Cerita di Balik Pemotretan Rihanna Berbalutkan Gaun Retro

FYI.

This story is over 5 years old.

Fashion

Cerita di Balik Pemotretan Rihanna Berbalutkan Gaun Retro

“Dia malah nyaman ketika dia mendorong batas-batas fashion. Kayaknya dia enggak merasa nyaman kalau dia memakai sesuatu yang dia sudah pernah pakai,”

“Ri adalah orang yang sangat berwawasan luas, dan jelas dia juga melihat banyak contoh-contoh fesyen dari musim ini,” ucap Carlos Nazario, stylist Rihanna untuk sampul GARAGE isu 15 yang difoto oleh Deana Lawson. “Aku rasa enggak begitu menarik kalau melihat Rihanna memakai baju-baju yang dia sudah biasa kenakan.”

Sampul ini menampilkan Rihanna yang memakai celana pendek Dolce & Gabbana, sepatu hak tinggi Y/Project, kalung Tiffany’s, dan atasan mawar dari era 60-an. “Aku selalu mencoba untuk menggunakan barang-barang vintage, karena itu bagian dari dunia fesyen yang belum banyak dilihat orang.”

Iklan

Menjadi stylist untuk selebritas, kamu harus menemukan baju yang yang membuat mereka merasa nyaman dan percaya diri—yang terkadang artinya memilih baju yang “aman.” Tetapi gaya Rihanna tidak pernah aman. “Dia malah nyaman ketika dia mendorong batas-batas fashion. Kayaknya dia enggak merasa nyaman kalau dia memakai sesuatu yang dia sudah pernah pakai,” kata Nazario. “Menurut aku, dia merasa cantik dan berkuasa ketika dia memakai baju yang mengejutkan.”

Nazario berbelanja pakaian vintage di London, bekerjasama dengan Rellik dan One of a Kind. Pemilik One of a Kind, Jeff Ihenacho adalah sosok asal Karibia yang “mengoleksi pakaian vintage sejak mereka bahkan belum bisa disebut vintage —sejak tahun 70-an dan 60-an,” ujar Nazario. “Dia suka pakaian yang bernuansa teatrikal dan bernuansa ratu Karibia, yang merupakan salah satu inspirasi untuk photoshoot ini. Nazario menelpon Ihenacho beberapa hari sebelumnya dan memintanya untuk membongkar koleksinya dan membawa beberapa barang pilihan untuk digunakan dalam photoshoot Rihanna, termasuk atasan mawar dan rok pesta kuning. Rok pesta tersebut, yang dipasangkan dengan kemeja Gucci, merupakan bagian dari sejarah fashion Amerika. Ihenacho “enggak bisa ingat nama perancangnya, tapi dia yakin barang itu asalnya dari Amerika pada tahun 60-an.”

Lalu, ada atasan mawar yang menjadi bintang sampul tersebut—sebuah item vintage asal Perancis. “Aku suka warnanya,” ujar Nazario. Tak hanya itu, bentuknya juga cocok untuk dipadukan dengan fashion kontemporer—volume dan kepadatan yang sekarang kami lihat di Valentino-nya Pierpaolo Piccioli atau nuansa baroque Alexander Mcqueen-nya Sarah Burton. “Aku enggak mau suasana photoshoot ini terbatas pada periode tertentu,” ucap stylist ini. “Itu bukan gayanya Rihanna. Dia sukanya modern, modern, modern.

Dia pikirnya, ‘Besok aku pake baju apa, ya?’ Bukan ‘Aku nyamannya pakai apa hari ini?’”

Sampul bernuansa vintage ini mencerminkan apresiasi untuk baju vintage yang bertumbuh—dan ketertarikan untuk mengenal dan mengoleksi momen-momen terhebat di dunia fashion. Para kolektor dari dulu sudah mencintai apapun yang vintage, tapi pada umumnya masih banyak yang ragu-ragu memakai baju bekas orang,” ucap Nazario. Tetapi dengan populernya situs-situs resale seperti Grailed dan kolektor vintage kalangan atas seperti Mary Kate dan Ashley Olsen, persepsi ini sudah mulai berubah. “Menurut aku, vintage itu satu cara untuk membuat gayamu terlihat berbeda: dengan menemukan barang-barang langka yang membuat gayamu lebih pribadi dan membuat orang menatap pakaian kamu dua kali. Pasti kalau orang melihat atasan mawar yang dipakai Rihanna, mereka bakal berpikir ‘Apaan tuh?’”

Photograph by Deana Lawson.

Gaya fotografi Lawson juga menjadi pertimbangan yang penting dalam styling photoshoot ini, yang merupakan proyek fashion pertamanya Lawson. “Karya Lawson enggak bisa disama-samakan dengan karya orang lain,” katanya. “Tapi aku mau memberinya proyek yang sedikit berbeda. Aku ingin memadukan semua elemen-elemen mereka—keanggunan mereka, energi fashion-nya Rihanna, dan gaya fotografinya Deana yang unik—demi membuat sesuatu yang terasa baru.”