Luar Angkasa

Pertama Kalinya, NASA Berhasil Mendeteksi Planet di Luar Tata Surya yang Punya CO2

Penemuan karbon dioksida di atmosfer planet luar tata surya membuka jalan bagi pencarian planet baru yang bisa menampung kehidupan.
Gambar konsep WASP 39-b. Gambar: Mark Garlick/Science Photo Library via Getty Images
Gambar konsep WASP 39-b. Gambar: Mark Garlick/Science Photo Library via Getty Images

Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) kembali menghadirkan kejutan baru. Kali ini, teleskop super canggih berhasil menangkap bukti adanya karbon dioksida di planet luar surya. NASA mengumumkan penemuan pertama ini pada Kamis, 25 Agustus 2022, waktu setempat.

Para astronom mendeteksi tanda-tanda CO2 pada eksoplanet WASP 39-b, gumpalan gas panas sebesar Saturnus yang mengorbit bintang mirip Matahari sekitar 700 tahun cahaya dari Bumi. Planet luar surya ini dapat diamati oleh mata manusia pada saat melintas di depan bintang yang menyaring atmosfernya. Gas menyerap cahaya dengan cara berbeda; itulah mengapa JWST yang super sensitif mampu mendeteksi karbon dioksida di atmosfer planet luar surya.

Iklan

Permukaan WASP 39-b yang tidak terdefinisi dengan baik membuat planet ini kurang layak menampung kehidupan seperti Bumi. Penemuan karbon dioksida, gas yang sangat penting bagi kehidupan, tampaknya berkaitan dengan proses pembentukan WASP 39-b. Walaupun begitu, hal ini tetap membuka jalan bagi pengamatan terhadap planet asing yang layak huni.

“Keberhasilan mendeteksi tanda jelas karbon dioksida pada WASP 39-b menjadi pertanda baik bagi penemuan potensial di atmosfer planet yang lebih kecil dan berukuran terestrial,” terang Natalie Batalha, peneliti utama dari University of California, Santa Cruz, dalam pernyataan resminya.

Karbon dioksida mampu menahan panas di atmosfer melalui proses abiotik, seperti letusan gunung berapi atau oleh makhluk hidup yang memproduksinya secara alami. Karbon dioksida juga dapat tercipta melalui aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, dan menyebabkan perubahan iklim.

Dalam studi yang dipublikasikan di New Scientist, para peneliti mengusulkan teori yang mengatakan karbon dioksida dapat menjadi “tanda biologis” penting apabila dikombinasikan dengan gas lain seperti metana. Gabungan gas itu dapat menjadi petunjuk kehidupan di planet lain.

“Ini bisa menjadi tanda biologis yang menarik jika ditemukan dengan kombinasi molekul lain, seperti metana,” kata Jessie Christiansen, anggota NASA Exoplanet Science Institute, kepada New Scientist.