FYI.

This story is over 5 years old.

Game Legendaris

Belajar Terbang Adalah Misi Paling Ngehe ‘Grand Theft Auto: San Andreas’

Seri GTA di Playstation 2 ini dicintai semua orang. Tentu saja, semua orang juga membenci misi terbang. Kami mengenang satu misi mengubah hidup para gamer tersebut.
Belajar Terbang Adalah Misi Paling Ngehe ‘Grand Theft Auto: San Andreas’
Menembak lawan geng rival di 'San Andreas' jauh lebih mudah daripada belajar terbang. Screenshot via  Google Play

Artikel ini pertama kali tayang di Waypoint—situs mengulas game bagian dari VICE.com.

Jika pernah main Grand Theft Auto: San Andreas, kalian pasti sepakat sama pernyataanku ini: ditembaki geng rival atau kejar-kejaran sama polisi jauh lebih gampang daripada belajar menerbangkan pesawat/helikopter dalam game tersebut.

Misi paling brengsek tersebut sedikit menodai game yang sebetulnya bisa jadi sempurna. Kenapa? Sebab GTA adalah satu-satunya game, di masa aku tumbuh besar, yang mengizinkan semua anak saling bantu dan berbagi. Bocah satu sekolah tak segan-segan gantian main di stories yang beda-beda. Kami bertukar cheat. Bocah-bocah 13 tahun bolos jam pelajaran matematika untuk saling memaki, serta pamer soal siapa yang berhasil meraih tingkat penyelesaian misi lebih baik. Serta tentu saja, paling pertamamengklaim sukses menemukan dildo di kantor polisi. Sempurna betul seharusnya.

Iklan

Aku akan selalu berterima kasih pada ibu, yang rela mengantre berjam-jam di supermarket dekat rumah demi GTA: San Andreas. Pada hari San Andreas rilis, aku dan teman-teman satu SMP pulang tepat ketika bel sekolah berbunyi. Kami lari secepat-cepatnya ke rumah masing-masing. Ketika gamenya pertama kali kupegang, aku memperlakukannya bagai harta karun tak ternilai. Aku sangat hati-hati menyobek plastik pembungkus wadah DVD itu.

Saat kumainkan, aku segera terserap dalam dunia para gangster Los Santos. Kualitas grafis dan sistem open world game ini tak ada bandingannya kala itu di Playstation 2. Karakter-karakternya terasa hidup. Soundtrack-nya jangan tanya, keren abis. Satu lagi yang sangat kusuka dari GTA: San Andreas, developer mengizinkan para pemain keliling kota naik sepeda. SEPEDA NJIR. KEREN BANGET. Ga ada kendaraan lain yang membuat merasa lebih jagoan dibanding sepeda BMX modifikasi melintasi aspal pemukiman berbahaya sambil menenteng pistol.

1504374906759-GTA2

Karakter utama GTA: San Andreas, Carl Johnson alias C.J. Screenshot via GTA Wiki

Luasnya dunia di GTA: San Andreas membuatku takjub saat pertama memainkannya. Suasana kota Los Santos padat dan ruwet. Sementara, ketika kalian berkendara menuju San Fierro, suasana sekitar segera berubah. Tak ada lagi butik, klub yoga, dan mobil lalu lalang. Udara terlihat segar (karena toh kita tidak bisa benar-benar menghirupnya) saat mobil CJ melaju. Gedung pencakar langit seperti kuil di kejauhan. Titik paling ekstrem dalam GTA: San Andreas menurutku adalah Bone County, yang masuk masuk situasi gurun. Kota ini begitu kerontang. Debu menggantung di seluruh kawasan Bone County. Matahari menyinari kota ala film koboi dari atas, seakan mengawasi semua tindak tanduk manusia. Nah, di kota gurun brengsek itulah, terdapat misi "Learning to Fly". Misi yang sekilas menyenangkan. Belajar terbang euy, siapa yang enggak girang coba?! Semua terasa seru, sampai para gamer bertemu karakter Mike Toreno, agen pemerintah yang mengelola sekolah pilot itu.

Iklan

Inilah misi yang menghapus senyum di wajah mayoritas anak SMP, yang kukenal. Mereka sudah bercita-cita sangat tinggi, menuntaskan story mode GTA: San Andreas. Apa lacur, tantangan menerbangkan pesawat, yang kala itu terasa mustahil dilakukan, harus mereka hadapi. Pesawat-pesawat itu pasti selalu kandas di landas pacu Verdant Meadows. Awalnya, aku merasa goblok karena gagal melulu di misi belajar terbang, kemudian bertanya pada kawan-kawan lainnya. Mereka segera mengganti topik pembicaraan. Sejak itu aku paham ada yang keliru sama misi terbang ini. "Ah, masih ngomongin San Andreas? Udahlah bung. Percuma aja. Game sampah tuh," kata kawanku sambil mempercepat langkahnya ketika kami pulang sekolah.

Aku tidak bilang misi-misi sebelum belajar terbang gampang lho ya (apa kabar ya stage "Wrong Side of the Tracks", yang bikin misi ini tai kucing juga!) Belajar terbang di GTA memang susahnya nauzubillah. Setiap pemain pasti mengalami demoralisasi, sampai ke titik merasa tolol, tak berguna, dan ingin mencari hobi lain saja yang tak ada hubungannya dengan main game. Saking susahnya, misi belajar terbang GTA: San Andreas meyakinkan gamer kalau mereka tak becus main PS2.

Awalnya, merujuk pengalamanku pribadi, misi terbang ini lancar-lancar saja. Aku bisa menembaki lingkaran corona yang harus jadi incaran selama terbang. Tapi belakangan aku segera sadar: WANJING, GIMANA INI CARA BELOK SAMA MENDARATKAN PESAWATNYA?!!!

Iklan

Yang aku alami kemudian tipikal banget. Bolak-balik pesawat yang kukendarai nyusruk ke daratan. Karakterku pasti dilalap api warna merah, kuning, atau oranye. Lalu di layar terpampang tulisan menyebalkan yang mengingatkan kita pada kefanaan hidup: WASTED!

Wasted. Sia-sia. Iya, sia-sia bener dah hidup gue kagak becus naik pesawat pas main San Andreas. Gameplay di misi belajar terbang ini sangat enggak adil. Ibaratnya, kamu bocah yang diajari naik sepeda. Baru bisa dikit-dikit dasar naik sepeda, tiba-tiba kamu langsung dikasih kunci mobil bokapmu. Sepedanya ke mana dong? Lupain sepedanya goblok, pokoknya kamu wajib nerbangin pesawat. Ya begitulah pengalaman para gamer GTA di misi khusus itu.

Panduan mengendalikan pesawat emang dikasih, atau kalau agak lemot toh masih bisa kita cari di Internet. Tapi ini skill yang hitungannya fisik banget. Jarimu di controller harus latihan berjam-jam, cuma buat biar bisa belok dan mendarat mulus tanpa menghancurkan pesawat dan berujung pada game over (WASTED). Tahu yang lebih ngeselin lagi? Kalau kamu sukses menguasai trik menerbangkan pesawat, pengaruhnya enggak banyak ke jalan cerita utama GTA: San Andreas. Kan tai…

1504374829083-terbang1

Salah satu pesawat yang bisa kita kendalikan di game ini, tapi selalu berujung kacau. Screenshot via YouTube

Untunglah aku anak yang bebal. Akibat kegagalan menuntaskan misi belajar terbang, aku jadi terpacu menaklukkan GTA: San Andreas. Aku boleh saja jumawa, selalu sukses tanpa halangan menghabisi para gangster rival dalam misi tembak-menembak dadakan. Eh, giliran nerbangin pesawat ane kayaknya tolol banget. Bebanku berat banget. Aku merasa enggak layak terus hidup senang-senang, sebelum semua rahasia San Andreas bisa dituntaskan. Tiap hari, siang-malam, fokusku adalah menuntaskan latihan terbang. Supaya pesawatku ga sekadar bisa melayang di udara, tapi tetap utuh ketika menyentuh landas pacu di daratan. Rasa-rasanya, cuma di upaya menamatkan misi terbang itulah, aku merasa sangat fokus mencapai sesuatu dalam hidupku yang singkat. Tak pernah aku sesemangat itu melakukan sesuatu. Siang ketemu malam main melulu, jam tidur jadi minimal. Gimana caranya bisa nerbangin pesawat, kagak berenti kalau belum nguasain kendali pesawat. Ah ngehe emang nih game.

Iklan

Di kelas 2 SMP, keluargaku dipanggil wali kelas. Nilai-nilaiku di rapor hancur lebur. "Kamu terancam dikeluarkan kalau begini terus," ujarnya.


Tonton dokumenter VICE soal sirip palsu yang bisa membantu difabel kembali berenang:


Untunglah, keluarga mendukung keputusan misi suci nan mulai menyelesaikan misi terbang dulu. Tak peduli kepala sekolahku ikutan bilang, "kamu bisa saja kami keluarkan lho."

Syukur, aku tak pernah dikeluarkan sekolah sejauh ini… dan puji Tuhan, aku tiba-tiba saja bisa mendaratkan pesawat tadi. Aku enggak tahu bagaimana melakukannya. Coba ah, nanti malam main game ini lagi. Siapa tahu ntar… aku sudah menghadapi misi lainnya (yang jauh lebih mudah).

Ada rasa puas yang tak terperi ketika melihat C.J di layar kaca menarik napas panjang sekeluarnya dari pesawat laknat tersebut. Pun demikian saya, sebagai gamernya. Bisa dibilang, kesuksesan menamatkan misi belajar terbang di game San Andreas sebagai pencapaian HQQ-ku. Yah, walaupun cuma prestasi butiran debu begitu sih. Bodo amat. Bagiku, itulah stage tersulit dalam sejarah game yang pernah dialami umat manusia.

Follow Sam Diss di Twitter.