Kelompok Ekstremis Hindu

Dituduh Bakar Warga Muslim, YouTuber India Kabur

Polisi masih melacak keberadaan YouTuber India Monu Manesar yang diduga melakukan aksi main hakim sendiri terhadap dua lelaki Muslim.
Pallavi Pundir
Jakarta, ID
India, kelompok ekstremis Hindu, sapi, aksi main hakim sendiri
Warga Bharatpur di negara bagian Rajasthan menuntut keadilan bagi Nasir dan Junaid, dua lelaki Muslim yang menjadi korban main hakim sendiri. Foto: Waris Akram Meo

Seorang YouTuber di India menjadi buronan polisi atas tuduhan membakar hidup-hidup dua warga Muslim.

Mohit Yadav (28), lebih dikenal dengan nama Monu Manesar, merupakan sosok terkemuka di negara bagian Haryana, India utara, berkat perannya sebagai “pelindung sapi” yang hendak diselundupkan. Dalam kasus pembakaran ini, Manesar bersama lima kawannya diadukan ke pihak berwajib karena telah main hakim sendiri. Jasad korban ditemukan sudah hangus dalam mobil pada 16 Februari lalu.

Iklan

Kedua korban, yang diketahui bernama Nasir dan Junaid, dituding melakukan aktivitas ilegal berupa penyelundupan sapi. Kabar tersebut telah ditepis pihak keluarga.

Sapi merupakan hewan suci dalam agama Hindu, sehingga sangat dimuliakan oleh rakyat India yang mayoritas pemeluk agama Hindu. Beberapa daerah di India bahkan telah melarang keras praktik penyembelihan dan penyelundupan sapi. Itulah sebabnya warga Muslim kerap menjadi sasaran kelompok nasionalis Hindu, terutama karena perannya yang cukup besar di sektor peternakan sapi negara tersebut.

Dua korban aksi main hakim sendiri di India

Kiri-kanan: Nasir dan Junaid. Foto: Waris Akram Meo​

Manesar telah menyangkal keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Nasir dan Junaid melalui unggahan video pada 17 Februari. Ia mengatakan siap membantu proses penyelidikan, tapi malah menghilang beberapa hari kemudian.

Iklan

Berdasarkan keterangan polisi, kedua korban meminjam mobil teman karena ada urusan ke Alwar, kota yang berjarak 144 kilometer dari tempat tinggal mereka di distrik Bharatpur, Rajasthan. Namun, menurut aktivis Wasim Akram Meo, mereka dicegat lalu dianiaya oleh Manesar dan teman-temannya.

Mereka kemudian dibawa ke kantor polisi dalam keadaan hampir ‘sekarat’. Manesar menyebut keduanya habis menyelundupkan sapi, tapi laporannya tidak digubris. Akhirnya, Manesar dkk. memutuskan membakar mobil yang ditumpangi Nasir dan Junaid.

“Kondisi korban tinggal tulang belulang saat ditemukan,” kata Meo, yang kebetulan kerabat jauh salah satu korban. VICE World News tidak dapat memverifikasi informasi ini. 

Keluarga mendoakan kepergian Nasir dan Junaid. Foto: Waris Akram Meo​

Keluarga mendoakan kepergian Nasir dan Junaid. Foto: Waris Akram Meo​

Aksi main hakim sendiri bukan kali pertama terjadi di India. Laporan Human Rights Watch menemukan sebanyak 44 kasus pembunuhan yang dilakukan oleh “pelindung sapi” pada 2019. 36 dari total kasus menyasar warga Muslim. Dalam laporan, dikatakan bahwa anggota senior Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi mendukung aksi itu. Bahkan ada otoritas setempat yang dipercaya bekerja sama dengan mereka.

Iklan

“Warga Muslim sering menjadi target serangan [di India],” ujar Meo. “Tapi baru kali ini ada yang sekeji itu.”

Sang buron aktif mengampanyekan agenda kelompok ekstremis Bajrang Dal di daerahnya. Rekan-rekan milisinya mengklaim tuduhan pembakaran sengaja dilayangkan kepada Manesar sebagai upaya merusak reputasi mereka. 

Meo menyebut Manesar sudah berulang kali dilaporkan melakukan tindakan kekerasan, khususnya dalam menindak orang-orang yang ia yakini sebagai penyelundup sapi.

Bulan lalu, Manesar dan kaki tangannya dilaporkan ke polisi akibat menghabisi pemuda Muslim Waris Khan. Korban yang saat itu berusia 22 tahun juga dituduh menyelundupkan sapi. Akan tetapi, otoritas setempat menolak pengaduan keluarga. Manesar tidak mengakui perbuatannya.

Baru-baru ini, Manesar dituduh menembak laki-laki 20 tahun bernama Mohin Khan di kota Gurgaon. Untungnya, Mohin berhasil menyelamatkan diri.

Tindak kejahatan atas dasar melindungi sapi yang dilakukan Manesar dan kawan-kawannya telah dikonfirmasi oleh Mohammad Zubair, wartawan yang mendirikan platform pengecekan fakta Alt News. Jurnalis itu memantau gerak-gerik Manesar sejak 2016, setelah tersiar kabar dua laki-laki Muslim dicekoki kotoran sapi, urin sapi, susu, dan dadih.

Iklan

“Jangkauan Manesar yang besar membuatnya terlihat bak pahlawan. Gara-gara dia, orang jadi berani melakukan kejahatan seperti ini,” Zubair memberi tahu VICE World News. “Suasana politik dan pemerintah secara langsung mendukung orang-orang seperti dia.”

Monu Manesar (depan) bersama rekan-rekan pelindung sapi. Foto: Facebook/ Monu Manesar

Monu Manesar (depan) bersama rekan-rekan pelindung sapi. Foto: Facebook/ Monu Manesar

Persis seperti yang disebutkan dalam laporan HRW, kelompok Manesar dibeking polisi. Mereka bahkan membantu aparat menangkap orang-orang yang tertuduh menyelundupkan sapi. Tak jarang kelompoknya menganiaya mereka sebelum diserahkan ke polisi. Aksinya sering diabadikan dalam video YouTube.

“Nama Manesar tercantum sebagai ‘informan’ dalam laporan polisi,” ungkap Zubair.

Tim pemeriksa fakta yang diketuai Zubair telah mengumpulkan sejumlah bukti foto yang menunjukkan kedekatan Manesar dengan petinggi polisi dan tokoh terkemuka dari BJP. Manesar diduga juga kenal dengan Menteri Dalam Negeri Amit Shah. Foto-foto itu diunggah ke akun Facebook pribadinya, tapi sekarang telah dihapus. 

Manesar rutin mengunggah video dirinya kejar-kejaran dengan terduga penyelundup sapi pada kanal YouTube miliknya. Menurut Zubair, video-video lamanya mempertontonkan adegan Manesar dkk. memukuli terduga penyelundup, tapi sekarang sudah dihapus. Kanal YouTube Manesar mempunyai ratusan ribu subscriber, dan mayoritas komentar penonton mendukung tindakannya.

Gerombolan laki-laki bersama sejumlah personel polisi

Monu Manesar (tengah, mengenakan kaus putih) bersama rekan-rekan pelindung sapi dan petugas polisi. Foto: Facebook/ Monu Manesar

Meo mengutarakan kematian Nasir dan Junaid telah memicu aksi protes di Bharatpur, tempat tinggal korban. Tapi pada saat yang sama, warga setempat takut menjadi korban selanjutnya.

“Semua orang di sini sadar sedang dalam bahaya,” simpulnya.

Follow Pallavi Pundir di Twitter.