FYI.

This story is over 5 years old.

isu lingkungan

Kini Nyamuk Tak Hanya Menyebarkan Penyakit, Tapi Juga Polusi

Para ilmuwan menemukan bahwa serangga ini bisa meracuni burung dan ikan dengan plastik yang ia makan saat masih jadi larva.

Nyamuk yang terpapar potongan kecil plastik di fase larva mereka dapat menyebarkan racun itu ke hewan dengan posisi lebih tinggi di rantai makanan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Biology Letters pada Rabu.

Dipimpin oleh peneliti University of Reading PhD, Rana Al-Jaibachi, penelitian ini menemukan bahwa mikroplastik (MP) yang dicerna oleh larva nyamuk bertahan dalam sistem mereka selama siklus hidup mereka, yang berlangsung kira-kira seminggu.

Iklan

“Temuan kami memiliki implikasi penting karena tahapan akuatik manapun yang mampu mengonsumsi MP dan mentransfernya pada tahapan terestrial adalah potensi penyebar MP ke habitat aerial dan terestrial,” bunyi kesimpulan tim Al-Jaibachi.

Tim mencapai temuan ini dengan memperkenalkan microbeads polystyrene hijau neon ke gelas yang mengandung larva Culex pipiens, spesies nyamuk yang umum di seluruh dunia. Satu set manik-manik diameternya berukuran dua mikron, sementara yang lain diukur 15 mikron (untuk referensi, sehelai rambut manusia biasanya selebar sekitar 80 hingga 100 mikron). Beberapa larva terkena hanya satu ukuran manik, sementara beberapa terpapar keduanya.

Larva diberi makan dengan pelet guinea pig, dan individu dikeluarkan dari gelas dan dibekukan pada berbagai tahap kehidupan, hingga dan termasuk fase dewasa. Al-Jaibachi dan rekan-rekannya kemudian mempelajari nyamuk beku di bawah mikroskop dan menghitung jumlah manik-manik fluorescent yang tetap ada di sistem mereka sepanjang siklus hidup mereka.

Mereka menemukan bahwa larva sangat rentan untuk menghimpun microbeads yang lebih kecil dalam sistem mereka selama perkembangannya. Menariknya, mereka yang hanya terkena manik-manik besar sepertinya tidak terpengaruh sama sekali, sementara mereka yang terpapar pada dua ukuran manik memiliki manik-manik kecil dan besar dalam sistem mereka sebagai nyamuk dewasa.

Mengingat bahwa 35 juta ton sampah plastik dibuang ke daratan dan habitat laut setiap tahunnya, yang sebagian besar digiling menjadi manik-manik skala mikro seperti yang ada dalam penelitian, tubuh larva nyamuk liar dapat tercampur dengan plastik saat mereka mulai berdengung dan makan darah. Predator serangga ini di alam termasuk burung, ikan, kadal, dan capung, dan banyak yang sudah rentan terhadap bahaya dari sampah plastik.

Selain itu, tim Al-Jaibachi menyimpulkan bahwa jika nyamuk bisa membawa mikroplastik dari fase larvanya, serangga lain pun bisa mengalami hal serupa.

“Di tempat-tempat banyak serangga muncul, yang sangat terkontaminasi, kemungkinan kontaminasi predator ini bisa tinggi,” ujar tim. “Meski nyamuk digunakan di sini sebagai organisme model, setiap serangga air tawar yang dapat menelan MP kemungkinan akan sama-sama mengirimkan plastik ke tahap dewasa terestrial.”

Nyamuk punya reputasi sebagai hewan paling mematikan di planet ini karena mereka adalah vektor yang efisien untuk penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan ensefalitis. Sekarang, ternyata bakteri menular bukanlah satu-satunya hal berbahaya yang mungkin dibawa oleh serangga pengganggu ini, memberikan alasan lain untuk mengatur produksi, konsumsi, dan pengelolaan limbah plastik.