Agama dan Nuklir

Gereja Ortodoks Rusia Ingin Berhenti Memberkati Senjata Nuklir Seperti Kemauan Putin

Presiden Rusia selalu meminta petinggi gereja memberkati stok senjata pemusnah massal terbaru. Kini di internal gereja terjadi pertentangan untuk selalu memenuhi keinginan pemerintah Rusia.
Gereja Ortodoks Rusia Ingin Berhenti Memberkati Senjata Nuklir Seperti Kemauan Putin
Pendeta Gereja Ortodok Rusia memberkati rudal Soyuz MS-10 sebelum peluncuran ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Foto oleh NASA


A Russian Orthodox Priest after blessing a Soyuz MS-10 rocket before its mission to the International Space Station. Credit: NASA

  

Gereja Ortodoks adalah bagian terpenting dalam kehidupan beragama di Rusia. Selama 20 tahun terakhir, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadikan gereja sebagai landasan kehidupan publik. Hubungan antara gereja dan militer Rusia semakin dekat, sehingga acara pemberkatan senjata menjadi semacam ritual publik.

Senjata yang diberkati pun beragam jenisnya, termasuk senjata nuklir. Dan kini, sejumlah petinggi Gereja Ortodoks Rusia berupaya menghentikan praktik tersebut, mengingat senjata mampu membawa kepunahan massal.

Iklan

“Pemberkatan senjata militer tidak sesuai dengan tradisi Gereja Ortodoks dan isi ritus,” bunyi proposal di situs mereka, dikutip Reuters. Akan dibahas pada pertemuan 1 Juni, proposal tersebut mengungkapkan praktik menyucikan senjata yang dapat membunuh orang dalam jumlah besar tidak saleh sama sekali.

Perubahan baru akan tercipta jika Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill menyetujui proposal ini. Meski tidak yakin akan terwujud, komentar Kirill tentang senjata nuklir cukup positif. “Kita harus mengingat semua orang yang berjasa menghindari nuklir Rusia,” katanya dalam konsekrasi senjata nuklir Rusia pada 2007. “Berkat mereka, kita terhindar dari perang dunia ketiga dan menyelamatkan umat manusia dari bencana nuklir.”

Ini bukan kali pertama Gereja Ortodoks berupaya menghentikan pemberkatan senjata nuklir. Pada 2019, mereka melakukan hal serupa. “Senjata kehancuran massal dan non-pribadi secara umum tidak boleh ‘disucikan,’” tulis Uskup Savva dari Zelenograd di Telegram. “Di sinilah posisi komisi bertentangan dengan praktik tersebut dalam beberapa tahun terakhir.”

Pemberkatan adalah praktik utama Gereja Ortodoks Rusia. Segalanya disucikan, mulai dari manusia, gedung, acara, tank, senjata, kapal selam hingga nuklir. Gereja bukanlah sebuah monolit, dan penolakan praktik pemberkatan senjata nuklir menggambarkan perpecahan internal yang bertentangan dengan publik.

Sejak berkuasa setelah Putin menjabat sebagai presiden, gereja berperan besar dalam militer Moskow. “Gereja Ortodoks Rusia semakin sering muncul di kalangan militer dan komunitas ilmiah nuklir,” ujar pencipta Jam Kiamat pada 2019 dalam ulasan Russian Nuclear Orthodoxy, buku tentang Gereja Ortodoks Rusia yang semakin dekat dengan komunitas nuklir.

“Pengaruh pendeta bahkan melebihi kommissar militer Soviet lama. Mereka meyakinkan peluncuran rudal nuklir adalah tindakan terpuji karena bertujuan melindungi tanah air,” terang Bulletin.

Proposalnya juga menyoroti ketegangan yang ada di gereja. Beberapa klerus sudah bertahun-tahun berupaya mengubah praktiknya, tapi selalu gagal. Di sisi lain, para pendeta yang berpengaruh menolak perubahan ini. “Senjata nuklir adalah satu-satunya yang bisa melindungi Rusia dari perbudakan Barat,” Vsevolod Chaplin, mantan juru bicara patriark, memberi tahu surat kabar Rusia Vzglyad pada 2019. Dia menganggap senjata nuklir Rusia sebagai malaikat pelindung Peradaban Ortodoks.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard