FYI.

This story is over 5 years old.

stream of the crop

Deretan Album Seru Untuk Menemani Kalian Selama Sepekan

Mulai dari karya terbaru Angel Olsen, album keren Whitney, serta proyek heavy metal seru dari Cloack.

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey

Awal minggu adalah waktu yang tepat memburu musik-musik baru. Sayangnya, kita kadang kebingungan mulai dari mana. Karena itulah, tiap minggu tim redaksi Noisey menyusun daftar album, mixtape, atau EP yang bisa kamu putar seminggu penuh. Kalian juga bisa mencoba lagunya langsung lewat pemutar streaming di artikel ini. Kami sadar rekomendasi tersebut tidak mungkin bisa komprehensif menggambarkan yang sedang seru dari kancah musik. Setidaknya kami berharap usulan kami membantu kalian menemukan musik-musik baru yang menghibur. Jadi, silakan membaca daftarnya!

Iklan

Yung Lean: Stranger

Yung Lean baru berumur 21 tahun dan baru saja merilis album ketiganya. Yang lebih bikin ngeselin lagi, album barunya, berjudul Stranger, ternyata bagus. Jelas albumnya yang paling dewasa sejauh ini, Stranger terdengar santai, dan memberikan Yung Lean kesempatan untuk menunjukkan keluwesannya. Track macam “Hunting My Own Skin” yang terang dan bikin bergoyang kemungkinan besar akan menarik perhatian dari khalayak arus utama. Sementara di lagu-lagu seperti “Agony” dan “Yellowman,” dia menunjukkan pengaruh Daniel Johnson dan membawakan nuansa yang lebih reflektif. Stranger adalah sebuah album yang menunjukkan berbagai sisi Yung Lean saat ini, dan jujur ya, enak banget buat didengar. —Lauren O’Neill

Whitney: Light Upon the Lake: Demo Recordings

Sebagai koleksi demo yang hanya sedikit berbeda dari album seutuhnya, Light Upon The Lake: Demo Recordings seharusnya tidak lebih dari sekedar rilisan sampingan. Namun ternyata, versi awal lagu-lagu ini bahkan terdengar lebih mantap dibanding versi album propernya. Vokal falsetto Julien Ehrlich terdengar jelas di setiap track, tempo lagu diperlambat sedikit, dan terasa jelas bahwa Whitney menemukan sesuatu yang spesial dalam proses pembuatan album ini.—Alex Robert Ross.

Cloak: To Venomous Depths

Kuartet yang sedang naik daun ini memainkan heavy metal dengan elemen melodic black/death metal (bayangkan album Reinkaosnya Dissection) yang kadang masuk ke ranah black ‘n’ roll ala Satyricon. Mereka juga berhasil menciptakan semacam aura Southern Gothic, menyalurkan melankolia dan magnolia. Band ini spesial, dan semoga mereka mendapatkan perhatian yang layak. —Kim Kelly

Iklan

Sleigh Bells: Kid Kruschev

EP dari twee-noise duo ini bisa saja satu dari sederetan EP yang akan dirilis. Gitaris Derek Miller mengatakan mereka ingin merilis EP “secara konsisten” ke depannya. Miller juga mengatakan bahwa Kid Khruschev adalah hasil dari dia dan vokalis utama Alexis Kruass “menerima rasa cemas pribadi dan dunia saat ini.” Nikmati sound penuh distorsi Sleight Bells di rilisan ini.—ARR

Wiz Khalifa: Laugh Now, Fly Later

"Paling album ini isinya lagu-lagu tentang mariyuana. Kayaknya anak-anak muda pada doyan sama dia.”—Trey Smith

Field Medic: Songs from the Sunroom

Semenjak 2014, Kevin Patrick terbilang sangat produktif: merilis beberapa single, EP, mixtrape dan album penuh pada 2015, dan kebanyakan direkam dalam ruang apartemennya. Lewat telepon, dia berkelakar bagaimana musiknya membantunya mengatasi rasa cemas. “Banyak orang takut berada di atas panggung, tapi saya ketakutan sepanjang hari,” jelasnya. “Begitu naik panggung saya malah merasa nyaman dan bahagia.” Sama seperti rilisan sebelumnya, banyak sekali tembang soal mabuk cinta dan rasa cemas di sini, ditampilkan sebagai album kompilasi 15 lagu oleh Run For Cover Records. —John Terry

Auðn: Farvegir Fyrndar

Andri menyengir ke gitaris bandnya di seberang meja. “Ketika kami ingin menciptakan konsep yang solid, band kami malah pecah jadi dua,” kata Hjalti. “Sisi yang serius membuahkan Auðn dan ketika kami ingin bersenang-senang, kami punya Hubris, tapi sebetulnya saya gak doyan black metal.” Farvegir Fyrndar merupakan bentuk penghormatan terhadap banyak fase black metal—mulai dari pencetus macam Mayhem dan Emperor hingga band-band kontemporer yang mendorong batas genre macam Blut Aus Nord dan Deathspell Omega yang kerap disandingkan dengan mereka. “Saya belum pernah mendengar satu lagu penuh dari Deathspell Omega,” ungkap Aði. “Jangan liat feed YouTube saya ya, isinya musik sampah semua!” —Louise Brown

Iklan

Angel Olsen: Phases

Menyajikan kumpulan B-side, rarities, dan demo, sepanjang karir Olsen dari 2010 hingga sekarang, Phases terasa hipnotik. Tidak aneh memang, mengingat Olsen tidak suka terburu-buru. Album ini menyajikan single macam “Special” dan “Sans.”

Jangan lupa Follow Noisey di Twitter.