen cinta terlarang lewat pameran karya fotografer Samsul Alam Helal.

Pasangan yang muncul dalam karya seniman visual Samsul Alam Helal, Runaway Lovers, melarikan diri dari Bangladesh karena takut dianiaya, disiksa, atau dibunuh akibat pernikahan terlarang.

Kebanyakan penduduk Asia Selatan masih sangat mematuhi adat istiadat yang ketat. Dalam hal pernikahan, calon pengantin harus menganut keyakinan yang sama. Apabila berbeda, maka salah satu dari mereka wajib pindah agama. Mereka tak bisa lagi bertemu dengan keluarga lamanya setelah menikah. Mereka harus siap menerima risiko kalau menolak melakukannya.

Iklan

Honour killing” atau pembunuhan atas nama martabat keluarga sering terjadi di negara-negara seperti India dan Pakistan. Pembunuhan ini memang tak lazim di tempat tinggal Helal di Dhaka, Bangladesh. Akan tetapi, mereka tidak bisa kembali ke kehidupannya dulu apabila pernikahannya gagal. Akibatnya, bunuh diri terasa jadi pilihan tepat daripada dikucilkan.

Kita jadi bertanya-tanya: Apa artinya cinta atau pernikahan kalau berakhir sengsara?

Samsul Alam Helal menceritakan betapa tidak enaknya hubungan pernikahan beda agama jika kita tinggal di Bangladesh.

VICE: Seberapa bahaya hidup pasangan beda agama di Bangladesh?
Samsul Alam Helal: Sedang ada konflik di Bangladesh saat saya mengerjakan proyek ini. Pernikahan dan agama saling bersinggungan. Masyarakat menolak pernikahan beda agama.

Pasangan yang menikah beda agama biasanya kabur dari rumah. Hubungan mereka dan keluarga terputus karena keluarga sudah pasti tidak menyetujuinya. Mereka hidup bersama di tempat baru.

Pasangan ini saling mencintai, tapi mereka terhalang agama. Konflik berdatangan silih berganti apabila mereka memaksakannya. Manusia seharusnya bebas memilih agamanya sendiri.

Bagaimana caramu menemukan pasangan-pasangan tersebut?
Tiga di antaranya teman, sedangkan lainnya tinggal dekat rumah. Saya meminta izin sebelum memfoto mereka. Pasangan-pasangan ini tidak mau identitasnya terungkap, makanya mereka menyembunyikan wajahnya.

Iklan

Saya kesulitan mencari pasangan lain. Kebanyakan dari mereka hidup sengsara dan tidak bisa difoto. Mereka tidak mau menunjukkan wajahnya atau berbicara denganku karena takut ketahuan. Ada juga yang memberi tahu keluarganya kalau mereka tinggal serumah, tapi keluarganya tak tahu hubungan mereka sebenarnya. Dengan proyek ini, saya harap orang bisa merasakan betapa sulitnya hidup mereka dalam menyembunyikan identitas aslinya di masyarakat. Banyak pasangan yang pakai topeng saat keluar rumah.

Apakah bahaya kalau mereka menunjukkan wajah di kamera?
Di Bangladesh, India, Pakistan dan Nepal—serta daerah lainnya—banyak berita yang melaporkan serangan terhadap pasangan beda agama. Bahkan ada juga orang tua yang membunuh anaknya sendiri karena ini. Ada beberapa kelompok ekstremis di daerah-daerah ini. Mereka tidak akan segan menyiksa dan membunuh siapa saja yang terlibat dalam pernikahan beda agama.

Bangladesh berbeda dari India. Pembunuhan kehormatan memang tidak sering terjadi di sini, tapi masih ada paksaan menikah satu agama. Bangladesh memang tidak punya kelompok ekstremis Islam dan Hindu seperti di India, tapi pasangan beda agama lebih pilih bunuh diri atau mengakhiri hubungannya karena hidup sengsara.

Apakah mereka sengsara selama menjalani pernikahan?
Beberapa karena mereka harus berpura-pura dalam hidup. Mereka tidak bisa menghubungi keluarga atau kerabatnya lagi. Ada yang berpura-pura mereka baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak sama sekali.

Iklan

Saya sering ngobrol dengan mereka, dan merasa kasihan. Mereka merindukan keluarganya atau lelah berpura-pura. Saya jadi bertanya-tanya, “Sampai kapan mereka harus hidup sengsara seperti ini?” Beberapa pasangan bertahan selama lima sampai enam tahun, sebelum akhirnya pindah dari Bangladesh.

Boleh ceritakan maksud bunga dan ceker ayam di salah satu fotomu? Apa artinya?
Saya memfotonya sebagai perumpamaan. Contohnya seperti bunga yang terbakar. Bunganya cantik, tapi hancur terbakar. Ini menggambarkan pernikahannya. Kalau ceker ayam mengibaratkan pembunuhan kehormatan.

Mereka tinggal di mana sekarang?
Beberapa dari mereka masih tinggal di kotaku [Dhaka]. Saya masih sering ngobrol dengan mereka.

Apa yang kamu harapkan setelah publik melihat proyek foto ini?
Selama ini, masyarakat menutup-nutupi pernikahan beda agama. Saya ingin pameran ini menyadarkan orang-orang akan masalah sebenarnya. Tidak ada yang salah dari pernikahan beda agama. Semua orang bebas memilih pasangan hidupnya sendiri.


Tonton dokumenter VICE tentang diskriminasi terhadap perempuan jomblo di Cina:


Kenapa mereka nekat mengambil risiko? Kamu percaya dengan cinta?
Tentunya. Cinta sangat penting bagi hidup kita. Saya percaya dengan cinta dan hubungan yang tumbuh karenanya.

Follow Angela Skujins di Twitter .

Artikel ini pertama kali tayang di VICE India