Kebocoran Kilang Pertamina

Lanjutan Bocornya Kilang Laut Jawa: Tumpahan Minyak Masuk Permukiman, Warga Mengungsi

Kompensasi kepada warga terdampak insiden kilang lepas pantai yang dikelola Pertamina itu terlambat diberikan. Target yang dicanangkan Menteri BUMN ikut meleset.
Tumpahan Minyak Pertamina di Karawang Masuk Rumah Warga, 20 Keluarga Terpaksa Mengungsi
Upaya pembersihan tumpahan minyak dari kilang Pertamina di Karawang. Foto oleh Iqbal Kusumadirezza

Dampak bencana kebocoran kilang minyak Pertamina pada 12 Juli lalu belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Kamis (29/8) lalu tumpahan minyak menyerang pesisir perairan Karawang, Jawa Barat. Minyak masuk ke celah-celah rumah warga Dusun Cemara 2, Desa Cemarajaya Utara. Air pantai bercampur minyak ini menimbulkan bau kurang sedap, memaksa penduduk sekitar pantai meninggalkan rumahnya. Sedikitnya 20 keluarga pilih mengungsi akibat gelombang pasang laut pada Rabu (28/8), sekitar pukul 7 malam.

Iklan

"Baunya sangat menyengat. Saya enggak kuat, dan saya khawatir kesehatan anak saya. Minyak-minyak terbawa air dan terus masuk ke celah-celah rumah dari malam sampai pagi, sehingga dapur dan toilet penuh oleh minyak," ujar Darsa, warga Dusun Cemara 2, kepada Detik.

Wanusuki, anggota Forum Masyarakat Pesisir, mengatakan tumpahan minyak tempo hari adalah yang terparah sejak insiden kebocoran minyak terjadi. Warga Dusun Cemara 2 yang sedari awal sudah hidup dengan ancaman abrasi semakin sengsara akibat tercemarnya air pantai oleh tumpahan minyak. Padahal, dusun yang hanya berjarak dua meter dari bibir pantai itu termasuk pemukiman padat penduduk, ditinggali sekitar 200 keluarga.

Lanjutan insiden ini menambah kabar buruk bagi pemerintah, khususnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarmo. Pada Kamis (22/8) lalu, Rini baru saja memuji kinerja Pertamina menanggulangi kebocoran kilang minyaknya. Ternyata, masih banyak PR Pertamina yang harus diselesaikan.

"Sejauh ini penanganan dampak tumpahan minyak yang dilakukan Pertamina sudah sangat baik. Tadi saya melihat langsung penanganan oil spill di sekitar sumur Pertamina," ujar Rini, dikutip Kompas, beberapa waktu lalu.

Per 19 Agustus 2019, sebanyak 1.970 personel dikerahkan untuk membersihkan wilayah pesisir pantai Laut Jawa yang tercemar tumpahan minyak Pertamina. Personil tersebut adalah gabungan antara Oil Spill Combat Team (OSTC) PHE ONWJ dari Pertamina, TNI, Polri, serta masyarakat pesisir. Untuk pelayanan masyarakat yang terdampak, pemerintah membuka posko pelayanan kesehatan di beberapa titik, termasuk Cemara Jaya, dan menyiagakan 6 dokter, 39 tenaga medis, dan 5 ambulans.

Iklan

Rini menargetkan kebocoran kilang sudah bisa diatasi September 2019. Namun, keinginan Rini kemungkinan besar tak akan tercapai. Hingga 29 Agustus, atau tiga hari sebelum tenggat waktu, sumber kebocoran masih dipastikan belum berhenti mengeluarkan tumpahan minyak.

"Dari sumbernya kan belum selesai, masih terus [mengeluarkan tumpahan minyak]. Jumlahnya kadang naik kadang turun, fluktuatif, tergantung kondisi arus lautnya bagaimana," ujar Bupati Kepulauan Seribu, Husen Murad, kepada Kompas. Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, merupakan salah satu daerah terdampak dengan penutupan sejumlah tempat wisata pantai dan penurunan jumlah tangkapan nelayan. Pesisir di Bekasi juga jadi korban tumpahan minyak kilang lepas pantai dikelola Pertamina itu.

Hingga artikel ini dilansir, warga yang terdapat juga belum memperoleh kompensasi sebagaimana dijanjikan pemerintah. Padahal, Pertamina, didorong pemerintah, mengklaim akan terlibat membantu warga pesisir. Ketua Tim Penanganan Dampak Eksternal PHE ONWJ Rifky Efendy mengatakan, keterlambatan kompensasi dikarenakan timnya belum selesai melakukan pendataan warga terdampak.

"Kami minta maaf kalau [pembayaran kompensasi] mundur. Tim kami kerja keras siang malam enggak tidur supaya ini bisa secepatnya selesai," ujar Rifky, dilansir Kompas.

Rifky mengatakan pendataan sudah 90 persen rampung. Nantinya, kompensasi uang tunai akan dikirimkan Pertamina ke rekening tabungan yang sedang dibuatkan untuk warga terdampak.