FYI.

This story is over 5 years old.

Subkultur Internet

Konten Youtube Berisi Tiruan Aktivitas Manusia Prasejarah Jadi Antitesis Gaya Hidup Digital

Sebuah kanal youtuber jengah melihat kehidupan modern begini-begini melulu. Tim ini mereplikasi aktivitas manusia gua, nenek moyang kita, dan merekamnya jadi konten bagi generasi masa kini.
Gaya hidup prasejarah adalah konten antiteknologi yang amat menarik di Youtube
Screenshot via Tube Unique Wilderness 

Keruntuhan masyarakat modern adalah tren yang tak henti-henti dibahas pegiat budaya pop. Ada banyak novel atau film fiksi ilmiah menggambarkan akhir kemanusiaan. Jangan lupa satu season American Horror Story, ikut-ikutan menampilkan cerita muram semacam itu. Masih ada seri film Mad Max. Banyak juga artikel berisi anjuran gaya hidup yang tujuannya mempersiapkan diri bila kiamat betulan terjadi. Tapi jika—atau ketika—kiamat kecil dialami penduduk Bumi, saya yakin ada satu orang yang enggak akan terganggu sama sekali. Dialah presenter akun YouTube Unique Wilderness yang rutin meniru gaya hidup manusia gua era prasejarah dalam konten-kontennya.

Iklan

Channel ini mengikuti seorang presenter tanpa nama beraktivitas memakai bahan-bahan tak lazim seperti lumpur, kayu, bambu, dan batang pohon yang dia temukan di perhutanan Asia Tenggara. Semua bahan tadi dia pakai mebangun rumah, memasak, dan bahkan dia jadikan alat olah raga.

Si presenter nampak seperti sosok yang beneran hidup abadi sejak era prasejarah dulu—berkulit sawo matang, berotot, berjenggot, berambut ikal berantakan. Ini tampang manusia yang tak ragu menghancurkan sebuah sarang semut ganas, demi memperoleh lumpur yang dia butuh untuk menyemen tembok rumah hutan sederhana.

Kata-kata di video lelaki ini sebagian besar cuma lolongan dan raungan. Baju yang dia pakai hanya sepasang boxers yang sudah lusuh. Alat-alat yang dia pakai biasanya sekadar batang kayu dan pedang. Walaupun sumber daya terbatas, dia bisa menciptakan tempat tinggal menakjubkan seperti villa dua tingkat dengan kolam renang alami seperti bisa kalian lihat di bawah ini:

Ada kesan primitif tentang kontennya, terutama ketika dia mengatasi masalah bertahan hidup sehari-hari di hutan, tanpa mengucapkan satu kata seharian. Lelaki penjaga hutan ini misalnya, pernah bergulat melawan buaya yang dia tangkap dalam sebuah perangkap bambu. Ngapain harus begitu? Alasannya cuma diiketahui dia dan dewa-dewa hutan. Lihat saja contohnya di tautan video berikut:

Atau simak juga video ini. Si presenter pendiam meraung sembari berenang dalam kolam renang 'rooftop' rumah hutannya.

Iklan

Video-video ini merupakan bagian dari sebuah subkultur yang berkembang cukup cepat di jagat YouTube. Ketika banyak Youtuber lain akitif melakukan giveaway promosi kontennya dan menciptakan persona clickbait, channel-channel macam Unique Wilderness mendalami kehidupan manusia jauh sebelum era influencer medsos ataupun daya listrik ditemukan.

Dalam saah satu episode Survival Skills Primitive, sebuah channel gaya hidup serupa, dua laki-laki tanpa kaos menunjukkan pada pemirsa cara menangkap, memasak, dan memakan kepiting raksasa di pedalaman hutan Vietnam.

Apa sih yang menarik tentang video-video gaya hidup antiteknologi ini? Kita hidup pada zaman keajaiban. Muncul alat seperti sex toys dengan fitur wifi dan drone berbekal penyembur api. Ternyata aku bosan. Aku terus-terusan balik umenonton video pertapa hutan memakan kumbang dan berperilaku seakan-akan kita masih hidup dengan neanderthal. Menonton video-video ini terasa seperti pulang ke akar kemanusiaan, meskipun bakat-bakat zaman es diadaptasi untuk zaman YouTube.

Pada umumnya, ini merupakan versi lebih maju dari yang namanya “ bush-craft"—keterampilan bertahan hidup yang dipopulerkan laki-laki meme hidup seperti Bear Grylls yang meminum air kencing mereka dan memanjat tembok es. Tapi laki-laki dalam konten Youtube ini enggak hanya mengajar penonton bertahan hidup dalam situasi ekstrem, tetapi juga mempelajari cara hidup di hutan seperti raja.

Iklan

Kalau kamu seperti sebagian besar pembaca VICE, kemungkinan besar kamu menjalankan kehidupan yang enggak segitu aktif. Kamu juga punya kebiasaan duduk di depan layar komputer seharian, dan palingan cuman olahraga Crossfit atau yoga Minggu pagi. Enggak ada masalah dengan itu kok, kita semua barengan.

Tapi bukan berarti kamu enggak bisa atau berhak menonton diskusi kehidupan ahli bertahan hidup di hutan. Karena sebenarnya, siapa sih yang perlu smartphone, atau kaos, atau kata-kata asal kamu punya anggur hutan?

Kayaknya ini akan jadi gaya hidup yang makin ngetren buat anak muda. Apalagi mereka yang tambah khawatir melihat kecanduan ponsel pintar amat massif di generasi sekarang.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.