Inilah Pengalamanku Nyelonong Masuk Pesta Pernikahan Keluarga Superkaya Tiongkok

FYI.

This story is over 5 years old.

Budaya Tiongkok

Inilah Pengalamanku Nyelonong Masuk Pesta Pernikahan Keluarga Superkaya Tiongkok

Sepanjang pernikahan lebay sejoli kaya di Cina, aku mencatat ada surplus makanan untuk lebih dari 500 orang, permainan yang agak sadis, dan hiburan tak terbatas.

Tidak seperti biasanya, aku benar-benar menyesali keputusanku pulang lebih awal dari sebuah pesta pernikahan.

"Kamu kehilangan kesempatan emas. Aku baru saja menang salah satu undiannya," ungkap temanku Jeff lewat pesan teks. Dia masih menghadiri pesta prasmanan di Ritz-Carlton, Kota Shanghai.

Tak lama kemudian, dia mengirimkan foto istrinya yang sedang tersenyum lebar, memamerkan sebuah Macbook Air. Bayangkan, pesta perkawinan memberi undian Macbook Air untuk tamu yang datang.

Iklan

Aku terlanjur dalam perjalanan menuju stasiun kereta api karena tidak mempersiapkan rencana menginap di Shanghai. Jeff mengirimkan lagi foto sepotong udang besar di atas sebuah piring, sedikit dibasahi saus tomat.

"Udangnya seukuran kepalan tanganku," kata Jeff. Udang supergede itu bagian dari 14 hidangan yang mereka sajikan selama pesta. Perutku bergemuruh penuh cemburu; tadi aku hanya sempat makan satu dari sekian menu. Hidangan untuk tamu lainyan adalah sup timun laut, bebek panggang, kepiting goreng, tulang kaki babi, satu ikan kukus penuh, sup pangsit, dan lobster keju.

guest-list_24411971970_o

Memasuki Abad 21, pesta pernikahan di Tiongkok berubah jadi ajang gede-gedean yang biasanya mengawinkan tema budaya "Timur" dan "Barat". Walau mempelai pengantin di Cina sudah lama mengganti gaun panjang tradisional warna merah menjadi gaun putih seperti pernikahan ala Eropa/AS, sekian tradisi lama masih bertahan. Upacara minum teh tentu masih diselenggarakan. Kemudian mempelai pria harus diplonco untuk menjemput pengantinnya, serta peredaran angpao merah berisi uang diberikan sebagai hadiah. Namun tidak ada lagi upacara religius. Gantinya adalah pidato-pidato panjang yang dikumandangkan generasi tua, dan bermacam-macam hidangan olahan hasil laut mahal.

Teman mempelai pengantin cuma bagian kecil dari daftar tamu. Mayoritas yang diundang adalah anggota besar, teman keluarga, dan terutama rekan-rekan usaha orangtua mempelai. Glamor dan kemewahan adalah dua unsur wajib pesta pernikahan kaum elit di Cina. Orangtua adalah bintang sesungguhnya dari pesta seperti ini, karena mereka yang membiayai pesta (sama seperti di Indonesia).

Iklan

Di Cina masa kini, biaya menyelenggarakan pesta pernikahan rata-rata menghabiskan setara Rp331 juta. Biasanya, 62 persen ongkos itu dibiayai oleh orangtua mempelai. Tentu saja perkiraan biaya terus berkembang seiring dengan bertumbuhnya kaum kelas-menengah di Cina. Sekarang industri seputar pesta pernikahan di Tiongkok bernilai US$57 miliar. Kenapa mahal banget? Karena wajib ada sesi foto pre-wed sebelum hari H, mempelai musti menyewa satu tim videografer, dan ada negosiasi patungan dari dua keluarga soal pembiayaan pesta. Tahun lalu, pasangan selebriti Angelababy (dia itu Kim Kardhasian versi Cina) dan Huang Xiaoming menghabiskan hampir US$31 juta untuk menggelar pesta pernikahan mereka.

Pesta pernikahan di Cina lebih berfungsi sebagai ajang pamer keluarga, daripada selebrasi intim sejoli yang menikah. Pernikahan yang aku hadiri tidak terkecuali; mempelai pria dan wanita dua-duanya datang dari keluarga elit di Shanghai.

Sampai aku datang ke lokasi, sejujurnya aku tidak kenal pasangan yang menikah. Bahkan sampai menulis artikel ini, aku masih tidak kenal mereka.

rolls-royces_24613779801_o

Temanku Jeff, yang dekat dengan keluarga tersebut, kebetulan tahu aku sedang ada di Cina. Dia segera mengundangku jadi tamu dadakan. Begitu mempelai pria dan wanita mengetahui bahwa aku adalah penulis yang meliput budaya Cina, mereka menyambutku dengan tangan terbuka dan mengizinkanku mengikuti upacara mereka seharian.

Setelah aku berjalan masuk ke kamar hotel suite di Shanghai Peninsula Hotel jam sembilan pagi, dan melihat seorang mempelai pengantin rupawan yang sedang ditata rambutnya—ditemani oleh teman-teman terdekat dan anggota keluarga—aku kaget menyadari betapa berani mereka membiarkan orang asing sepertiku begitu dekat menyaksikan proses intim tersebut. Ini sebuah gestur keramahtamahan yang begitu baik dan terbuka, bukti dari betapa ampuhnya sistem guanxi atau "koneksi" dipraktikkan di budaya Cina.

Iklan

Keluarga yang hendak menikahkan anak ini tentu saja kaya. Indikasi pertama, mempelai pengantin mempunyai seorang adik lelaki, di negara seperti Cina yang sempat mewajibkan peraturan satu anak saja untuk tiap keluarga. Punya anak kedua berarti si orang tua mampu membayar denda. Tanda kedua, hampir seluruh teman-teman mempelai, yang berusia awal 20-an, semuanya fasih berbahasa Inggris. Banyak dari mereka yang bersekolah di Amerika, sebuah kemewahan yang hanya bisa diraih oleh keluarga-keluarga superkaya Tiongkok. Mereka inilah definisi sejati 'crazy rich asians'.

Di suite Peninsula yang lapang, tim videografer profesional berseliweran, menangkap foto-foto glamor para tamu. Anak-anak kecil berlari ke sana ke sini. Seorang bocah perempuan kecil yang sengaja dipakaikan baju merah menarik-narik jaketku sambil tersenyum lebar. Sebuah keranjang jeruk diletakkan di atas meja—pertanda baik yang menyimbolkan harta dan keberuntungan.

girls-lined-up-last-challenge_24681040836_o

Akhirnya mempelai lelaki dan pengiring keluarga pria berdatangan, mengetuk pintu suite hotel kami keras-keras. Pengiring perempuan, jumlahnya 9 orang (sesuai angka keberuntungan), berteriak kegirangan dan segera minta uang. Pengantin perempuan tetap bersembunyi di balik pintu kamar tidur yang terkunci. Sebuah angpao diselipkan di bawah pintu suite, dan kubu pria pun diizinkan masuk ke dalam.

Tradisi ini disebut 'chuangmen', adat pernikahan yang tujuannya mengerjai mempelai pria sebelum dia diizinkan untuk melihat calon istrinya. Pengiring perempuan telah mempersiapkan banyak tantangan untuk dimainkan mempelai pria dan para pengiringnya. Sepanjang permainan, para pria harus memberikan belasan angpao berisi uang. Uang ini adalah hadiah pertunangan untuk pengantin, harga yang dibayar mempelai pria untuk menikahinya.

Iklan

"Pertama-tama kamu harus meloncat-loncat di atas alas ini dengan kaki telanjang," kata seorang pengiring perempuan dari balik pintu. Dia menunjuk ke sebuah alas akupuntur bertekstur tonjolan-tonjolan tajam (sebelumnya di pagi hari, aku menyaksikan pengiring perempuan yang lain menguji coba alas itu karena penasaran. "Wah, kaki si mempelai cowok bakal sakit banget," kata dia menyimpulkan sembari tersenyum lebar).

waxing-legs_24079015494_o

Para pria berpandang-pandangan dengan tatapan horor melihat tantangan tadi. Akhirnya seorang pengiring pria menepuk pundak mempelai pria dan mengorbankan dirinya sendiri untuk kebaikan rombongan lelaki.

Seluruh kamar bergemuruh tawa saat satu pengiring pria berteriak-teriak kesakitan sambil meloncat. Dia memohon-mohon dibebaskan segera dari penderitaan tersebut. Para pengiring perempuan minta uang lebih; si korban menyerah dan memberikan tiap pengiring wanita satu amplop merah berisi uang.

jumping-on-mat_24680890636_o

"Berikutnya kamu harus menggunakan mulutmu untuk mengambil permen M&M warna merah," kata para pengiring perempuan. Mereka menunjuk piring berisi tepung di atas meja, permen-permennya disembunyikan di dalam tepung.

mm-flour-challenge_24589343082_o

Banyak tantangan lain harus dihadapi rombongan mempelai lelaki. Seorang pria malang harus wax bulu kakinya; yang lain harus menorehkan lipstik pada satu sama lain menggunakan mulut mereka sambil matanya ditutup kain. Ada satu saat di mana mereka semua harus makan roti berselai wasabi.

Iklan
wasabi-toast_24411592970_o

Para tetua hanya berdiri di latar belakang sambil menyaksikan dengan perasaan geli dan memberi persetujuan dalam diam. Semua ritual mengerjai ini adalah simbol dari proses yang lumrah; seorang pria dan teman-teman prianya harus bekerja keras untuk menikah. Bagaimanapun, keluarga mempelai wanita harus menyerahkan anak perempuan mereka terhadap si pria, jadi dia tidak akan diserahkan begitu saja tanpa perlawanan.

Akhirnya para pengiring perempuan membuka pintu kamar tidur yang terkunci dan mempelai pria dibolehkan untuk bertemu pengantinnya. Dia tersenyum melihatnya dan menggengam tangannya, sementara teman-teman mereka masih melanjutkan permainan.

putting-on-lipstick_24680951186_o

Pengiring perempuan berbaris di dekat ranjang dan salah satu dari mereka mengumumkan tantangan terakhir : "Kita butuh kamu menemukan sepatu mempelai perempuan. Salah satu dari kami menyembunyikannya."

"Di antara dadamu bukan?" salah satu pengiring pria bercanda. Pengiring perempuan yang dimaksud balik menatapnya galak.

lobster_24080519693_o

Para pengiring kedua belah pihak berteriak dan berkelahi, tapi tentu saja cuma bercanda. Akhirnya kubu pria menemukan sepatunya—merek Loubutin—diselotip di paha salah satu pengiring perempuan.

Mempelai wanita memakai sepatunya dan mereka semua beriringan keluar kamar. Di lobi hotel, kami diinstruksikan untuk masuk ke dalam mobil dengan pita biru di pegangan pintu mereka. Semua mobil berpita biru adalah Rolls Royces dan Mercedes. Ada satu armada panjang mobil tersebut.

Iklan

Kami dibawa ke restoran berkelas untuk apa yang mereka bilang "makan siang singkat." Kenyataannya aku dijamu secara prasmanan berupa berpiring-piring makanan dingin, lobster, dan timun laut—semuanya makanan khas pesta pernikahan yang diharap akan membawa keberuntungan.

Di restoran itu hanya terdapat sekumpulan kecil 50 orang dari pihak perempuan. Dalam satu jam, grup pengantin diarahkan untuk naik mobil kembali, yang lainnya boleh lanjut makan. Makanan adalah tema konstan dari pernikahan di Cina. Orang-orang biasanya tidak mengambil makanan sisa pulang ke rumah, kelebihan makanan adalah pertanda baik.

bride-and-groom_24681195976_o

Kami tiba di kompleks apartemen dengan arsitektur bergaya Palladian, yang kelihatan seperti hotel bintang lima. Ada dua pilar besar di depan; lantai lobinya dari marmer beraksen emas. Ini adalah tempat pasangan mempelai tinggal. Setiap orang berdiri berdempet di dekat pintu dan melempar bunga ke udara menyambut mempelai pria yang menggendong pengantin, sesuai tradisi lama Tiongkok, masuk ke dalam gedung. Mereka masuk ke dalam lift dan ke dalam apartemen mereka, di mana pihak keluarga pria sudah menunggu.

Ini juga adalah tradisi tipikal Cina zaman sekarang: orangtua akan memberikan rumah baru atau flat untuk anak mereka sebagai hadiah perkawinan.

tangyuanegg_24339787209_o

Di rumah baru mereka terdapat jendela besar dari lantai ke langit-langit dengan pemandangan gedung-gedung Shanghai, sebuah kamar tamu, dapur lengkap, dan kloset yang sangat besar. Sebuah foto glamor pasangan pengantin baru dibingkai di ruang tengah, kelihatan seperti foto dari sebuah set film.

Iklan

Makanan penutup dihidangkan, terutama adalah mangkuk-mangkuk berisi sup tangyuan (isinya adalah pangsit nasi lengket) dengan sebuah telur rebus di dalamnya. Tangyuan adalah makanan lazim di Cina yang bisa ditemukan dimanapun, tapi ini pertama kali aku lihat disajikan pakai telur.

"Bulatnya telur melambangkan persatuan keluarga," kata seorang pengiring mempelai perempuan. Pepatah yang berirama dengan makanan ini adalah "tuan tuan yuan yuan" yang artinya "persatuan" dalam bahasa Cina. Selain tangyuan, disajikan juga teh manis yang gulanya banyak banget. Ini juga mempunyai arti tersendiri. Hal-hal manis akan disajikan diiringi pepatah "tian tian mi mi" ("manis seperti madu"). Itu adalah harapan untuk kehidupan bersama pengantin baru.

tea-ceremony_24079277174_o

Waktunya tiba untuk ritual paling ikonik dari pernikahan Cina tradisional: upacara teh. Orang tua duduk di sofa dan kedua mempelai datang menghadap mereka, masing-masing membawa dua gai wan (cangkir teh Cina) berisi teh biji lotus dan kurma merah.

Orang Cina percaya bahwa lotus dan kurma akan membantu para mempelai melahirkan anak lebih cepat. Bahasa Mandarin untuk kurma itu adalah homofon kata "awal", dan untuk kata Mandarin untuk lotus terdengar seperti "keturunan lelaki."

Sepasang pengantin itu berlutut, mempersembahkan teh tersebut. Orang tua balas memberikan mempelai paket angpao penuh berisi uang. Cahaya kamera sorak berkilat di sekeliling mereka. Ritual ini menyimbolkan akhir dari "transaksi" pernikahan antara keluarga.

Iklan

Sekarang adalah waktunya jamuan makan utama; kami semua beranjak ke Ritz Carlton untuk menghadiri pesta prasmanan.

maotai-and-wine_24339994069_o

Malam akhirnya tiba. Di titik ini, segala sesuatu mulai terasa kabur. Terlalu banyak hal di sekitarku untuk dicerna. Ada 53 meja, tiap meja diberikan dua botol anggur dan satu kotak Maotai, salah satu jenis arak distilasi yang paling mahal di Cina. Di area tunggu, sebuah mesin popcorn lengkap dengan tukangnya menjadi atraksi yang menarik bagi anak-anak kecil. Sebuah orkestra biola kecil mulai memainkan musik.

Di dalam aula banquet, sebuah panggung raksasa berbentuk T dibangun di tengah ruangan, dihiasi dengan lampu-lampu disko dan dekor bertema galaksi. Para pengantin berdiri di depan latar belakang buatan ini dan tamu-tamu mendatangi mereka untuk berfoto. Portret-portret pernikahan dipajang meriah di dinding dan ditambah siluet tanda horoskop kedua mempelai.

Aku mulai bercakap-cakap dengan teman mempelai. Rata-rata kuliah di Amerika Serikat dan sekarang tinggal di Cina daratan untuk bekerja. Mereka memberitahuku, meski pernikahan yang kuhadiri termasuk mewah, ini bukan yang termewah yang pernah mereka saksikan.

popcorn-machine_24707530215_o

"Ada pernikahan lain menyediakan ruang-ruang privat untuk tamu yang lebih bergengsi, misalnya pejabat pemerintah yang tidak mau kelihatan publik. Di tiap ruang akan ditayangkan siaran langsung dari pesta pernikahan tersebut," kata seorang gadis yang kutemui di sela pesta. Aku dibuai berbagai cerita pernikahan lebih gila lain di Tiongkok. Seperti pesta yang dimeriahkan kehadiran bintang pop internasional, atau pernikahan yang mempelainya datang naik helikopter. Pernikahan yang kuhadiri kali ini "hanya" dimeriahkan oleh selebriti lokal Shanghai. "Standar banget," kata beberapa teman mempelai.

Iklan

Mempelai pria muncul di atas panggung. Dia terlihat gemetar, sepertinya gugup.

"Mari kita sambut perempuan paling rupawan dan jelita malam ini!" pembawa acara berseru lantang.

Lampu-lampu meredup dan musik bergaung makin keras. Pintu di belakang berayun terbuka dan pengantin perempuan nampak tersenyum, sekarang mengenakan kerudung, dan (tentu saja) sebuah mahkota, berjalan masuk didampingi ayahnya dan lampu sorot terang. Dia terlihat rileks, anggun. Penonton bertepuk tangan.

bride_24080850683_o

Cincin-cincin dipertukarkan. Untuk pertama kalinya hari itu, kedua mempelai berciuman. Seorang pejabat pemerintah berpidato mengharukan. Gambar-gambar kaligrafi aksara Cina dipersembahkan kepada keluarga kedua mempelai. Para tamu segera dijamu anggur; piring-piring makanan dingin disuguhkan di meja-meja. Ada bebek, ikan, dan sop ubur-ubur. Ini baru hidangan pembuka lho.

Aku memeriksa jam. Aduh, aku harus pergi. Keretaku akan berangkat satu jam lagi.

Aku mengucapkan selamat tinggal ke tamu-tamu di mejaku dan terburu-buru keluar dari Ritz, menantang malam Shanghai yang dingin dan berhujan. Setelah seharian berkeliling dalam mobil dengan interior berlapis kulit dan diantar sopir pribadi, keretaku keluar dari Shanghai terasa seperti naik kereta labu Cinderella sebelum diubah ibu peri.

Bagaimanapun, aku baru saja meninggalkan kisah dongeng. Aku duduk di kereta dalam diam, terbawa lamunanku, mencoba memproses segala sesuatu yang kualami sebelumnya. Sambil sedikit mabuk karena minum anggur, aku bertanya-tanya apakah seharusnya tinggal lebih lama sampai akhir pesta dan melewatkan keretaku.

photo-taking_24589796272_o

Teleponku berdering lagi. Jeff memberi kabar terbaru, kali ini diberi kata pengantar tanda seru bertubi-tubi.

"Keluarga mempelai membagikan iPhone ke tamu-tamu, udah kayak permen aja nih." Sial, aku seharusnya enggak pulang duluan.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES