India

Konflik Perbatasan, 20 Prajurit India Tewas dalam Kontak Senjata dengan Militer Tiongkok

Pejabat India dan Tiongkok pekan lalu sempat memulai negosiasi damai, tetapi bentrokan Senin malam kembali memanaskan situasi.
Pallavi Pundir
Jakarta, ID
dua tentara berjaga di wilayah sengketa India-Tiongkok
Foto milik AFP

Pertikaian maut tanpa senjata api yang terjadi Senin malam (15/06/2020) di Lembah Galwan, Ladakh, menewaskan 20 tentara India. Komandan Batalyon pasukan India juga terbunuh dalam konflik perbatasan dengan Tiongkok. Insiden ini menjadi bentrokan mematikan pertama sejak 1975 lalu.

Selama beberapa minggu terakhir, pasukan militer India dan Tiongkok bersitegang di titik perbatasan Pangong Tso, Lembah Galwan, Demchok, dan Daulat Beg Oldie di wilayah Ladakh timur. Tentara India mengatakan pejabat senior militer telah berunding untuk meredakan ketegangan.

Iklan

Situasi kembali memanas setelah pihak India menuduh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok melintasi perbatasan de facto, Line of Actual Control, dan menduduki lahan mereka. Padahal, kedua negara telah mengadakan pembicaraan damai pada 11 Juni. Mereka sepakat untuk menarik mundur sebagian pasukan dari beberapa lokasi.

Laporan awal mengabarkan hanya tiga prajurit India yang tewas, tapi jumlahnya naik jadi 20 orang “karena mengalami cedera kritis dan diterpa suhu dingin di lokasi bentrokan,” kata Tentara India, menurut The Indian Express.

map india china dispute

Titik perbatasan Lembah Galwan yang berada di antara India dan Tiongkok. Sumber: Google Maps

Surat kabar India The Economic Times melansir, seorang perwira tewas bersama Komandan dan satu prajurit lainnya. Kedua belah pihak terlibat dalam baku hantam. Tentara Tiongkok dikabarkan menyerang dengan tongkat, pentungan dan bambu berpaku. Sejumlah prajurit tenggelam atau ditenggelamkan ke sungai.

Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menuding tentara India yang sebenarnya memasuki Line of Control mereka. Dia mengutarakan tuduhan ini dalam konferensi pers di Beijing pada 16 Juni.

“Prajurit India melanggar kesepakatan kami. Mereka dua kali melintasi perbatasan untuk melakukan tindakan ilegal. Mereka memprovokasi dan menyerang tentara Tiongkok, yang pada akhirnya memicu konflik fisik serius di antara kedua belah pihak,” Lijian mengklaim.

Mengutip pejabat India yang tidak disebutkan namanya, kantor berita AFP menjelaskan bentrokan ini meninggalkan korban di kedua belah pihak. Lijian mendesak India untuk “mengatur dengan ketat pasukan garis depan mereka dan tidak melewati perbatasan.”

“Jangan pernah lagi memulai masalah dan mengambil langkah sepihak yang hanya akan memperburuk situasi,” katanya. Dia melanjutkan masalah baru bisa diselesaikan jika “perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan terjaga.”

Follow Pallavi Pundir di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US