penyensoran oleh pemerintah diktator Brasil
Resep kue dan kliping-kliping koran

FYI.

This story is over 5 years old.

Rezim diktator

Kisah Jurnalis Brasil Pakai Resep Kue Melawan Rezim Diktator

Wartawan Brasil memasukkan resep kue subversif di halaman surat kabar nasional demi menghindari penyensoran pemerintah selama rezim militer yang berkuasa pada 1964. Kuliner bisa jadi sarana progresif lho!

Pada 1964, militer Brasil mengambil alih pemerintahan. Rezim diktator yang represif terasa semakin kuat empat tahun kemudian. Pertemuan yang dihadiri lebih dari tiga orang dan dilakukan di tempat umum akan dicurigai karena berpotensi mengandung unsur politik. Banyak kota menetapkan jam malam. Siapa saja yang menunjukkan ‘kecenderungan subversif’ ditangkap tanpa alasan jelas. Semuanya harus melewati sensor sebelum dirilis; baik itu musik, tulisan, film maupun teater.

Iklan

Apabila kamu membuka surat kabar, tak peduli halaman berapa, kamu akan menemukan empat resep kue di antara tiga berita biasa-biasa saja dan secarik puisi. Tampak sedikit berlebihan memang, apalagi dua isi resepnya sama. Yang satu terputus begitu saja di tengah-tengah petunjuk, sedangkan yang lainnya meminta satu kilogram garam.

Kamu kebingungan. “Ada apa ini? Kenapa isinya aneh begini?” batinmu. Tapi, tahukah kamu kalau staf redaksi surat kabar arus utama Brasil sengaja melakukannya?

Koran mereka mesti menjalani sensor berat sebelum dicetak. Berita yang dianggap tak layak terbit oleh pemerintah akan diganti dengan sajak “The Lusiad,” puisi Portugis tahun 1500-an, dan resep kue polenta yang tidak bisa dimakan.

1547727152446-cake-recipes-brazil-dictatorship-censors1

Bahan-bahan kue jagung persis di sebelah kliping resep dan koran yang disensor di era pemerintahan diktator Brasil 1964-1985.

“Banyak staf redaksi yang berpikir, ‘Kita harus melakukan sesuatu supaya pembaca tahu kalau koran kita sudah disensor.’ Dari situlah resep kue dan bait puisinya muncul. Mereka menggunakan semua ini untuk menyampaikan: kami punya berita baru, tapi disensor,” terang Maurice Politi, kepala organisasi Núcleo de Preservação da Memória Política [Pusat Pelestarian Memori Politik] dan mantan napi politik.

“Yang disensor bukan cuma berita politik saja,” lanjutnya. “Pada 1972, wabah meningitis melanda Brazil. Lebih dari 3.000 anak meninggal dunia karena surat kabar dilarang memberitakan sedang ada masalah meningitis di Brasil.”

Meskipun kediktatoran militer Brasil sudah berakhir sejak hampir 34 tahun lalu, kegunaan resep kue sebagai indikator informasi yang disensor masih berlaku sampai sekarang. Potongan resep terkadang muncul di sembarang halaman surat kabar. Jurnalis, politikus, dan seniman ingin rakyat Brasil terus ingat kalau mereka pernah melalui masa-masa represif. Mereka juga berupaya memberi tahu publik bahwa penyensoran masih bisa terjadi kapan saja walaupun tingkatannya berbeda.

Iklan

Selama rezim diktator militer, setiap surat kabar di Brasil menemukan caranya sendiri untuk menolak penyensoran di kantor berita. Triknya beragam, mulai dari menerbitkan foto setan, halaman depan tanpa judul, mengoper catatan yang gampang dirusak ke teman sejawat, hingga menyenandungkan lagu “Strangers In The Night” milik Frank Sinatra sebagai pertanda ada tamu asing di antara para wartawan.

1547727340423-2

Sehalaman koran O Jornal da Tarde yang menuliskan resep bonbon dan makan-makanan asin ketimbang berita-berita politik.

Harian O Estado de São Paulo dilarang menerbitkan lebih dari 1.100 artikel (populer) selama periode diktator. Mereka mengganti beritanya dengan puisi Portugis yang sama sebanyak 655 kali. Kebanyakan beritanya berusaha melaporkan kematian wartawan dan aktivis terkemuka yang mencurigakan, serta penyelewengan politik dan tindakan penyiksaan. Perlu diingat kalau jumlah artikel ini belum termasuk tulisan tak selesai akibat penyensoran yang dilakukan sendiri oleh wartawan. Praktik ini amat lazim dulu untuk menjaga keselamatan mereka.

“Kami tahu setiap ada yang disensor. Sulit banget jadi jurnalis saat itu,” jelas Adélia Borges, jurnalis yang mulai bekerja di Estado de São Paulo pada 1972 ketika masih 21 tahun. “Bukan cuma pers saja yang merasa seperti itu. Kelompok apapun beranggotakan lebih dari tiga orang dianggap mencurigakan. Pertemuan apa pun bisa dibubarkan tanpa alasan. Situasinya benar-benar menegangkan.”

Resep kue tersebut, yang akhirnya menjadi simbol penyensoran, biasanya muncul di surat kabar Jornal da Tarde yang sudah berhenti terbit.

Iklan
1547728052509-cake-recipes-brazil-dictatorship-censors2

Penulis sedang bikin roti jagung

1547728125947-cake-recipes-brazil-dictatorship-censors4

Resep-resepnya biasanya mudah dibuat, seperti kue tradisional yang sudah diketahui semua orang Brasil, termasuk kue polenta ( fubá) atau kue wortel. Sementara itu, Jornal do Brasil rutin menerbitkan resep bonbon sebagai pengganti berita politik yang kena sensor.

Berhubung resepnya dimasukkan sebelum dicetak, resepnya dibiarkan tidak lengkap setiap ada halaman kosong yang telah dihapus teksnya. Resep kuenya akan diulang berkali-kali dalam satu terbitan. Dalam kesempatan langka, judul resepnya akan menyinggung politikus tertentu dan mengacu pada nama keluarga mereka di bahan-bahan. Kue yang dibuat seringnya tidak dapat dimakan, yang memicu keluhan dari pembaca yang mencoba membuatnya. Beberapa orang bahkan mengira kalau fitur resep baru di Jornal da Tarde memang diarahkan untuk pembaca perempuan.

1547728227050-cake-recipes-brazil-dictatorship-censors5

Roti jagung di sebuah sel penjara di museum memorial Sao Paulo. Semasa pemerintahan diktator, sekitar 40 tahanan politik laki-laki ditahan dan disiksa di sana.

1547728397462-cake-recipes-brazil-dictatorship-censors6

Nama-nama 'para pahlawan rakyat' yang ditulis di dinding di sel Memorial Perlawanan, satu dari sedikit situs yang dibangun sebagai pengingat akan sejarah rezim diktator yang pernah dilalui Brasil. Hingga sekarang banyak yang datang ke sana untuk menyangkal rezim otoritarian itu pernah berkuasa.

Adélia, jurnalis muda yang bekerja di Movimento, kantor berita kecil yang dikenal menentang rezim, mengatakan kalau anggapan mereka ada benarnya juga. Selama periode itu, dia menyusun berita khusus tentang pekerja perempuan di Brasil.

"Kami menggunakan statistik resmi pemerintah yang tersedia tentang pekerjaan perempuan di Brasil. Di data tersebut, ada gambaran yang jelas tentang kesenjangan upah dan tak adanya perempuan yang menjabat sebagai pemimpin. Tapi beritanya enggak pernah diterbitkan."

Meskipun penyensoran dan resep kuenya ada di masa lalu, kepedihan yang dirasakan di era kediktatoran Brasil masih sangat membekas. Jumlah korban pembunuhannya hanya perkiraan saja, dan kebanyakan dokumen yang membeberkan tindak kekerasan pada saat itu masih hilang entah ke mana.

Iklan
1547727538062-cake-recipes-brazil-dictatorship-censors3

Roti jagung Bolo de fubá

Kini pada 2019, presiden Brasil adalah Jair Bolsonaro, yang pernah mengungkapkan kekagumannya terhadap rezim diktator di masa lalu. Dia merasa kediktatoran tegas dan stabil, serta mendukung siksaan politik kejam terhadap semua oposisi. Bolsonaro setelah terpilih, segera menempatkan anggota militer pada jabatan pemerintah tertinggi.

Setelah berbicara dengan orang yang pernah mengalami rezim sebelumnya dan para jurnalis yang bekerja di kantor media pada saat itu, suasana wawancara kami penuh ketidaknyamanan.

“Kami memasuki masa berbahaya," kata Politi ketika ditanya mengenai iklim politis Brasil di masa sekarang, di bawah kekuasaan Presiden Jair Bolsonaro yang berideologi kanan ekstrem.

"Saya kira takkan langsung muncul pemenjaraan aktivis oposisi, tetapi militer kini hadir di setiap kementerian. Wakil presiden mantan anggota militer. Mereka tak perlu kembali ke zaman penuh kekerasan seperti dulu, karena situasinya sudah berubah. Tapi bakal buruk jika tidak ada perlawanan—jika parlemen tidak sadar bahwa kita sedang menuju rezim otoriter."

Empat belas hari setelah kalender memasuki 2019, kolektif kesenian És Uma Maluca dilarang aparat ketika menggunakan rekaman suara Bolsonaro. Rekaman itu hendak ditampilkan sebuah pameran seni yang mengkritik kekejaman yang dialami di bawah kediktatoran. Sebagai pengganti, rekaman suara resep kue terpaksa diputar.