Lewat Ilustrasinya, Seniman Instagram Ajak Kita Tak Malu Punya Jerawat, Selulit, atau Tubuh Difabel
Semua ilustrasi diunggah seizin Marcela Sabiá.

FYI.

This story is over 5 years old.

Standar Kecantikan

Lewat Ilustrasinya, Seniman Instagram Ajak Kita Tak Malu Punya Jerawat, Selulit, atau Tubuh Difabel

Jerawat, gurat kulit, dan lemak tubuh kerap coba ditutup-tutupi. Nah, seniman Brasil bernama Marcela Sabiá meyakinkan kalau semua kondisi tubuh itu normal dan harus kita rayakan.

Artikel ini pertama kali tayang di i-D

Gambar-gambar Marcela Sabiá sekilas memberimu efek mengawang-ngawang, tapi ini bukan berarti ilustrasinya tidak berakar pada realitas. Seniman asal Brasil ini menggunakan krayon untuk menggambar perempuan berjerawat, bergurat kulit, dan memiliki bulu ketiak—sebagai bentuk partisipasinya dalam gerakan tubuh positif yang terus berkembang. Lewat gaya estetikanya yang lembut, Marcela berusaha mengubah kecenderungan masyarakat untuk melabeli kualitas dan fungsi alami tubuh manusia, terutama tubuh perempuan. Misalnya karya dia yang menunjukkan grafik berbagai ukuran dan warna puting yang berbeda, menekankan bahwa setiap perempuan memiliki payudara yang berbeda-beda, dan ini semua normal.

Iklan

Seniman asal São Paulo ini selalu membubuhkan pesan untuk menemani setiap gambarnya. “Hanya ingin mengingatkanmu bahwa memiliki jerawat bukan berarti kamu tidak layak dicintai, dihargai, atau kotor,” tulisnya lewat sebuah postingan. “Ini adalah bagian dari menjadi manusia dan kita bukan sekedar penampilan kita saja.”

Akun Instagram Marcela, yang memiliki lebih dari 33 ribu follower, menawarkan jeda dari banyaknya foto-foto rekayasa photoshop yang membanjiri akun sosmed kita dan mengingatkan betapa berbahayanya persepsi kita akan kecantikan yang ideal, dan betapa pentingnya untuk bisa mendobrak standar ini.

“Saya selalu memiliki standar kecantikan yang menimbulkan banyak penderitaan,” ujar Marcela saat dihubungi i-D lewat surel. Marcela sadar betul betapa menyakitkannya proses berusaha mengubah penampilan fisik agar “diterima” lingkungan. “Saya selalu merasa rambut saya jelek dan saya ingin punya rambut lurus. Saya sempat melakukan beberapa perawatan yang agresif dan bahkan pernah melukai kulit kepala.”


Tonton dokumenter VICE mengenai sekte "feminis Islam" di Turki yang berusaha melawan dogma dan standar kecantikan umum:


Kini, dia belajar untuk menggunakan kecemasannya ini sebagai bahan bakar kreativitas. “Semua perihal ini mempengaruhi karya saya karena saya ingin sekali mendeskontruksi standar-standar yang sudah ada,” tulisnya. “Bukan hanya bagi saya sendiri, tapi juga bagi perempuan-perempuan lain yang merendahkan dirinya sendiri seperti saya dulu.”

Iklan

Marcela ingin perempuan menerima tubuhnya sendiri apa adanya, lengkap dengan jerawat dan lainnya.

i-D: Apa yang membuatmu menciptakan ilustrasi yang menyoroti “kekurangan” tubuh seperti jerawat secara positif?
Marcela Sabiá: Semuanya dimulai dengan rasa percaya diri saya yang rendah. Saya merasa kurang dan berusaha menghibur diri, jadi saya menggambar untuk menghibur diri sendiri. Saya sangat terkejut dan senang menerima banyak feedback positif dari orang-orang yang merasa terwakili oleh ilustrasi saya. Sejak itulah saya berfokus di gambar-gambar seperti ini.

Apa yang berusaha kamu lawan dari standar kecantikan ideal?
Saya ingin mendalami ide-ide tentang tubuh manusia yang perlu didekonstruksi, dan juga mengenai kesehatan mental dan hubungan manusia. Masih banyak prasangka negatif mengenai topik-topik ini dan saya ingin melihat orang-orang lebih secara bebas menceritakan pengalaman mereka—tanpa takut dihakimi.

Bagaimana perasaanmu ketika melihat gerakan seperti #AcnePositivity menjadi populer di media sosial?
Jujur, ini sangat menggembirakan. Media sosial biasanya digunakan untuk menggembor-gemborkan kesempurnaan: orang-orang yang rupawan, selalu bahagia, dan bebas dari masalah, dan ini sangat mengganggu saya. Di dunia nyata, tidak ada yang memiliki kulit mulus sempurna, tidak ada yang namanya Photoshop. Melihat gerakan-gerakan macam ini membuat saya optimis bahwa kita akhirnya berani membicarakan realitas. Kita tidak sempurna, kita semua merasa kurang, kita punya selulit, jerawat, hari-hari yang buruk, dan ini sah-sah saja. Ada positivitas dan kecantikan dalam semua ini.

Iklan

Apakah menurutmu masyarakat semakin berkembang dalam menerima hal-hal seperti bulu tubuh dan jerawat pada tubuh perempuan?

Saya yakin sekarang respons umum bertambah baik, tapi prosesnya memang butuh waktu. Ini wajar karena kita semua diajarkan untuk memandang karakteristik-karakteristik ini sebagai hal yang negatif. Tapi ada banyak perempuan hebat di luar sana yang mengupayakan perubahan, dan ini keren. Ini sesuatu yang harus terus diupayakan, secara internal dan eksternal.

Karyamu menunjukkan sisi “feminin” yang sangat unik dan kuat. Apakah ini pemilihan gaya yang disengaja?
Awalnya, tidak. Saya meyakini bahwa seniman selalu mengekspresikan jiwanya sendiri dan dengan berkarya, saya bisa mewujudkan hubungan mendalam yang selalu saya miliki dengan dunia perempuan—tentang kecantikan, dan tantangannya. Semua masalah yang harus dihadapi perempuan sangat menarik bagi saya.

Seperti apa rasanya menjadi seorang seniman di Brasil? Seperti apa rasanya kini memiliki banyak penggemar internasional?
Menjadi seorang seniman di Brasil tidak mudah. Di sini, seniman tidak terlalu dianggap dan kultur kami belum menghargai seni sebagaimana seharusnya. Ini masih dipandang sebagai sekedar “hobi” oleh banyak orang. Sebagai negara dunia ketiga, kami tidak banyak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan sisi artistik karena ribuan orang masih belum bisa memenuhi kebutuhan primer. Jadi mendapat penerimaan internasional sangat signifikan buat saya, dan ini memberikan saya kesempatan untuk bekerja melakukan apa yang saya mau.

Iklan

Simak beberapa ilustrasi lain dari Marcela Sabiá di tautan berikut: