Pencurian Benda Seni

Di Jerman Baru Saja Terjadi Aksi Pencurian Benda Seni Terbesar sejak Perang Dunia II

Komplotan pencuri itu membobol koleksi perhiasan antik Musem Dresden pada 25 November 2019.
Koleksi perhiasan di Museum Green Vault, Dresden. (Sebastian Kahnert/dpa via AP)
Koleksi perhiasan di Museum Green Vault, Dresden. Foto oleh Sebastian Kahnert/dpa via AP

Awal pekan ini, sekelompok maling di Dresden, Jerman, melakukan aksi pencurian museum terbesar sejak Perang Dunia II. Koleksi berlian dan permata ruby raib dibawa kabur.

Menurut laporan polisi, pencuri menyelinap ke dalam Museum Grüne Gewölbe atau Green Vault—yang menyimpan koleksi harta karun terbesar di Eropa—dan menggondol lebih dari 100 perhiasan abad ke-18. Reuters melansir para perampok sudah kabur setibanya polisi di TKP.

Iklan

Kepada The Guardian, pihak berwajib mengatakan pelaku lolos dari alat deteksi di ruangan koleksi dengan menyalakan api hingga listrik padam.

“Orang Saxon juga merasa kehilangan,” Michael Kretschmer selaku pemimpin Sachsen (Saxony) memberi tahu The Guardian.

Rekaman CCTV kabarnya memperlihatkan dua orang masuk lewat jendela berjeruji. Penjaga museum menerangkan para pencuri memecahkan kaca pajangan dan menjarah setidaknya tiga set perhiasan, masing-masing berisi 37 buah.

Harta curian tersebut tak bernilai saking mahalnya.

“Kami tidak bisa memberi harga pasti karena takkan mudah dijual,” kata Marion Ackermann, direktur State Art Collections Dresden. “Nilai materialnya tidak mencerminkan makna historis.”

Ada kekhawatiran artefak yang tak ternilai harganya dilucuti dan dijual. Hal ini tentu akan menjadi pukulan keras bagi Sachsen yang beribu kota di Dresden.

“Kamu takkan bisa memahami sejarah negara kami atau negara bebas Sachsen tanpa Grüne Gewölbe dan koleksi seni Sachsen.”

Koleksi harta karunnya dikumpulkan oleh penguasa abad ke-18 Augustus the Strong, pemilih Saxony yang kemudian menjadi raja Poland. Salah satu harta karun paling terkenal di sana adalah “Berlian Hijau” 41 karat, yang dipinjamkan ke Metropolitan Museum of Art di New York pada saat perampokan.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News