FYI.

This story is over 5 years old.

Sisi Gelap Surfing

Menunggangi Ombak Paling Mematikan di Indonesia

Mikala Jones adalah peselancar asal Hawaii tinggal di Bali. Dia menceritakan satu lokasi terpencil Sumatra punya ombak mahadahsyat berhias karang, yang bisa merenggut nyawamu. Bahkan peselancar pro tak punya nyali datang ke sana.
Semua foto oleh Bradley Masters (@mastersindo).

Tempat ini memiliki karang-karang paling tajam di dunia. Gemuruh ombaknya bisa menciptakan tabung air raksasa yang mencapai tiga tingkat. Katakanlah kamu apes dan mengalami kecelakaan saat berselancar, butuh waktu delapan jam paling cepat, sampai satu hari penuh, untuk mencapai Unit Gawat Darurat terdekat. Semuanya tergantung pada ketersediaan kapal tumpangan, pesawat, dan uangmu. Nyawa jelas jadi taruhannya sekali celaka saat berselancar di sini.

Iklan

Inilah ombak paling mematikan di Indonesia, sebuah tempat berselancar rahasia yang berada di luar pulau terpencil lepas pantai barat Sumatera. Penulis meminta kami untuk tidak menyebutkan nama tempat untuk menjaga lokasinya terjaga dari kehadiran peselancar sok ataupun turis yang tidak menghargai warga lokal. Pembaca di Indonesia silakan menebak-nebak, kalau kalian juga peselancar pasti tahu kok lokasi mana yang dimaksud.

“Pantai di Sumatra itu bukan tempat untuk para pengecut,” kata Mikala Jones, seorang peselancar legendaris asal Hawaii yang tinggal di Bali, kepada VICE. “Kamu pasti penasaran ingin mencobanya. Kalau ingin berselancar di sini, kamu harus sama siapnya seperti saat berselancar di Pipeline Hawaii atau ombak dahsyat mana pun.”

Jones menghabiskan waktunya berlatih menguasai ombak di karang-karang mematikan Sumatra ini. Dia adalah seorang peselancar profesional yang dibesarkan di Garis Pantai Utara Oahu, Hawaii. Hamparan garis pantai tempatnya tumbuh besar itu memiliki ombak hebat seperti Banzai Pipeline dan dianggap sebagai tempat berselancar terbaik sejagat. Mungkin itu sebabnya mengapa Jones merasa senang berselancar di ombak mematikan Indonesia. Dia sudah lama berselancar di Sumatra. Bahkan, Jones sampai menganggapnya sebagai salah satu tempat berselancar terbaik di dunia.

“Saya sangat ketakutan ketika menjajalnya pertama kali. Saya mendapati gulungan ombak terbesar yang pernah saya lihat selain di Hawaii. Benar-benar membuka mataku kalau tempat selancar terbaik ada di Indonesia.” —Mikala Jones

Iklan

“Saya berasal dari Hawaii dan sudah terbiasa berselancar di karang dangkal,” kata Jones kepada VICE. “Saya tertarik dan ingin berselancar di tingkat ombak seperti di tempat ini. Kadang saya akan mencari tempat dengan ombak ekstrem agar bisa berselancar tanpa gangguan orang lain.”

Ombak memang kekuatan dari alam, tapi tempat rahasia ini memiliki gelombang besar untuk menciptakan ombak paling dahsyat bagi peselancar profesional sekalipun. Tingkat ombak mencapai puncaknya apabila ada badai besar merambat dari pantai Australia Barat dan membuat samudera berubah menjadi kawah berbuih serta terus bergolak hebat. Itu berarti ombak kelas atas ini akan pecah hanya beberapa kali dalam setahun. Saat ombak yang dinanti-nanti tersebut memecah, hanya ada sedikit peselancar pemberani seperti Jones yang bersedia menaklukannya.

“Banyak orang sebenarnya mengetahui lokasi yang saya maksud, tapi mereka tidak ingin berselancar di sana,” ungkap Jones. “Letaknya agak di bawah permukaan laut dan memiliki karang serta bebatuan tajam. Saya pernah terjatuh beberapa kali dan dengan cepat melandas di sana.”

Jones mengatakan pertama kali melihat ombak terbesar hidupnya itu saat masih 15 tahun. Saat itu dia pertama kali berkunjung ke Indonesia. Jones ingat merasa ketakutan melihat ombak tersebut, bahkan sama takutnya seperti sekarang setelah dia terbiasa berselancar di atasnya.

“Saya sangat ketakutan dulu saat pertama kali selancar di sana,” kenangnya. “Itu gulungan ombak terbesar yang pernah saya lihat selain di Hawaii. Benar-benar membuka mataku kalau Indonesia adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk berselancar.”

Iklan

Ombak di Sumatra menjadi lebih berbahaya sekarang. Serangkaian gempa bumi yang terjadi selama satu dekade terakhir telah membuat karang menjadi lebih dangkal. Beberapa batuan tampak menonjol di luar permukaan air, termasuk “tiga batu karang segede gaban” yang menunggumu. Jones yang cukup terampil dan beruntung dalam menghindari kecelakaan saja masih sering luka-luka badannya, patah papannya, dan sempat menubruk batu karang satu kali.

“Batu-batu karang di sana sangat tajam. Saya pernah menghabiskan satu jam hanya untuk berjalan sepanjang 90 meter setelah mendarat dengan buruk di tengah karang,” kata Jones.

Lautan di Sumatra juga menyajikan tabung ombak terbesar di dunia—pasti jadi favorit bagi setiap peselancar. Jones mengibaratkannya sebagai “anak tiri” Pipeline yang ada di Garis Pantai Utaa atau Tahah di Teahupoo yang sulit diprediksi.

Bedanya, ombak-ombak tersebut pecah di tempat yang sama setiap waktu, sedangkan ombak di Indonesia memiliki tiga tempat berbeda. Peselancar harus bersiap-siap sejak awal dan mendayung keras, seraya memasang posisi bertahan apabila ombak melakukan gerakan yang tidak terduga. Hal macam ini sangat sering terjadi.

“Kamu harus siap mengambil risiko. Rasanya bangga banget kalau bisa sampai posisi drop dan membuat ombak. Kalau kamu bisa membentuk tabung ombak, nilaimu A-Plus,” kata Jones.

Selama berselancar di sana, dia pernah menyaksikan seorang peselancar yang “menabrak batu karang dan kulit pipinya sobek.” Ia mengakui kalau “risikonya jauh lebih tinggi”, tetapi dia tidak pernah merasa khawatir. Itulah pembeda Mikala dari peselancar lainnya. Risiko besar membuat orang lain tidak berani mengunjungi tempat itu.

“Berselancar di sini bikin ketagihan. Tidak peduli seberapa besar risikonya, kamu selalu ingin kembali lagi,” katanya. “Kalau ombaknya sempurna, pasti orang-orang berdatangan ke sini. Tapi untungnya tempat ini berbahaya, jadi saya bisa menikmatinya sendiri.”