FYI.

This story is over 5 years old.

viral di medsos

Santai-Santai di Atas Balon Berenang Peti Mati Dijamin Bakal Nambah Likes di Instagram

Karena ban berenang berbentuk angsa sudah ketinggalan zaman. Sekarang eranya balon berenang berbentuk peti mati

Kurang lebih seminggu lalu, perancang Kanada Andrew Greenbaum mengunggah foto balon peti mati berwarna pink di Instagram. Dia membuatnya bersama Ian Felton, pekerja kreatif. Balon ini memiliki semua aspek yang bisa membuat internet tergila-gila: warna millennial pink, bagus saat difoto, dan suasana musim panas. Peti mati ini seperti tempat peristirahatan abadi seorang vampir yang mengoleksi semua produk Glossier.

Iklan

Sejumlah foto prototipe itu dibagikan berkali-kali, menjadi viral di kalangan orang-orang yang hidup dalam diagram venn nihilisme, orang-orang yang menggemari rancangan industrial, dan thot. Tapi, ini juga sebuah gurauan masif, karena peti mati ini satu-satunya di dunia.

Tidak mengherankan bahwa akhirnya Andrew dan Ian menyadari potensi rancangan mereka, dan sekarang mencari cara untuk merealisasikan liburan ala Adams Family yang kita idam-idamkan. Hari ini, mereka meluncurkan program Kickstarter untuk membiayai produksi peti mati ini. Atau, seperti yang mereka gambarkan, sebuah “mainan kolam renang yang sekaligus menjadi karya seni untuk area kolam renang luar ruangan Anda. ”Mereka menargetkan AUS$80.877 (setara Rp867 juta).

Angka itu mungkin terdengar tinggi, tapi saya rasa, jangan pandang enteng kekuatan lelucon yang estetis. Lagipula, seperti ditunjukkan oleh Kickstarter, uang itu akan digunakan untuk membiayai kerja kolaborasi Andrew dan Ian, yang akan menciptakan objek aneh yang bisa bikin foto-foto Instagram kita dibanjiri likes.

Kalau kamu menyumbang US$120 (Rp1,7 juta), kamu akan mendapatkan satu balon ini, dengan diskon kalau membelinya dalam jumlah banyak. Kickstarter juga menawarkan balon-balon versi edisi khusus dengan warna emas dan transparan, supaya dapet banget suasana Lenin-nya.

Pada saat artikel ini ditulis, setelah kampanye mereka berlangsung selama kurang dari 12 jam, mereka sudah mendapatkan AUS$5.000 (Rp53 juta). Jadi, semoga produk ini bisa segera beredar di pasaran.