Pornografi

Selama Pandemi, Komentator Olahraga Alih Profesi Jadi Narator Film Porno buat Tunanetra

Mereka berinisiatif membuat konten dewasa lebih mudah dinikmati penyandang disabilitas.
Shamani Joshi
Mumbai, IN
komentator menarasikan adegan cam girl pada situs ImLive
Foto: ImLive

Olahraga dan seks punya beberapa kesamaan, lho. Pertama, kedua aktivitas fisik ini menggunakan beberapa istilah serupa. Begitu juga seperti ketika menyaksikan pertandingan olahraga, orang menonton film bokep dengan napas tertahan saat adegannya sedang intens.

Industri olahraga sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Berbagai ajang olahraga dibatalkan untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru. Akibatnya, tak sedikit komentator acara yang mencari peruntungan di sektor lain, termasuk dunia pornografi.

Iklan

Mereka berinisiatif memudahkan penyandang disabilitas netra untuk menikmati film dewasa. Dari situlah situs webcam dewasa ImLive4TheBlind tercipta. Disokong ImLive, tayangan webcam langsung yang ada di dalam situs akan dinarasikan oleh para komentator.

Selama ini, film porno sangat bergantung pada visual dan emosi yang dibangkitkan, sehingga sulit untuk disentuh oleh komunitas tunanetra. Pada akhirnya, banyak dari mereka beralih ke subreddit macam r/gonewildaudio untuk memuaskan hasrat seksual. Berusaha mengatasi keterbatasan itu, diluncurkanlah Porn For The Blind dan kategori ““video yang diuraikan” pada Pornhub.

Audio porn menyuguhkan kenikmatan, baik di dalam maupun di luar komunitas tunanetra. Sayangnya, audio porn tersedia dalam bentuk sudah direkam, sehingga tidak dapat meniru gairah yang menggelora dari siaran langsung webcam. Kebutuhan akan konten dewasa yang lebih inklusif semakin mendesak ketika cam girl menjadi sumber fantasi orang banyak selama karantina.

“Siaran langsung yang dinarasikan komentator olahraga berbeda dari audio porn, karena kami mendeskripsikan apa yang sedang terjadi saat itu,” kata komentator Sean Wheelock kepada VICE. Lelaki 46 tahun itu telah menjadi penyiar radio sejak dia berusia 18. Berpengalaman sebagai komentator bola dan bela diri, Sean yakin bisa menggambarkan adegan live cam-nya sejelas mungkin. Dengan begini, dia lebih mudah terbenam dalam segala ketidakpastian yang terjadi di layar.

Iklan

“Alih-alih membaca dan bereaksi sesuai naskah, siaran langsung mengharuskan kalian menggambarkan penampil dan latarnya secara terkini, pada kecepatan yang menyamai adegan supaya lebih masuk akal. Kalian juga perlu mengambil jeda supaya cam girl bisa mengekspresikan diri mereka.” Narator juga dilarang keras mengobjektifkan cam girl dan menjatuhkan profesi mereka sebagai pekerja seks.

“Dia menggesekkan falus di sekitar bibir vagina. Tubuhnya melengkung di ranjang, vaginanya tercukur rapi, kedua kakinya merentang ke arah kamera ketika dia memasukkan falus,” Sean bernarasi dengan suara datar dalam sebuah siaran langsung, seolah-olah dia sedang mengomentari pertandingan sepakbola. Sean baru menyiarkan sesi grup sejauh ini, tetapi sudah memiliki rencana untuk menarasikan video individual.

Sean biasanya membangunkan gairah penonton lewat penggambaran bentuk tubuh dan gerakan model selama live cam, diselingi dengan erangan lembut dan tawa menggoda dari penampil. Guna menghormati model, Sean mengganti istilah “boobs” untuk “breast”, “ass” untuk “buttock” dan “pussy” untuk “vagina”.

“Saya menggunakan istilah dasar anatomi manusia, dan menggambarkan posisi dan gerakannya dengan cara yang bisa dipahami penyandang disabilitas netra,” terangnya ketika ditanyakan tentang strateginya mendeskripsikan aspek visual yang mungkin belum pernah diketahui orang tunanetra. “Yang saya lakukan bukan menjelaskan detail teknis seperti warna atau penampilan, melainkan gerakan yang bisa mereka pahami.”

Iklan

Pernahkah dia merasa terangsang ketika menarasikan adegan dewasa?

“Sebagai komentator, otak saya telah terlatih untuk tidak melibatkan emosi saat bekerja,” jawabnya. Bahkan saat mengomentari acara gulat, Sean bisa tetap bersikap ramah dengan semua pegulat dan menghabiskan waktu bersama mereka. “Misalkan saya sedang mengomentari acara gulat dan ada teman yang menang, saya tidak boleh menunjukkan kesenangan selama acara berlangsung. Saya harus bersikap netral, begitu juga ketika menarasikan live cam yang penuh perempuan cantik.”

Industri pornografi semakin kreatif di tengah pandemi. Ada yang mengeluarkan film bokep bertema coronavirus, ada juga yang memberikan saran video call sex kepada pasangan LDR. Sesi live cam dengan komentator membuat konten dewasa semakin menarik untuk dinikmati.

Follow Shamani Joshi di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE INDIA.