FYI.

This story is over 5 years old.

Mata Uang Kripto

Bursa Mata Uang Kripto Berutang ke Jutaan Nasabah, Si Pemilik Mati Tak Wariskan Password

Seluruh akun nasabah bursa terbesar di Kanada itu terkunci, amsyong deh. Sekarang muncul spekulasi, jangan-jangan si pemilik enggak mati beneran.
Ilustrasi mata uang kripto Bitcoin.
Ilustrasi logo Bitcoin oleh Jaap Arriens / Getty Images

Awal pekan ini bursa mata uang kripto terbesar di Kanada mengklaim bahwa mereka tidak dapat mengembalikan dana nasabah sebesar $190 juta (setara Rp2,6 triliun) karena pendirinya meninggal mendadak. Pasalnya, tak ada satu pun orang yang mengetahui kata sandi tempat penyimpanan selain dirinya.

Perwakilan Quadriga CX telah mengajukan perlindungan kreditur setelah wafatnya Gerald Cotten yang berusia 30 tahun di India, pada Desember lalu. Kasus ini sangat tidak lazim, sampai-sampai pakar cryptocurrency dan nasabah bursa meragukan kebenaran berita kalau Cotten betulan mati.

Iklan

Quadriga CX mengatakan mata uang kripto, seperti bitcoin, litecoin, dan ethereum, yang tersimpan di bursanya mencapai 180 juta dolar Kanada atau setara Rp1,9 triliun. Itu belum termasuk mata uang fiat senilai 70 juta dolar Kanada (Rp741 miliar). Namun, semua nasabah dan pengelola saat ini tidak dapat mengakses dana tersebut karena tersimpan di dalam sistem “cold wallet” yang hanya bisa diakses langsung oleh mendiang Cotten.

Jennifer Robertson, istri mendiang Cotten, mengajukan pernyataan tertulis, menjelaskan bahwa Quadriga CX memiliki 115.000 rekening nasabah pada Desember 2018. Ada satu nasabah yang dilaporkan menyimpan sebanyak 70 juta dolar Kanada (Rp741 miliar) di bursa tersebut.

Cold wallet disimpan secara luring (offline) agar lebih terjaga keamanannya dan terlindung dari peretasan. Situasi semakin diperburuk oleh kenyataan bahwa Cotten mengenkripsi laptop yang digunakan untuk menjalankan bisnis. Akibatnya, laptop tersebut tidak bisa diakses orang lain.

Menurut laman Facebook bursa, Cotten meninggal dunia pada 9 Desember "akibat penyakit Crohn ketika bepergian ke India dalam rangka membuka sebuah panti asuhan bagi anak-anak yang membutuhkan tempat tinggal."

Berita kematiannya baru diumumkan sebulan setelah dia wafat.

Quadriga CX sudah bermasalah sejak 2018, terutama setelah bank Kanada membekukan aset bursa. Nasabah mengeluh tentang keterlambatan penarikan mata uang fiat. Pembayarannya efektif dihentikan sejak akhir tahun lalu.

Iklan

Penarikan aset kripto dari Quadriga turut melambat, padahal biasanya nasabah bisa melakukannya langsung.

Robertson menerima surat wasiat yang ditandatangani dua minggu sebelum Cotten meninggal. Sebagian besar harta hendak diwariskan ke istrinya. Selain itu, Cotten juga meninggalkan 100.000 dolar Kanada (Rp1,05 miliar) untuk ongkos merawat kedua anjingnya.

Robertson, yang tidak terlibat dalam bisnis perusahaan, turut menyertakan akta kematian suaminya dalam surat pernyataan yang diajukan pada 31 Januari.

“Ada banyak komentar tentang kondisi Quadriga, kematian Gerry, dan koin-koin yang hilang di Reddit dan situs platform lainnya,” kata Robertson.

Bukan hanya nasabah saja yang marah dan menyebarkan teori konspirasi di Reddit, Twitter, dan Telegram, banyak pihak lain yang ragu dengan kebenaran berita tersebut.

Pakar kripto juga mendalami pernyataan yang dibuat oleh Robertson dalam pengajuan pengadilannya. Beberapa bahkan menyoroti perbedaan yang mengkhawatirkan.

Sebuah analisis teknis, yang memeriksa data transaksi bursa untuk umum, menunjukkan bukti bila Quadriga tidak memiliki cold wallet. Quadriga CX, menurut analisis tersebut, "menggunakan dana nasabah untuk membayar nasabah lain begitu mereka ingin menarik asetnya."

James Edwards, pakar cryptocurrency di Amerika, menulis dalam analisisnya bahwa bursa tersebut sebenarnya masih bisa mengakses bitcoin. Ini dapat dilihat dari transaksi yang tampaknya terjadi setelah kematian Cotten.

Para pakar lain punya kesimpulan serupa. Mereka yakin apa yang diuraikan dalam keterangan perusahaan soal kesulitan nasabah menarik dana tidak akurat.

Analisi dari profil resmi bursa membuktikan transaksi tetap berlangsung. Pada 21 Januari lalu, mereka menjawab pertanyaan nasabah bahwa transaksi bitcoin masih terjadi. Padahal saat itu Quadriga CX menyatakan mereka tidak dapat mengakses private key.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News