Penyiksaan Binatang

PETA Kecam Pemkot Bandung Karena Bagikan Anak Ayam ke Bocah Buat Atasi Kecanduan Gawai

Menurut lembaga penyayang binatang internasional itu, memaksa bocah SD merawat anak ayam berisiko jadi penyiksaan hewan. Anak-anak juga rentan terinfeksi bakteri berbahaya.
PETA Kecam Pemkot Bandung Karena Bagikan Anak Ayam ke Bocah Buat Atasi Kecanduan Gawai
Ini contoh anak ayam yang dibagikan Pemkot Bandung kepada anak SD demi mengatasi kecanduan gawai. Foto oleh Timur Matahari/AFP

Masih ingat inisiatif Wali Kota Bandung Oktober lalu yang ingin membagi-bagikan anak ayam kepada siswa SD dan SMP agar enggak mainan hape terus? Saya punya update-nya!

Pertama, pilot project ide itu sudah dieksekusi minggu lalu lewat pembagian 2 ribu anak ayam kepada siswa lelalki kelas 5 SD sampai 2 SMP di Kecamatan Cibiru dan Gedebage, Kota Bandung.

Kedua, program yang diberi nama Chickenisasi ini membuat nama Oded dikenal kalangan internasional. Bukan karena jadi wali kota teladan atau semacamnya, tapi karena ia dikirimi surat protes dari organisasi pemerhati binatang internasional.

Iklan

The People for the Ethical Treatment of Animals atau biasa dikenal dengan julukan PETA, melayangkan nota protes terkait Chickenisasi. Jason Baker, Wakil Presiden PETA Cabang Asia, meminta Oded menghentikan program ini karena menyerahkan anak ayam tanpa menjamin keselamatannya adalah penyiksaan binatang.

"Menggunakan anak ayam sebagai alat mengajar agar anak tidak bermain ponsel adalah salah dan sembrono. Proyek ini menempatkan hidup anak ayam dalam bahaya. Mereka yang bertahan hidup biasanya akan tetap dibunuh ketika proyek selesai. Tolong jangan bahayakan hidup anak ayam dan siswa dengan melanjutkan rencana ini," ujar Jason, dikutip dari rilis pers PETA yang pertama kali dilaporkan Coconuts.

Baker mengingatkan bahwa tanpa pelatihan yang cukup, memelihara ayam justru berbahaya untuk anak. Misal, memegang ayam secara sembrono bisa membuat anak terpapar bakteri berbahaya seperti E. coli (penyebab diare dan radang usus) dan Salmonella (penyebab demam tifus). Baker menyatakan PETA siap membantu pemerintah Kota Bandung mencari solusi lain yang lebih manusiawi dalam mengatasi kecanduan gadget anak.

Sebelumnya, pada Kamis (21/11), Oded meresmikan program sambil membela diri bahwa penyerahan anak ayam kepada anak-anak lebih dari sekadar solusi mengatasi kecanduan gadget, tapi soal edukasi dan pengembangan karakter.

"Program Chickenisasi ini bukan semata-mata mengalihkan anak pada gadget, tapi ini merupakan sebuah konsep yang hadir di Kota Bandung sebagai respons positif pada program revolusi mental dengan menghadirkan pendidikan aktif, kolaboratif, integratif," ujar Oded kepada BBC Indonesia.

Iklan

Bagaimana mungkin kita bisa percaya kampanye revolusi mental dari orang yang memberikan program anak ayam hanya kepada laki-laki saja, sedangkan siswa perempuan malah dikasih bibit pohon buah? Sampai detik ini, rasanya siapapun akan bingung menjustifikasi pembedaan ini.

Yang jelas, ini bukan protes pertama PETA kepada Indonesia. Pada 2018 lalu, PETA pernah mengecam perlakuan tempat pariwisata di Pulau Gili, Nusa Tenggara Barat, kepada kuda di sana. Untuk melayani para wisatawan, setiap hari lebih dari 500 kuda kuda dipaksa jadi kurir pembawa barang-barang berat dan kebutuhan manusia lainnya sambil keliling pulau.

PETA melihat kuda-kuda tersebut jarang diberi minum dan waktu beristirahat padahal mereka bekerja hingga larut malam. Akibatnya, kuda di Pulau Gili hanya punya angka harapan hidup mengenaskan: Ssatu sampai tiga tahun saja, sementara kuda seharusnya bisa hidup sampai 30 tahun.

Pada tahun yang sama, PETA juga kesel banget dengan cara tentara Indonesia cari muka di depan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis saat kunjungannya ke Jakarta. Demi menghibur Jim, beberapa personel tentara Indonesia melakukan demonstrasi memotong kepala ular hidup-hidup dan meminum darahnya. Bahkan, ada satu tentara yang, entah apa cita-citanya, memotong ular sampai badannya terputus menggunakan gigi.

Selama masih ada yang percaya bahwa menggigit ular hingga terputus dari badannya adalah hiburan, kayaknya Oded dan pemerintah enggak usah ngoceh soal revolusi mental dulu, deh.