FYI.

This story is over 5 years old.

kesehatan

Tren Baru 'Minum Air Mentah' Cuma Buat Mereka yang Senang Terkena Diare

Penggagas Live Water bilang airnya bisa tahan selama “satu siklus lunar” sebelum berubah warna jadi hijau. Wow, pastinya aman banget!
Foto via Flickr dari Jose Jaf

Dua tahun lalu, penggagas InfoWars Alex Jones ngamuk karena “gay bomb” yang katanya dilancarkan pada populasi Amerika. “Menurutmu, air keran itu apaan? Itu, kan, gay bomb,” teriaknya dengan mata melalak. “SAYA ENGGAK SUKA MEREKA NAMBAHIN ZAT KIMIA KE DALAM AIR YANG BIKIN KODOK-KODOK JADI GAY! NGERTI KAMU?” Sori-sori aja, nih, Alex. Tapi kami enggak ngerti. Tapi, gagasan gila seperti itu mendadak jadi lebih diterima jika disampaikan oleh seorang laki-laki di Silicon Valley. Menurut sebuah laporan New York Times, ada tren terbaru di sebagian wilayah California: air mentah. Ya, air yang belum disaring, dimasak, atau disterilkan dengan cara apapun. Air ini langsung dikemas dalam botol dari sumber mata air yang, menurut para konsumen, membuat probiotik alami dalam air berkembang. Para ilmuwan kurang sepakat, menyampaikan bahwa satu-satunya yang akan terjadi adalah diare. Salah satu startup yang meningkatkan risiko kolera lewat gelas-gelas air adalah Live Water, yang setiap botol 2.5 galonnya dijual seharga $36.99 (meski Business Insider bilang bahwa, sejak diliput dalam Times, harga mereka meroket jadi $60.99 per jerigen). “Air keran? Itu mah sama aja dengan minum air toilet penuh pil KB,” ujar penggagas Live Water Mukhande Singh pada Times. “Selain Chloramine, mereka juga memasukan fluoride. Mungkin saya terdengar seperti orang-orang yang percaya teori konspirasi, tapi itu adalah obat yang mengontrol pikiran tanpa manfaat apapun pada kesehatan gigi kita.” Kita enggak akan menyebut dia begitu lah. Singh, yang lahir dengan nama Christopher Sanborn, bilang bahwa airnya akan tetap segar selama “satu siklus lunar” sebelum berubah warna jadi hijau, karena itu bukan “air mati” yang biasanya kita gunakan. Dalam sebuah video pemasaran yang sureal untuk Live Water, dia membuat serangkaian klaim mustahil soal air pegunungan, termasuk bahwa airnya itu menyebabkan tetangganya bisa menyusui kembali.

Iklan

“Kali pertama saya meminum air segar dari mata air, saya merasakan sejenis energi dan kedamaian dalam diri saya,” ujar Singh dalam videonya. (Sains menyimpulkan bahwa, bisa jadi perasaan itu timbul akibat tai hewan.) Dalam sebuah panduan untuk para backpacker dan pengelana yang mungkin terdorong minum air mentah, Center for Disease Control mengingatkan bahwa, kecuali air tersebut direbus selama sekurang-kurangnya stau menit, air tersebut bisa mengandung protozoa yang lahir dari tinja, bakteri, dan virus-virus termasuk hepatisis, meningitis dan giardia.

Kecuali kamu adalah pendaki gunung yang kurang persiapan, tidak ada alasan untuk minum air langsung dari sumbernya, yang kemungkinan besar mengandung lebih dari satu jenis possum carcass. Pada umumnya, air keran dan air kemasan sebetulnya oke-oke saja, dan keduanya diregulasi; Ars Technica menjelaskan bahwa, dengan Safe Drinking Water Act, EPA menetapkan standar untuk 90 jenis mikroorganisme, disinfektan, dan kontaminan berbeda yang mungkin ditemukan dalam air keran. Selain itu, FDA memiliki standarnya sendiri menyoal air kemasan dan bisa menginspeksi fasilitas pengemasan air. Sementara itu, Live Waters dipromosikan oleh seorang laki-laki dengan janggut jarang-jarang yang meregulasi “sistem pengantar netral karbonnya sendiri.

“Ada keindahan tersembunyi pada sifat kita yang mudah lupa,” ujar suara robot dalam video Live Water. Malangnya, perusahaan tersebut tampak mudah lupa soal disentri. “Penyakit [dalam air mentah] yang membunuh nenek-kakek kita sepenuhnya terlupakan,” ujar pakar keamanan makanan Bill Marler pada Business Insider. “Semuanya baik-baik saja sampai anak perempuan berusia 10 tahun meninggal dunia secara tragis akibat kolera di Montecito, California.”

Yak. Good luck deh, Mukhande. Semoga kamu punya cukup persediaan tisu toilet mentah.