Foto oleh Nour Mahmoud al-Dhahir, 14 tahun
Pada suatu siang di awal November, empat gadis remaja duduk bersama di belakang ruang kelas di Kamp Pengungsi Za’atari, Yordania. Mereka mengenakan kemeja sutra, celana jins robek, jilbab bermotif macan tutul, dan sepatu mirip TOMS. Suara bass menggelegar dari kelas Zumba di sebelah ruangan. Beberapa remaja laki-laki tampak berlarian keluar menuju lapangan sepakbola yang terik. Di dalam kelas, para perempuan asyik mengobrol dengan suara rendah dan tertawa sambil sesekali menyesap Pepsi-nya. Mereka sedang menunggu kelas fotografi dimulai. Kelas ini diadakan selama satu minggu oleh Lens on Life Project, organisasi nirlaba di New York City yang memberikan pelatihan fotografi dan literasi komputer bagi remaja terpinggirkan di seluruh dunia. Tujuan diadakannya kursus singkat ini yaitu untuk melibatkan komunitas lokal, memberdayakan generasi muda, dan menjadi tempat berbagi pengalaman dan mengasah keterampilan baru sebelum menghadapi dunia kerja global.Selesai kursus, mereka akan kembali ke deretan ribuan trailer putih yang tak berujung. Rumah karavan yang terletak di sisi perbatasan Yordania ini dijadikan tempat tinggal bagi para pengungsi. Selain berjuang menemukan identitasnya, mereka juga berusaha mendefinisikan konsep “rumah” dan bagaimana cap "pengungsi" dan tumbuh besar di kamp pengungsian berpengaruh pada diri mereka.Berikut beberapa hasil jepretan peserta kursus fotografi di kamp Za’atari.Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.
Iklan