FYI.

This story is over 5 years old.

wajah lain terorisme

Prajurit ISIS Mengeluh Lewat Surat Usai Jatah Roti Lapis Buat Mereka Dikurangi

"Mereka sama sekali tidak seperti jihadis garis keras yang digambarkan selama ini," kata relawan Inggris yang menemukan surat anggota militan tersebut.
Setangkup roti lapis isi daging dan sayur-mayur
Getty Images // Elvaisia

Saat diwawancarai oleh kantor berita Associated Press Oktober 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim pertahanan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) sudah runtuh. "Kita bekerja dengan baik. Kita berhasil mengalahkan ISIS," tuturnya. "ISIS mampu dikalahkan di setiap tempat yang kita perangi. Ini tidak akan mungkin terjadi di zaman Presiden Obama. Yang terjadi malah sebaliknya. Saya rasa kita sudah melakukan semua yang saya inginkan dengan efektif."

Iklan

Trump… hmmm, dia enggak sepenuhnya benar. Institute for the Study of War menjelaskan ISIS belum kalah sama sekali. "Saat ini, ISIS bisa saja memperoleh kekuatannya kembali dan melancarkan pemberontakan baru yang mengancam pasukan keamanan di Irak dan Suriah," kata lembaga tersebut seperti yang dikutip dari New York Times.

Meskipun jumlah orang dari luar negeri yang pergi ke Irak atau Suriah untuk bergabung dengan ISIS sudah menurun secara drastis, mereka masih merekrut sekitar 100 anggota baru dari negara-negara di luar Timur Tengah setiap bulannya. Rupanya, kasihan sekali ISIS karena punya beberapa anggota yang manja dan suka mengeluh.

Macer Gifford, pejuang anti-ISIS asal Inggris yang memerangi kelompok tersebut di Suriah, mengatakan bahwa dia menemukan surat yang ditulis oleh anggota ISIS yang bisa berbahasa Inggris. Surat itu menyoroti kekhawatiran beberapa calon serdadu ini. "Tolong pertimbangkan surat keluhan ini. Kami dihadang masalah makanan," demikian bunyi surat yang ditulis tangan itu. "Saya sudah 3 malam 2 hari di sini, dan saya cuma dikasih 4 roti lapis sejauh ini. 2 roti lapis sehari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari."

Penulis surat yang tidak diketahui namanya itu menulis bahwa mereka masih dapat Pepsi dan air mineral (semoga Pepsi senang mendengarnya), tetapi bersikeras bahwa dua roti lapis tidak akan mengenyangkan perut tentara. Mereka tidak akan bisa melawan orang kafir kalau kelaparan.

Iklan

"Saya mendapat banyak keluhan dari hampir seluruh anggota Sariyah [kelompok serdadu yang lebih kecil] mengenai masalah makanan in… Tindakan mendesak sangat diperlukan."

Gifford memberi tahu Global News telah menemukan suratnya di blok apartemen yang ditinggalkan oleh anggota ISIS dari luar negeri. "Saya menyimpan suratnya karena ditulis pakai bahasa Inggris dan isinya sangat menghibur,” katanya. “Mereka sama sekali tidak seperti jihadis garis keras yang digambarkan selama ini. Enggak ada bedanya dengan orang Barat manja yang suka mengeluh kalau keinginannya tidak dituruti."

Sang penulis surat bukan satu-satunya yang tidak suka dengan makanan yang disajikan oleh ISIS. Pada 2015, pejuang asal Inggris Omar Hussain menceritakan pengalamannya hidup dalam kekhalifahan di akun Tumblr-nya.

"Kalau perutmu sensitif, sebaiknya masak sendiri daripada beli makan di luar. Banyak pejuang yang sakit karena makanan yang mereka beli tidak higienis," tulisnya. "Orang Suriah juga terbiasa ngambil makanan orang lain tanpa izin." (Hmm, maaf-maaf saja nih, mas bro, bukan cuma penduduk Suriah yang suka nyomot makanan orang enggak bilang-bilang. Rekan kerja kami juga suka begitu, kok.)

Hussain, yang dulunya bekerja sebagai satpam pasar swalayan, juga mengeluhkan sikap sesama pejuang yang agresif ketika dia bertugas membagikan camilan. "Semua orang asal menyambar camilannya," tulisnya. "Saya baru kasih kalau mereka mau duduk tertib. Saya terpaksa memperlakukan mereka seperti anak SD."

Ingin mengalahkan ISIS? Cukup dengan menghentikan stok Pepsi dan roti lapis buat mereka supaya kelaparan. Ternyata segampang itu ya.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES