Kartel Narkoba

Kartel Kirim Penggalan Kepala ke Kapolres Tijuana Meksiko di Hari Pertama Menjabat

Ancaman dan teror terhadap polisi di Meksiko amat lazim terjadi. Apalagi kalau polisi tersebut dianggap antek kartel rival.
Kartel Kirim Penggalan Kepala ke Kapolres Tijuana Meksiko di Hari Pertama Menjabat
Aparat Meksiko berjaga di salah satu ruas jalan Kota Tijuana, wilayah sarat kekerasan akibat kartel di Meksiko. Foto oleh GUILLERMO ARIAS/AFP via Getty Images.

Kepala Kepolisian Resor Tijuana, Meksiko, mendapat kejutan tak disangka-sangka di hari pertamanya menjabat. Kepala manusia yang terpenggal berisi ancaman ditujukan untuknya oleh kartel narkoba.

Kepala tersebut sudah membusuk, dibungkus dalam plastik, diletakkan di pinggir jalan kota Tijuana. Dalam kantong tersebut ditempelkan kertas yang menuding Rafael Vázquez adalah antek kartel Sinaloa, dan bakal memicu pertumpahan darah di kota tersebut.

Iklan

Kartel yang melakukan ancaman itu dipastikan rival Kartel Sinaloa. Pesan itu menjuluki Vázquez sebagai “penculik yang menjalankan perintah pesanan petinggi Sinaloa”.

“Tijuana akan bergolak bila si penculik itu masih jadi kepala kepolisian,” demikian bunyi pesan tersebut. Potongan kepala manusia tersebut ditemukan warga pada 5 Oktober 2021, dan segera dilaporkan ke aparat. Sehari sesudahnya, dua pesan lain bernada serupa ditemukan aparat Tijuana dengan cipratan darah binatang, namun tidak disertai kepala manusia.

Rafael Vázquez adalah polisi yang sudah bertugas 19 tahun, dan terkenal punya reputasi yang kurang bersih. Pada April 2017, pernah muncul spanduk di jembatan Tijuana, yang menuding kalau dia menerima suap dari Kartel Sinaloa. Pemasang spanduk itu tidak diketahui sampai sekarang.

Sedangkan pada 2019, Vázquez diperiksa propam atas dugaan menerima suap untuk mempercepat promosi anak buahnya di kepolisian, serta dugaan penyiksaan tahanan. Sampai sekarang, dia tidak pernah dihukum atas berbagai kasus tersebut.

Tijuana adalah salah satu kota terpenting dalam arus distribusi narkoba dari Amerika Selatan ke Amerika Serikat. Sabu dan kokain biasanya singgah di kota itu, sebelum diselundupkan. Alhasil, banyak kartel bercokol di kota tersebut, membuat Tijuana masuk daftar 10 kota paling berbahaya sedunia. Pemicu kekerasan dan pembunuhan di kota itu hampir selalu akibat pertarungan antar anggota geng kriminal berebut wilayah dan kuasa.

Iklan

Hingga artikel ini dilansir, Vázquez tidak bersedia berkomentar mengenai ancaman yang ditujukan padanya itu, serta tudingan bahwa dia menerima perintah dari kartel. Adapun wali kota Tijuana, Monserrat Caballero, lewat jumpa pers tetap memberi dukungan pada sang kapolres baru. “Saya justru menganggap kalau kartel sampai mengancam seperti itu, berarti mereka takut pada [Vázquez]. Itu tanda kalau dia bekerja dengan baik sebagai polisi,” kata sang wali kota.

Kartel Sinaloa, yang disebut sebagai patron sang kapolres, adalah organisasi kriminal paling berpengaruh dalam perdagangan narkoba lintas negara Amerika Selatan. Pemimpin kartel tersebut Joaquín “El Chapo” Guzmán, sudah dipenjara seumur hidup di Amerika Serikat. Namun anak buahnya masih menguasai jalur-jalur penyelundupan penting.

Ancaman terhadap polisi di Meksiko lazim terjadi. Seringkali, caranya adalah menuduh bahwa sosok tersebut antek kartel rival, untuk mendiskreditkan citranya di mata masyarakat. Masalahnya, jajaran petinggi kepolisian Meksiko dalam berbagai kasus memang terbukti korup dan menerima duit haram dari pengedar narkoba.

Salah satu sosok petinggi kepolisian yang terungkap menerima duit kartel adalah Genaro Garcia Luna. Sebagai pemimpin tertinggi jajaran kepolisian Meksiko selama 2006 hingga 2012, Luna menurut temuan Kejaksaan Agung Amerika Serikat menerima transfer uang rutin bernilai jutaan dollar dari Kartel Sinaloa.

Pada 2019, dia ditahan aparat AS dan diekstradisi, karena beberapa suap yang dia terima ada yang terjadi di wilayah Negeri Paman Sam. Luna membantah bahwa dia pernah disuap oleh Kartel Sinaloa. Dia kini menanti proses pengadilan di New York.