FYI.

This story is over 5 years old.

Keamanan Komputer

Apakah Program Antivirus Masih Dibutuhkan Zaman Sekarang?

Antivirus adalah piranti wajib pengguna komputer 20 tahun terakhir. Mengingat perkembangan OS masa kini, masih perlukah kita meng-install program tersebut?
Ilustrasi perangkat lunak antivirus.
Foto ilustrasi Cathryn Virginia/Motherbaord 

Lebih dari 20 tahun berlalu, sejak seorang mahasiswa secara tidak sengaja melepaskan virus pertama di internet. Setelah momen itu, memakai program antivirus telah menjadi sebuah keharusan, terutama bagi para pengguna PC.

Mengingat sistem operasi (OS) masa kini semakin mengutamakan keamanan, baik di iOS dan bahkan Windows 10, sejumlah pakar komputer percaya era kejayaan antivirus telah berlalu. Mungkin antivirus tidak begitu dibutuhkan atau bahkan bisa menimbulkan risiko pada penggunanya. Jadi, menjelang akhir 2018, apakah kita masih memerlukan antivirus?

Iklan

Jawabannya: tergantung.

Secara umum, kamu masih perlu meng-install antivirus apapun OS yang kamu pakai. Kalau kamu mengkhawatirkan keamanan iPhonemu, sebenarnya tidak ada software antivirus untuk OS buatan Apple. Selain itu iOS dirancang agar sangat sulit bagi hacker menyerang pengguna iPhone, apalagi dalam skala massif. Begitu pula komputer-komputer Apple, yang menggunakan MacOS, tidak tersedia begitu banyak antivirus. Tetapi dengan ancaman malware pada Mac yang sedikit meningkat, memiliki antivirus tetaplah ide baik.

Sebaliknya, kalau kamu memakai ponsel Android, punya antivirus memberi banyak keuntungan—apalagi karena sudah ada beberapa kasus app-app yang memangsa pengguna di Google Play Store. Dalam kasus Android, install antivirus akan membantu konsumen. Itu kesimpulan Martijn Grooten, editor majalah Virus Bulletin.

Begitu juga dengan komputer yang menggunakan Windows, Grooten percaya software antivirus masih sangat dibutuhkan.

"Antivirus dirancang agar cerdas dalam membuat keputusan pengamanan untuk pengguna," kata Grooten saat diwawancarai Motherboard. Dia mengklaim, jika kamu tipe yang sembrono membuka attachment email, mengklik link, atau jika kamu memang gagap teknologi, antivirus berjasa menghindari kesalahan yang kamu mungkin membuat pada situasi-situasi macam itu.

Adapun untuk Simon Edwards, pendiri SE Labs—perusahaan yang menguji dan menilai kemampuan software antivirus—meskipun punya antivirus keluaran Windows bernama Defender sudah cukup aman, kamu sebaiknya juga meng-install antivirus buatan pihak ketiga.

Iklan

"[Defender] jelas bukan yang terbaik, tapi punya program itu masih lebih baik daripada tidak memiliki antivirus sama sekali," ujar edwards kepada Motherboard. "Kami masih melihat kelebihan manfaat ketika konsumen mau membayar sebuah software antivirus."

Bahkan Joxean Koret, peneliti keamanan yang bertahun-tahun menyelidiki dan menemukan beberapa virus percaya pengguna awam—maksudnya orang yang tidak mungkin menjadi sasaran hacker negara—sudah seharusnya menggunakan antivirus.

"Buat orang biasa yang memakai komputer di rumah, mereka seharusnya menggunakan antivirus," kata Koret saat dihubungi Motherboard lewat telepon.

Kalau kamu memakai Windows 10 dan tidak mau mengandalkan Defender saja, berbagai majalah dan situs web menyarankan program antivirus berikut: McAfee, Bitdefender, serta Kaspersky Labs.

Nah, bagi komputer milik perusahaan atau pemerintah, situasinya menjadi lebih membingungkan. Ironisnya, software antivirus dapat menjadi sebuah beban. Antivirus biasanya beroperasi dengan izin dan akses tertinggi pada sebuah komputer. Artinya mereka bekerja sebagai admin, yang mengizinkan antivirus untuk memantau, mengakses data, dan mematikan proses-proses lain. Ini merupakan keuntungan, tapi kalau ada yang berhasil mengkompromikan antivirus tersebut, maka mereka akan mendapatkan akses pada keseluruhan operating system.

Karena itu sekarang Windows Defender beroperasi secara terisolasi dari program-program kritis (sandboxing), yang secara teoritis menyusahkan peretas melompat dari antivirus yang telah dikompromikan ke aplikasi lain.

Tetap saja, serangan yang mengeksploitasi antivirus sangat jarang, dan biasanya dilakukan oleh peretas canggih seperti yang bekerja di Dinas Intelijen Dalam Negeri AS (NSA). Program khusus NSA dilaporkan bertahun-tahun menyerang antivirus dan diduga membobol server perusahaan Rusia Kaspersky Lab dengan cara mengeksploitasi software antivirus internalnya. Ada pula peretas pemerintah Rusia, yang diduga meretas dan mencuri dokumen-dokumen rahasia dari kontraktor NSA yang menggunakan antivirus Kaspersky Lab pada komputernya.

Kesimpulannya, memang masa kejayaan antivirus sudah berlalu untuk pengguna awam—apalagi kalau kamu cuma pakai ponsel pintar. Tapi kalau kamu bekerja dan beraktivitas paling rutin pakai komputer Windows, akan lebih baik kamu tetap punya sistem pengamanan macam itu.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard