Tantangan terbesar Khairul Ghazali sebagai kepala Madrasah Al Hidayah, di Deli Serdang, Sumatra Utara adalah menghadapi pandangan radikal anak didiknya. Mereka sering keras kepala membantah argumen-argumen Ghazali. Murid-muridnya beberapa kali masih bersikeras apa yang orang tua mereka lakukan di masa lalu, dengan bergabung jaringan teroris, adalah hal yang benar dan terpuji. Sebagian pun merasa orang tua mereka telah disiksa dan dibunuh secara tidak adil oleh aparat Indonesia.Mengelola sekolah anak teroris bukan kali pertama bagi Khairul Ghazali bersinggungan dengan ekstremisme. Ulama ini pernah dijebloskan ke bui setelah terbukti terlibat dalam kegiatan mendanai organisasi teroris Jamaah Islamiyah, satu dekade lalu. Ghazali bebas, lalu memilih pertobatan lewat jalur pendidikan. Agar tak ada lagi anak-anak Indonesia yang mendalami radikalisme agama seperti dirinya dulu.Indonesia adalah salah satu pusat radikalisme di Asia. Ratusan penduduk Indonesia bepergian ke Suriah demi berjuang bersama ISIS. Ghazali memperkirakan lebih dari 3.000 anak di Indonesia dibesarkan dalam lingkungan ekstremis. Dia berharap sekolahnya dapat menolong upaya deradikalisasi generasi muda ini, supaya lepas dari lingkaran dendam. Dia ingin membuktikan bahwa pendidikan adalah solusi; bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam.Simak video dokumenter kerja sama VICE News Tonight dan VICE Indonesia di tautan awal artikel ini.
Iklan