FYI.

This story is over 5 years old.

Film

Cerita Sukses Arnold Schwarzenegger di Hollywood Yang Aneh Banget

Dia seharusnya tidak bisa sukses di industri film AS. Nyatanya mantan binaragawan ini jadi bintang film hingga gubernur. Sang legenda baru saja ultah ke-70.

Arnold Schwarzenegger, di puncak kejayaannya, adalah bintang film action kelas atas di sepanjan dekade 80an dan sebagian dekade 90an. Binaragawan kelahiran Austrai sepanjang hidupnya pernah melakoni beragam profesi. Dari pemenang kompetisi Mr Universe, bintang film bokep softcore, pemeran protagonis bengis, spesialis jagoan film action, aktor blockbuster, ikon TV Jepang, gubernur negara bagian, enviromentalis hinga yang terakhir tukang bikin film nostalgia. Agaknya susah untuk tidak mengagumi warna-warni kehidupan "Arnie." Dan guna merayakan hari jadi ke-70 Arnie, mari kita runut kembali warisan yang sudah ditinggalkan Arnie.
Kritiku, geeks, snob film hingga maniak stereoid sumbangsih Arnie selama 40 tahun karirnya di kancah perfilman. Pertanyaan tendensius semisal "Arnie beneran bisa akting enggak sih?" atau "apakah Arnie bertanggung jawab atas kekeringan yang melanda California" justru menutupi fakta tentang imbas Arnie pada budaya populer dan bagaimana ia membentuk segala hal dari video game hingga ukuran maksulinitas kontemporer.

Iklan

Lantaran saya lahir di tahun 1990, Arnie seperti lekat dalam hidup saya, terutama ketika saya tumbuh besar. Arnie ada di mana-mana: mainan, Catridge SNES, Kaos, showbags, talk shows, The Simpsons, dan tentu saja film. Generasi seumurku mungkin sudah terlalu sering mengeluarkan komentar positif atau negatif tentang True Lies dan Kindergarten Cop yang saban minggu tak pernah absen dari layar kaca. Arnie juga punya jasa besar dalam pendidikan film saya. Kalau saya boleh jujur, perkenalan saya dengan adegan kekeraan penuh dari terjadi ketika saya melihat rnie yang berjaket kulit berjibaku di antara ledakan dan hujan pelor.

Kini, di tahun 2017, nostalgia akan Arnold Schwarzegenegger bermuara pada banyak hal. Arnold adalah jembatan kita pada masa muda yang sudah lewat, pada penyewaan VHS serta pada reklame film yang diputar di bioskop gerimis bubar. Arnold adalah kenang-kenangan dari masa ketika ancaman pembasmian global mau tak mau harus dijawab dengan gagah, entah itu dengan post-punk atau Commando. Hebatnya, di zaman internet ini, Arnie tetap bersliweran di mana-mana. Mukanya ada di meme-meme jahil, gifs hingga video best-of. Pendek kata, meski sudah basi, Arnie tak akan ke mana-mana. Dari semua anggota pasukan "Expendable" dekade 80'an, Arnie adalah yang paling murni. Arnie tak punya stok humor kaku ala Sly, keraguan Kurt Russel, sikap suka pamer Van Damme, kegilaan Mel Gibson hingga kesigapan (atau kebotakan) Bruce Willis. Arnie adalah seorang alien. Arnie begitu asing di Hollywood bukan hanya karena dia seorang Austria tulen tepat ketika Hollywood masih memandang Eropa sebagai sarang komunis, tapi karena memang pembawaannya sudah alien banget dari sononya.

Iklan

Arnie pertama kali berperan sebagai karakter utama di film Hercules in New York (1970). Film ini kelak jadi cetak biru semua film Arnie yang berkisah tentang orang asing di tempat yang baru, lengkap dengan segala kekikukannya, sebut saja Twins, Last Action Hero, Total Recall, Terminator 2, dan Kindergarten Cop—Arnie memang tampil maksimal ketika benar-benar menjadi dirinya sendiri. Modal terbesarnya bukan badannya yang berotot tapi justru kerentanannya. Maksud saya, coba deh lihat lelaki perkasa ini. Arnie pernah melakoni peran sebagai manusia setengah dewa, robot pembunuh dan seorang jagoan barbar. Di saat bersamaan, arnie adalah sekumpulan daging dan otot yang membentuk sosok lelaki perkasa ala mitos-mitos Jerman kuno. Tak ayal, kalau kita tak bisa memandang Arnie kecuali sebagai sesosok orang asing. Apa yang kerap dilupakan oleh listicle tentang bintang film aksi 80an tentang Arnie adalah betapa manusiawinya Arnie. Mantan Mr Universe ini punya hati sebaik E.T. kalau kita benar-benar mau memperhatikan. Maka ketika kita melihat Arnie berkacamat mata hitam dalam Terminator, kita tahu bahwa penulis naskah dan sutradara film itu tengah berusaha menutupi sisi manusia Arnie.

Arnie punya kelenturan dan kegigihan yang susah disaingi aktor film kontemporer di tahun 2017. Twins dan Junior—yang dapat rating PG13 dan lebih mirip karya body horror David Cronnenberg—justru berhasil karena baik Danny DeVitto dan Arnie sangat tidak Hollywood. Si bogel bermulut enteng dan raksasa yang enggak Amerika banget adalah paduan yang aneh yag justru efektif. Namun, paduan ini bisa manjur karena Arnie adalah aktor komedi yang baik dan nyaman bermain di film keluarga. Ketika pertama kali melihatnya, aku ingat cuma berpikir "Gila, aktor yang selama dua puluh tahun aku tonton doyan banget nembakin peluru ke orang lain, sekarang malah berperan sebagai seorang lelaki yang….hamil? Oke."

Iklan

Itulah mengapa aksi-aksi Arnie dalam filmnya nendang banget. Ada sesuatu yang secara irosn sangat enggak Hollywood jika kita termasuk orang yang bertepuk tangan ketika alien bernama Arnie ini mematahkan leher seorang penumpang pesawat sambil bilang"Don't disturb my friend, he's dead tired." Arnie adalah jagonya menyuguhkan timing yang komikal. Arnie memahami sepenuhnya presentational performance, sesuatu yang cuma bisa diimpikan Godard (bayangkan, kalau keduanya berkolaborasi. Hasilnya pasti langsung masterpiece). Coba, kalau ada waktu, tonton ulang Commando. Di film, jumlah korban keganasan Arnie menumpuk. Tapi, menariknya, tiap pembunuhan yang dilakukannya adalah pembalasan dendam. Kematian bagi musuhnya bisa adalah kepastian. Kapan kematian itu datang, cuma tuhan dan Arnie yang tahu. Ini diilustrasikan dengan baik dalam adegan ketika Arnie memojokkan karakter yang dipernakan David Patrick Kelly. "Ingat aku pernah janji kau akan aku bunuh terakhir?" ujar Arnie pada David Patrick Kelly yang terpojok di sisi tebing. "Aku bohong."

Bagi generasi saya, jarangnya Arnie nongol di layar kaca menggambarkan kegamangan yang lebih besar. Selama Arnie pergi, Dunia dan kehidupan kami morat-marit. Pasca peristiwa 9/11, adegan film True Lies Ketika Arnie menembakkan misil—lengkap dengan tokoh antagonis yang kebetulan tersangkut di salah satu ujungnya—ke arah sebuah gedung pencakar lagi hancur tak bisa lagi kami cela sebagai efek CGI kampungan. Pasca 9/11, adegan ini punya penafsiran yang gelap. Sementara itu, kekuatan aksen tebal austria Arnie perlahan luntur bersama luruhnya mimpi-mimpi hebat ala Amerika Serikat yang dulu pernah dijadikan fetish lewat film-filmnya. (film-film) kini jadi film yang tak dilirik bahkan kios-kios DVD bajakan.

Tiap kali saya kepikiran nasib Arnie, saya teringat kembali nonton video rentalan film Arnie yang paling disepelekan Last Action Hero (1993), sebuah film yang sejatinya adalah parodi semua film aksi jagon berotot. Dalam sebuah adegan kejar-kejaran mobil, Arnie berputar dan menembak sebuah truk es krim hingga meledak. Satu cone es krim melayang dan membunuh salah satu kroco yang mengejarnya. Sedetik kemudian, ia berbalik pada lawan mainnya yang masih muda, hampir melihat ke arah kamera. Dari mulut Arnie keluar kalimat absurd pemancing tawa. "Iced that guy…to cone a phrase."

Mata biru Arnie berkilat.

Follow Patrick di Twitter