The VICE Guide to Right Now

Satu Orang di Jakarta Dirawat Intensif, Diduga Tertular Coronavirus asal Tiongkok

Kepanikan sempat melanda Gedung BRI yang diisolasi karena karyawan Huawei di sana pulang dari Cina. Kemenkes mengklaim belum ada bukti sahih bila coronavirus jenis baru resmi menyebar ke Indonesia.
Satu Orang di Jakarta Dirawat Intensif RSPI Sulianti Saroso, Diduga Tertular Coronavirus asal Tiongkok Gedung BRI Sempat Ditutup
Foto ini bukan dari Indonesia. Foto di atas menggambarkan situasi ruang RS Cho Ray hospital di Ho Chi Minh City, Vietnam, yang sudah mengonfirmasi ada kasus positif coronavirus. Foto oleh STR/via AFP

Pemerintah Indonesia menjalankan kebijakan ekstra waspada setelah ditemukan orang yang disinyalir terjangkit Coronavirus. Lelaki berinisial R berusia 35 tahun diduga terjangkit penyakit 2019-nCoV setelah bepergian dari Tiongkok. Pasien tersebut kini tengah dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Wiendra Waworuntu, mengonfirmasi adanya suspect coronavirus tersebut. Namun pihaknya masih menunggu hasil tes laboratorium.

Iklan

"Keadaannya baik. [Pasien] ini terduga. Setelah hasil laboratorium menunjukkan positif, baru disebut ada penularan. Ini suspect [dicurigai] sehingga diawasi intensif," ujar Wiendra dikutip liputan6.com.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes Siswanto mengatakan, uji laboratorium tersebut berupa pemeriksaan pada kultur dahak pasien yang dicocokan dengan genom coronavirus melalui portal Global Initiative on Sharing All Influenza Data. Hasilnya baru bisa didapatkan paling cepat dua hari, yakni Sabtu, 25 Januari 2020.

Dihubungi terpisah, Direktur Medik dan Perawatan RSPI Diany Kusumawardhani mengatakan pasien terduga coronavirus tersebut dalam kondisi stabil. Dia juga belum menunjukkan tanda-tanda ke arah yang lebih buruk. Sehingga kasus ini belum dapat dikatakan sebagai awal penyebaran coronavirus di Indonesia.

"Memang ada kecenderungan ke arah penyakit ini," kata Diany dikutip Liputan6.com. "Kami masih menunggu hasil [lab]."

Kementerian Perhubungan telah melarang semua maskapai dari Indonesia melayani penerbangan ke Wuhan, Tiongkok, yang menjadi sumber penyebaran pertama jenis baru coronavirus. Kebijakan ini menyusul tindakan pemerintah Cina yang sudah lebih dulu mengisolasi kota tersebut, menghentikan semua moda transportasi mengangkut manusia keluar masuk Wuhan. Untuk pertama kalinya, Imlek di Tiongkok sangat sepi dari arus mudik gara-gara serangan virus mematikan itu.

Iklan

Dilansir Guardian, jumlah korban tewas akibat virus misterius tersebut mencapai 26 dan 830 orang terinfeksi. Kebanyakan korban tersebut berasal dari Provinsi Hubei, kawasan Tiongkok Tengah. Virus tersebut berasal dari pasar menjual daging berbagai hewan di Wuhan, ibu kota Hubei, yang kini sudah ditutup aparat setempat.

Coronavirus ini menular dari binatang ke manusia, menyerupai "saudaranya" SARS, yang pernah mewabah ke 33 negara—termasuk Indonesia—pada 2002. Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mengobati coronavirus jenis baru dari Wuhan. Sumber coronavirus, termasuk SARS, biasanya adalah kelelawar, namun untuk varian yang berkembang di Tiongkok ini belum jelas hewan apa pemicunya.

Gejala coronavirus, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mirip flu biasa. Virus itu menyerang saluran pernapasan bagian atas dengan gejala termasuk pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala dan demam. Tapi dalam beberapa hari, pasien akan mengalami gangguan pernapasan akut seperti pneumonia. Korban tewas sejauh ini lansia, karena kekebalan tubuhnya sudah rentan saat diserang coronavirus.

Hingga artikel ini dilansir, WHO masih belum memutuskan apakah coronavirus jenis baru dari Wuhan perlu dinyatakan sebagai epidemi global seperti wabah SARS, Zika, dan ebola beberapa tahun lalu. Coronavirus dari Wuhan terpantau sudah menyebar ke Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Vietnam, Thailand, serta Singapura.

Iklan

Pemerintah Indonesia mengklaim siap menghadapi penyebaran virus ini. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Vensya Sitohang, kepada BBC mengatakan pemerintah telah menyiapkan 100 rumah sakit sebagai rujukan untuk penyebaran penyakit baru.

Selain itu logistik dan screening untuk mendeteksi penyebaran telah disiapkan di bandara dan pelabuhan. Kewaspadaan juga ditingkatkan di bandara yang melayani penerbangan dari dan ke Wuhan.

"Ini sudah kami cek semuanya. Di pintu masuk yang ada penerbangan langsung dari Tiongkok, baik itu darat, laut, udara, ini sudah siap," kata Vensya.

Pada Kamis (23/1) kemarin, kepanikan akibat coronavirus melanda gedung BRI di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Gara-garanya setelah salah seorang karyawan Huawei Tech Investment yang berkantor di gedung tersebut—dan baru saja kembali dari perjalanan ke Tiongkok—diduga terjangkit coronavirus.

Pihak manajemen kemudian mengisolasi gedung, serta melarang semua karyawan untuk masuk ataupun keluar. Pasien tersebut lantas dilarikan ke rumah sakit terdekat dan didiagnosis menderita radang tenggorokan.