Legalisasi Ganja

Berkat Putusan Mahkamah Agung, Meksiko Selangkah Lagi Legalkan Konsumsi Mariyuana

Perubahan hukum pidana masih belum dibahas di parlemen. Jika akhirnya terwujud, Meksiko menjadi negara dengan penduduk terbanyak legalkan ganja di dunia.
Berkat Putusan Mahkamah Agung, Meksiko Selangkah Lagi Legalkan Konsumsi Mariyuana
Warga pendukung legalisasi di Ibu kota Mexico City menggelar unjuk rasa depan gedung parlemen dengan sengaja membakar dan mengisap ganja pada 20 April 2021. Foto oleh ALFREDO ESTRELLA/AFP via Getty Images.

Mahkamah Agung Meksiko awal pekan ini melansir putusan yang tegas menyebut larangan konsumsi mariyuana untuk kepentingan rekreasional melanggar hak asasi. Tapi Meksiko tidak otomatis membebaskan warganya mengisap ganja, sebab aturan turunan hukum pidananya belum diubah dan masih terus diperdebatkan di parlemen.

Menurut Lisa Sánchez, aktivis Meksiko yang konsisten mendesak peredaran narkoba diregulasi alih-alih diperangi, putusan MA itu sangat teknis dan njelimet bahasanya. “Tapi jika diterjemahkan, pengadilan Meksiko mengakui konsumsi mariyuana sebagai bagian integral dari hak asasi manusia dan seharusnya tidak dilarang dalam bentuk apapun oleh pemerintah,” ujarnya pada VICE World News.

Iklan

Selain itu, putusan MA itu berdampak pada keharusan pemerintah Meksiko mengeluarkan izin budidaya kanabis bagi pertanian skala kecil bagi warga yang sudah berusia di atas 18 tahun. Konsumsi pribadi untuk alasan apapun juga tidak boleh lagi dijerat pasal pidana. Meksiko sudah mulai melonggarkan izin budidaya sejak 2015, tapi dengan putusan MA, maka aturan itu akan jadi lebih bebas.

Meski demikian, Meksiko belum bisa dibilang sudah secara resmi (de jure) melegalkan konsumsi dan jual beli mariyuana. “Yang masih dibatasi atau masuk kategori pidana adalah menanam di luar ruangan, tidak boleh ada komersialisasi, serta tidak bisa mengisap ganja di ruang publik. Semua pasal-pasal pidana itu masih ada,” kata Sánchez. “Menurut kami, tanpa perubahan pasal-pasal di hukum pidana, maka peredaran mariyuana yang justru dikendalikan organisasi kriminal akan terus ada. Dan ujung-ujungnya narasi yang muncul masih akan terus perang narkoba, alih-alih regulasi.”

Pemerintah dan parlemen Meksiko sebetulnya sudah merintis upaya legalisasi mariyuana sejak beberapa tahun terakhir. Namun pada 30 April 2021 lalu, RUU legalisasi itu kembali mandek pembahasannya karena berbagai manuver politikus konservatif.

Pembahasan draf RUU legalisasi mariyuana di Meksiko akan berlangsung kembali pada September mendatang. Namun aktivis seperti Sánchez menilai beleid itu bukan solusi yang sempurna. Masih ada pasal kriminalisasi kepemilikan ganja dalam jumlah tertentu yang berpotensi menjerat pengguna. Selain itu, RUU yang ada tidak menjamin kompetisi sehat, sehingga petani skala kecil menengah bisa ikut berpartisipasi menanam mariyuana.

Meski jalan menuju legalisasi masih berliku, tapi peneliti seperti Zara Snapp, dari organisasi Instituto RIA yang mengkaji manfaat mariyuana bagi Meksiko, mengapresiasi putusan Mahkamah Agung negaranya. “Setidaknya ini langkah pertama yang penting, tapi masih banyak penyesuaian yang perlu dilakukan agar legalisasi kelak memberi keuntungan bagi masyarakat Meksiko.”

Sebelum Meksiko, negara yang sepenuhnya melegalisasi konsumsi dan penjualan mariyuana untuk kepentingan rekreasional adalah Uruguay serta Kanada. Namun bila kelak hal yang sama terwujud, maka Meksiko berpotensi menjadi pasar ganja legal terbesar sedunia, sebab penduduknya mencapai 130 juta jiwa.