The VICE Guide to Right Now

Gubernur Bali Tegur Pengelola Dua Pantai, Karena Dibuka Hanya untuk Turis Asing

Sudah 2020 dan masih ada kebijakan rasis kayak gini. Kepala Dinas Pariwisata Badung mengklaim pantai itu buat bule surfer yang stres selama karantina.
Kontroversi Pantai Canggu Kabupaten Badung Bali Dibuka Hanya untuk Turis Asing Bule
Ilustrasi turis asing berselancar di salah satu pantai Kabupaten Badung, Bali. Foto via Pixabay

Mengaku kasihan melihat para bule stres karena enggak bisa berselancar di pantai, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra tersentuh hatinya. Lantas, doi bersama Pemkab Badung memutuskan memberi kelonggaran kepada Desa Adat Kuta Utara dan Desa Adat Kuta Selatan membuka Pantai Canggu dan Pantai Labuansait bagi bule yang ingin surfing-surfing manja.

Kedua pantai kemudian dibuka pada Senin (1/6) lalu. Nyebelinnya, yang diizinkan masuk baru sekumpulan bule ngebet surfing ini. Selain bule enggak boleh. "Kita melonggarkan sedikit untuk surfer saja. Mereka sudah bingung. Kucing-kucingan dan sebagainya. Kita khawatir ada apa-apa dengan mereka, ini demi keselamatan mereka. Yang lain belum buka bar, hotel, restoran, dan sebagainya belum,” kata Badra kepada Kumparan.

Iklan

Apa, demi keselamatan mereka?!

Keselamatan turis yang dimaksud Badra adalah dua hal. Pertama, kesehatan mental para turis asing ini. "Mereka sudah stres selama tiga bulan di rumah. Kita longgarkan sedikit, tapi mereka harus mengikuti protokol melalui pos pemeriksaan balawista [penjaga pantai] dan dari satgas desa di dua tempat itu," kata Badra dilansir Kompas.

Kedua, ternyata para turis asing ini sebelumnya suka curi-curi kesempatan ke pantai dengan melewati semak-semak agar bisa masuk ke pantai. Badra takut para WNA ini malah digigit ular kalau nekat begitu. Uwh, so sweet.

Badra meminta warga lokal tidak perlu iri. Tindakan ini diambil pemerintah setempat demi menjaga reputasi pantainya sebagai destinasi wisata, jadi warga diminta mendukung cara pemerintah membuka pantai seperti ini dulu. Pemberian akses kepada wisatawan asing dilakukan karena Pemkab mau membentuk image yang baik di mata wisatawan. Jadi, warga lokal diminta enggak usah iri demi kemanusiaan.

Tentu, meski turis asing boleh masuk, protokol kesehatan tetap dijalankan. Pengunjung wajib lapor, dilakukan pengecekan suhu, dan menggunakan masker. Turis-turis asing yang stres ini disinyalir berjumlah 10 orang saja. Untuk mengetahui pasti jadwal pantai dibuka untuk umum, Pemkab Badung masih menunggu arahan kebijakan pemerintah pusat, provinsi, dan kepala daerah Badung.

Mendengar ini, Gubernur Bali I Wayan Koster segera angkat bicara dan tak setuju dengan pembukaan dua kawasan itu, apalagi hanya untuk segelintir orang. Koster mengaku akan menegur Dinas Pariwisata Badung karena keputusan “kemanusiaan” ini.

"Kalau itu nanti saya kasih tahu Kadis Pariwisata. Kan pariwisata belum dibuka. Tidak setuju dan belum berlaku. Karena kita sudah ada surat edaran untuk menutup obyek wisata dan belum dibuka untuk wisata," kata Koster kepada dikutip Kompas.

Hal berkebalikan justru terjadi di Pantai Sindhu, Sanur. Pantai Sindhu juga sempat buka pada 1 Juni kemarin, sama kayak hari Pantai Canggu dan Pantai Labuansait dibuka. Namun, belum sehari beroperasi, aparat setempat langsung menutup akses menuju pantai.

"Ditutup lagi karena ada miskomunikasi antara kepala lingkungan dan petugas di lapangan,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Denpasar Dewa Gede Rai kepada Kumparan. Yang benar, kepala lingkungan hanya memerintahkan petugas membuka pantai Sindhu untuk masyarakat sekitar yang bekerja sebagai nelayan saja, bukan untuk turis.