FYI.

This story is over 5 years old.

tren dan fesyen

Rambut adalah Bahasa Tubuh Terkuat yang Kita Miliki

Rambut sejak 30 ribu tahun lalu sudah biasa dipakai buat mengekspresikan diri. Berikut sejarah tata rambut sepanjang sejarah.
ilustrasi oleh Ashley Goodall

Selain sebagai pelindung kepala, ternyata rambut juga bisa menjadi bahasa tubuh terkuat yang kita miliki. Kita bisa mengubah gaya rambut sesuka hati layaknya mengubah gaya bahasa kita. Gaya rambut dapat menggambarkan sejarah sifat masyarakat yang beragam.

“Rambut adalah simbol identitas pribadi dan kelompok yang sangat kuat. Pertama, rambut memiliki unsur fisiologis (tidak seperti pakaian) dan milik pribadi. Setelah itu, rambut bersifat publik meskipun milik pribadi,” Anthony Synnott, seorang dosen sosiologi dan antropologi di Concordia University, memberi tahu VICE. “Rambut bisa digunakan sebagai alat mengekspresikan diri, komunikasi, bentuk protes, penanda identitas dan agen perubahan.”

Iklan

Rambut kepang mungkin menjadi gaya rambut tertua di dunia dan perbincangan hangat di seputar kesetaraan dan perampasan budaya. Kita telah memperdebatkan sejarah rambut kepang selama berabad-abad. Rambut kepang sudah ada sejak 30.000 tahun yang lalu di Venus dari Willendorf—sebuah arca perempuan yang ditemukan di Austria—dan di peradaban Mesir Kuno, di mana kepang ditemukan di sebuah situs pemakaman bernama Saqqara yang dianggap berasal dari dinasti pertama Pharaoh Menes. Semenjak itu, kita dapat melihat setiap pria dan anjingnya memiliki rambut dan janggut kepang melalui seni dari zaman Perunggu dan Besi di Sumeria, Mesir Kuno, Yunani Kuno, Babel, Suku Hatti, Israel, Kilikia, Georgia, dan Armenia.

Selain untuk kecantikan, gaya rambut kepang menjadi sarana berkomunikasi. Apakah kamu sudah menikah? Apakah kamu sedang berkabung? Apakah kamu sedang mencari pasangan hidup? Gaya rambut adalah jawabannya. Apabila seseorang ingin menunjukkan status sosialnya, mereka bisa melakukannya dengan rambut kepang. Mengepang rambut juga menggambarkan kepentingan sosial, karena kegiatan tersebut menjadi tradisi berkumpul seraya menurunkan kemampuan mengepang rambut ke generasi yang lebih muda.

Penelitian ini menyinggung pandangan Audre Lorde terhadap perawatan diri (yang tidak terbatas pada perawatan luar tubuh seperti gaya rambut): “Bagi saya, perawatan tubuh bukan hanya untuk memuaskan diri, tetapi juga untuk melindungi diri sendiri dan menunjukkan perjuangan politik.”

Iklan

Merawat diri, terutama rambut, sudah berakar pada struktur masyarakat. Contohnya seperti di Jepang pada masa 20 dan 30-an. Para perempuan Jepang melakukan mimi-kakushi (yang berarti “menyembunyikan telinga”). Rambut mereka menutupi telinga dan diikat di tengkuk leher. Setelah itu, rambut ikal dan bergelombang juga mulai terkenal di Jepang. Gaya rambut ini cukup kontroversial, karena memiliki pengaruh barat yang tidak sesuai dengan Jepang; perempuan dengan gaya rambut ini adalah orang hebat dan keren.

Sepanjang sejarah, rambut juga digunakan untuk mencerminkan dan menghentikan ekspektasi gender zaman dulu. Panjang rambut saja memiliki sejarah yang berbeda sesuai masanya. Di satu waktu, panjang rambut perempuan atau laki-laki bisa melambangkan status kehormatan; di waktu lain, panjang rambut melambangkan penolakan ekspektasi sosial. Sosiolog asal Amerika, Rose Weitz, pernah mengajukan bahwa ada aturan budaya yang mengharuskan rambut perempuan berbeda dari rambut pria.

Dr Lauren Rosewarne, dosen senior Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Melbourne University, memberi tahu VICE, “Perempuan yang menghabiskan waktu, tenaga dan uang untuk kecantikan dianggap normal, tapi lain halnya dengan pria. Mereka akan dianggap tak berguna dan feminin.” Dia mengimbuh, “Budaya kita mengatur pria untuk tidak berpenampilan seperti perempuan dan mereka tidak boleh merawat tubuh seperti perempuan.”

Francis Russell, Duke of Bedford ke-5, melakukan protes di akhir abad ke-18. Para pria memotong pendek rambut mereka sebagai bentuk solidaritas kepada Duke, yang memotong rambutnya sebagai protes terhadap pajak yang dikenakan pada hair powder. Setelah itu, Duke mendenda rekan-rekannya yang berambut panjang dan menggunakan hair powder.

Iklan

Pada masa 50-an, kaum perempuan konservatif di Barat mengunjungi salon setiap minggu untuk menjaga keindahan gaya rambut bouffant yang mereka miliki. Ini mencerminkan sikap perempuan terhadap waktu dan uang pasca perang, tetapi juga sebagai tolak ukur bagi generasi berikutnya untuk menggambarkan pemberontakan mereka. Perempuan generasi muda yang lebih frontal menata rambutnya menjadi model beehive—versi berantakan dari bouffant. Namun, di tahun ‘60an, perempuan-perempuan ini mulai menantang norma-norma gender dengan mengubah gaya rambut mereka menjadi pixie cut.

Di era 80an, pemberi suara yang apatis sekali pun memiliki gaya rambut Jheri curls (rambut keriting), rambut klimis, dan potongan rambut Elvis. Namun, gaya punk asal Inggris yang melawan stereotip gender. Di masa itu, baik perempuan maupun laki-laki memotong habis bagian sisi kanan dan kiri rambutnya menjadi model Mohawk. Warna rambutnya juga berwarna-warni. Salah satu rambut Mohawk tertinggi yang pernah ada yaitu sekitar 3 kaki (91 cm) dan 8,6 inci (21 cm). Mereka membutuhkan tiga kaleng hairspray dan sebotol gel besar agar rambutnya tetap berdiri. Ini adalah awal bagi generasi muda untuk menghabiskan uangnya demi menata rambutnya, yang sebenarnya tidak mencerminkan budaya punk sama sekali.

Menggunakan budaya punk untuk membahas rambut blonde, Debbie Harry mematahkan ejekan yang dia dapat dengan tampil bersama bandnya, Blondie, dan menyanyikan tentang majalah perusak kehidupan dan pekerja seks yang berhubungan dengan polisi. Musiknya memiliki beragam genre dan dia sukses melakukannya.

Iklan

Lucunya, asal usul rambut pirang melibatkan mutasi genetik, yang kedengarannya tidak semenarik stereotip rambut pirang (blonde). Dan, untuk meniadakan stereotip rambut pirang, mutasi hanya ada pada kulit. Beberapa tahun lalu, sebuah studi yang diketuai Stanford University menemukan bahwa rambut pirang adalah hasil dari mutasi genetik – di mana huruf DNA mereka berubah dari A ke G.

“Contoh biologis ini menunjukkan bahwa perilaku bisa dikendalikan, dan betapa dangkalnya warna rambut pirang,” David Kingsley, seorang dosen bioloi perkembangan yang mengetuai penelitian tersebut, memberi tahu National Geographic. Itu berarti hinaan ‘dumb blonde’ yang ditujukan kepada Marilyn Monroe, yang sebenarnya sangat cerdas, karena karakternya tersebut tidak hanya mendiskriminasi secara sosial, tetapi juga sangat tidak ilmiah.

“Pesan” yang disampaikan melalui gaya rambut selalu berubah seiring berjalannya waktu. Dan itu baru rambut di kepala – sedangkan rambut di bagian lainnya memiliki sejarah yang berbeda.


Informasi yang digunakan dalam artikel ini disediakan oleh John Frieda Haircare, para pakar gaya rambut. Dalam artikel ini, kami membahas sejarah rambut dan bagaimana rambut digunakan sebagai alat untuk mencerminkan dan melawan budaya.