Pornografi

Kameramen Seri 'Girls Do Porn' Mengaku Biasa Kelabui Perempuan Jadi Aktris Porno

Sejauh ini 22 perempuan menggugat rumah produksi seri pornografi 'Girls Do Porn' setelah menyadari mereka diperdaya.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
JP
Diterjemahkan oleh Jade Poa
Kameramen Seri 'Girls Do Porn' Mengaku Biasa Kelabui Perempuan Jadi Aktris Porno
Ilustrasi oleh Emily Bernstein 

Videografer rumah produksi film dewasa Girls Do Porn bersaksi di pengadilan pekan ini, dan mengaku telah menipu perempuan untuk berhubungan seks sambil direkam. Taktiknya adalah selalu berjanji tidak akan menyebarluaskan video tersebut di internet.

Sejak akhir Juni lalu, 22 perempuan menggugat pendiri Girls Do Porn, Michael Pratt, kamerawan utama Matthew Wolfe, dan bintang sekaligus sutradara utama Ruben “Andre” Garcia” yang telah membohongi mereka dengan iming-iming videonya bukan untuk film porno. Setibanya di kamar hotel, mereka dipaksa berhubungan seks di depan kamera dengan jaminan videonya aman di tangan kru film.

Iklan

Menurut pengacara penggugat, ada setidaknya 100 perempuan yang menceritakan telah dikibuli Girls Do Porn.

Para perempuan mengungkapkan Girls Do Porn berjanji videonya akan dirilis secara terbatas dalam bentuk DVD, dan orang terdekat takkan mengetahui mereka main bokep. Pada kenyataannya, video mereka disebar ke situs pornografi populer—seperti Pornhub dan YouPorn—begitu selesai direkam. Mereka juga mengalami doxxing dan penghinaan lewat forum online seperti PornWikiLeaks yang kini sudah ditutup.

Berdasarkan laporan NBC 7 dari San Diego, juru kamera Theodore “Teddy” Gyi bersaksi bahwa petinggi Girls Do Porn memintanya agar selalu menipu korban supaya mau direkam. Dia juga berujar sering mendengar Andre meyakinkan perempuan kalau video adegan ranjang cuma tersedia di Australia dalam format DVD.

Dalam deposisi video pada 22 Januari sebagai bagian dari proses kebangkrutan Wolfe, Gyi menegaskan kesaksiannya pernah mendengar Andre membohongi korban “kira-kira lima sampai 10 kali,” ujarnya.

Nama Gyi juga muncul dalam dokumen-dokumen persidangan sebagai individu yang pernah dipekerjakan Girls Do Porn untuk adegan girl-boy, sementara fotografer dan pemilik sebagian Matthew Wolfe berfokus pada perekrutan dan perekaman untuk Girls Do Toys (adegan seks solo tanpa aktor laki-laki). "Gyi hadir di kamar hotel untuk sejumlah perekaman," demikian kutipan salah satu surat dari penggugat. "Namun, Garcia sering memintanya meninggalkan ruangan saat Garcia membayar para model dan memberikan kontrak."

Iklan

Kesaksian tersebut penting bagi kasus penggugat, karena Gyi sendiri hadir di lokasi syuting, tetapi bukan seorang pendiri Girls Do Porn. Kesaksiannya menguatkan cerita sejumlah perempuan–termasuk penggugat kasus ini dan perempuan yang dihubungi Motherboard secara langsung–yang mengatakan mereka setuju tampil dalam video karena telah dipastikan video mereka hanya akan dijual di luar negeri.

"Dia bilang saya harus melakukan adegan seks selama 30 menit, lalu saya akan dibayar US$5.000 (setara Rp70,8 juta)," ujar salah seorang perempuan penggugat di pengadilan yang mengacu pada Pratt atau Garcia, menurut media lokal.

"Dia berkali-kali bilang video saya tidak akan terbit di internet, melainkan di DVD di Australia dan negara-negara lain. Saya bertanya kepadanya apakah saya bisa menjadi model untuk adegan lain, tetapi saya ditolak."

Bulan lalu, Motherboard menyingkap rangkaian kejadian pelecehan dan doxing yang dialami perempuan-perempuan ini setelah video mereka tersebar di internet. Sebagian darinya muncul di Pornhub di kanal resmi Girls Do Porn, yang kerap dipromosikan Pornhub dan sudah ditonton puluhan juta kali. Setelah laporan Motherboard terbit, Pornhub menurunkan sejumlah video yang menampilkan para penggugat. Minggu lalu, Pornhub juga menghapus lambang Girls Do Porn dari daftar mitra resmi mereka.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard